Tentang Hari Raya Kenaikan Tuhan Kita
[by: Yang Benar Fr.Sebastian Dabovich]
Date: 30 Mei 2015
*diterjemahkan dan diedit oleh Fr. Kyrillos Junan S.L.
San Francisco, 1899, “Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." - Kis. 1:10, 11
"Dua orang yang berpakaian putih," yang segera setelah kenaikan Tuhan nampak kepada para Rasul dan bertanya mengapa mereka berdiri melihat ke langit, dua orang itu tanpa diragukan adalah penghuni surga; oleh karenanya tidak akan diduga bahwa hal ini adalah tidak menyenangkan bagi mereka, atau bahwa mereka menghendaki untuk mengarahkan tatapan mata pada orang-orang Galilea di tempat lain? Tidak. Mereka hanya menginginkan untuk mengakhiri dengan keheranan-takjub lamban para Rasul ketika mengatakan: “Mengapa kamu berdiri melihat ke langit?”. Setelah mereka disadar-bangkitkan dari ketakjuban mereka, dua orang yang berpakaian putih itu menarik mereka ke dalam meditasi, dan mengajar mereka dan kita dengan apa pemikiran kita seharusnya menatap ke langit, mengikuti Yesus, Tuhan kita yang telah naik ke sana. “Yesus yang sama”, mereka menambahkan, “yang terangkat dari padamu ke surga, akan datang kembali dengan cara seperti yang kamu lihat Dia naik ke sorga”.
Murid-murid Sang Juruselamat kemudian melihat pemenuhan yang tepat dari kata-kata-Nya, yang Maria Magdalena telah menceritakan pada mereka: “Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu” (Yoh. 20:17). Mereka menyimpulkan bahwa kunjungan penuh sukacita tersebut yang Dia telah anugerahkan kepada mereka selama empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati, percakapan itu mengandung pelajaran dengan-Nya, bahwa persekutuan jelas-gamblang di antara mereka dan kemanusiaan ilahi-Nya, pada saat itu berakhir. Ketika tak satupun tangan atau suara lebih lama bisa mencapai-Nya, mereka mengikuti-Nya dengan mata mereka, ingin menahan-Nya; mereka tampak tabah memandang ke langit saat Dia terangkat naik. Kita bisa membayangkan para Rasul pasti merasa betapa tak terukur kehilangan setelah kenaikan Yesus ke Surga, sedang semua dan segala sesuatu di dunia bersama mereka; dan sangat kehilangan ini dimana kekuatan surgawi itu bergegas menghibur mereka ketika mengatakan kepada mereka, bahwa “Yesus ini. . . akan datang kembali”.
Dalam mempertimbangkan keadaan dari kenaikan Kristus ke surga, kita mungkin pertama mencatat berkat yang kemudian Dia berikan kepada para Rasul, dan itu terjadi, kata Penginjil Lukas, “sementara Dia memberkati mereka Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga” (Luk. 24:51). Betapa saat ini menunjukkan kasih karunia Kristus tak pernah berakhir, demikian informasi ini diungkapkan kepada kita, umat Kristen! Tuhan memulai sebuah berkat, dan sebelum selesainya naik ke surga; sementara Ia memberkati mereka Dia terangkat ke surga. Dengan demikian bahkan setelah kenaikan-Nya yang Ia masih tetap memberikan berkat-Nya. Berkat itu mengalir dan turun terus-menerus atas para Rasul; melalui mereka itu disebarkan kepada orang-orang yang mereka berkati dalam nama Yesus Kristus; orang-orang yang telah menerima berkat dari Kristus melalui para Rasul menyebarkannya di antara orang-orang lain (bdk. Yoh. 17:3, 9, 20); dan dengan demikian melakukan semua yang termasuk dalam Gereja yang Kudus, Katolik dan Apostolik, mengambil bagian dalam satu berkat Kristus. Seperti embun di Gunung Hermon, yang turun ke atas bukit Sion (Mzm. 133:3), begitu juga berkat damai-sejahtera ini turun atas setiap jiwa yang bangkit di atas setiap hawa nafsu dan segala keinginannya (Gal. 5:24), atas kesia-siaan (Rm. 8:20) dan kekuatiran dunia ini (Mat. 13:22; Mrk. 4:19); sebagai meterai tak terhapuskan akan mencap mereka yang berada dalam Kristus sedemikian rupa sehingga pada akhir zaman Ia akan memanggil mereka yang ditandai ini keluar dari tengah-tengah seluruh umat manusia, mengatakan, “Mari, hai kamu yang diberkati!” (Mat. 25:34).
Dan sekarang, saudara-saudaraku, mari kita mempertimbangkan bagaimana yang diperlukan bagi kita sekarang adalah untuk berusaha mendapatkan, memelihara dan mempertahankan berkat dari Kenaikan Tuhan ini, yang turun atas kita juga melalui Gereja Rasuliah itu. Jika kita telah menerima dan memelihara berkat itu, kita akan, pada masa adven kedatangan Yesus Kristus yang kedua, dipanggil bersama-sama dengan para Rasul dan orang-orang kudus untuk ikut serta (berpartisipasi) dalam kerajaan-Nya: “Mari, hai kamu yang diberkati!”. Tapi jika, ketika Dia akan memanggil yang diberkati Bapa-Nya, berkat ini ternyata tidak ditemukan di dalam kita, atau yang dapat ditemukan dalam kepemilikan kita hanya berkat palsu dari orang-orang yang mereka sendiri tidak mewarisi berkat Bapa Surgawi oleh kasih karunia dan dalam sakramen-sakramen, maka apa yang akan terjadi dengan kita? Ya, saya katakan, mari kita mempertimbangkan hal penting ini sebelum kesempatan diambil dan berlalu.
Hari Tuhan datang seperti pencuri di malam hari (1Tes. 5:2; Why. 3:3; 16;15). Dari hal yang tidak disangka-sangka yang sama dari kedatangan kedua Tuhan kita sendiri menarik bagi kita umat Kristen sebuah peringatan yang menyelamatkan: “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang” (Mat. 24:42). Janganlah disesatkan oleh rasa ingin tahu atau mudah percaya, dan waspadalah terhadap orang-orang yang berpura-pura tahu lebih dari Kristus telah berikan kepada mereka untuk mengetahui. Marilah kita berusaha lebih mengetahui apa kelemahan-kelemahan kita, jumlah pelanggaran-pelanggaran kita dan untuk mengupayakan membatasi kelemahan-kelemahan dan jumlah pelanggaran-pelanggaran kita dalam pertobatan. Marilah kita memperhatikan supaya jangan sampai anak-anak dunia ini dan hawa-hawa nafsu kita sendiri membuai-meninabobokan roh kita sehingga tertidur, sampai mendekat yang didambakan, namun saat yang mengerikan: “Ketika Tuhan datang” (Luk 21:34; Kis. 2:20; 2 Ptr. 3:10; 1Tim. 6:14).
Berkat Tuhan datang atas saudara bersama kasih karunia dan kasih-Nya atas manusia, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad.
Arkhimandrit Sebastian Dabovich adalah imam Orthodox kelahiran Amerika Utara yang pertama, melayani di Kanada dan Amerika Serikat. Dia adalah seorang imam Serbia terkemuka di Misi Rusia di Amerika pada tahun 1890-an dan awal 1900-an. Ia mendirikan banyak gereja dan penulis beberapa buku. Dia meninggal di Serbia pada tahun 1940, dan saat ini sedang dipertimbangkan untuk kanonisasi (glorifikasi) sebagai orang suci. Relikwinya baru-baru ini dipindahkan ke paroki asalnya di California, di mana banyak umat hadir dalam mengantisipasi kanonisasinya sebagai orang kudus yang paling baru terungkap dari Amerika Utara. Khotbah ini diambil dari "Ceramah dan Khotbah-Khotbah oleh Imam Gereja Orthodox yang Kudus", oleh Arkhimandrit Sebastian Dabovich, Cubery and Company, Publishers, San Francisco CA, 1899, halaman: 148-152.
Orthodox Canada, (Pentekosta, 2008)
Referensi
1. Orthodox Canada On the Net. A Journal of Orthodox Christianity. On the Feast of the Ascension: A Sermon by Our Righteous Father Sebastian Dabovich, San Francisco, 1899. Vol. 3 No. 2 - Pentecost 2008. © All Saints of North America Orthodox Church. Orthodox Church in America, 2008. http://www.orthodoxcanada.com/journal/2008-02-05.html
2. OrthodoxWiki.org. Sebastian Dabovich. http://orthodoxwiki.org/Sebastian_Dabovich
*diterjemahkan dan diedit oleh Fr. Kyrillos Junan S.L.
San Francisco, 1899, “Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." - Kis. 1:10, 11
"Dua orang yang berpakaian putih," yang segera setelah kenaikan Tuhan nampak kepada para Rasul dan bertanya mengapa mereka berdiri melihat ke langit, dua orang itu tanpa diragukan adalah penghuni surga; oleh karenanya tidak akan diduga bahwa hal ini adalah tidak menyenangkan bagi mereka, atau bahwa mereka menghendaki untuk mengarahkan tatapan mata pada orang-orang Galilea di tempat lain? Tidak. Mereka hanya menginginkan untuk mengakhiri dengan keheranan-takjub lamban para Rasul ketika mengatakan: “Mengapa kamu berdiri melihat ke langit?”. Setelah mereka disadar-bangkitkan dari ketakjuban mereka, dua orang yang berpakaian putih itu menarik mereka ke dalam meditasi, dan mengajar mereka dan kita dengan apa pemikiran kita seharusnya menatap ke langit, mengikuti Yesus, Tuhan kita yang telah naik ke sana. “Yesus yang sama”, mereka menambahkan, “yang terangkat dari padamu ke surga, akan datang kembali dengan cara seperti yang kamu lihat Dia naik ke sorga”.
Murid-murid Sang Juruselamat kemudian melihat pemenuhan yang tepat dari kata-kata-Nya, yang Maria Magdalena telah menceritakan pada mereka: “Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu” (Yoh. 20:17). Mereka menyimpulkan bahwa kunjungan penuh sukacita tersebut yang Dia telah anugerahkan kepada mereka selama empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati, percakapan itu mengandung pelajaran dengan-Nya, bahwa persekutuan jelas-gamblang di antara mereka dan kemanusiaan ilahi-Nya, pada saat itu berakhir. Ketika tak satupun tangan atau suara lebih lama bisa mencapai-Nya, mereka mengikuti-Nya dengan mata mereka, ingin menahan-Nya; mereka tampak tabah memandang ke langit saat Dia terangkat naik. Kita bisa membayangkan para Rasul pasti merasa betapa tak terukur kehilangan setelah kenaikan Yesus ke Surga, sedang semua dan segala sesuatu di dunia bersama mereka; dan sangat kehilangan ini dimana kekuatan surgawi itu bergegas menghibur mereka ketika mengatakan kepada mereka, bahwa “Yesus ini. . . akan datang kembali”.
Dalam mempertimbangkan keadaan dari kenaikan Kristus ke surga, kita mungkin pertama mencatat berkat yang kemudian Dia berikan kepada para Rasul, dan itu terjadi, kata Penginjil Lukas, “sementara Dia memberkati mereka Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga” (Luk. 24:51). Betapa saat ini menunjukkan kasih karunia Kristus tak pernah berakhir, demikian informasi ini diungkapkan kepada kita, umat Kristen! Tuhan memulai sebuah berkat, dan sebelum selesainya naik ke surga; sementara Ia memberkati mereka Dia terangkat ke surga. Dengan demikian bahkan setelah kenaikan-Nya yang Ia masih tetap memberikan berkat-Nya. Berkat itu mengalir dan turun terus-menerus atas para Rasul; melalui mereka itu disebarkan kepada orang-orang yang mereka berkati dalam nama Yesus Kristus; orang-orang yang telah menerima berkat dari Kristus melalui para Rasul menyebarkannya di antara orang-orang lain (bdk. Yoh. 17:3, 9, 20); dan dengan demikian melakukan semua yang termasuk dalam Gereja yang Kudus, Katolik dan Apostolik, mengambil bagian dalam satu berkat Kristus. Seperti embun di Gunung Hermon, yang turun ke atas bukit Sion (Mzm. 133:3), begitu juga berkat damai-sejahtera ini turun atas setiap jiwa yang bangkit di atas setiap hawa nafsu dan segala keinginannya (Gal. 5:24), atas kesia-siaan (Rm. 8:20) dan kekuatiran dunia ini (Mat. 13:22; Mrk. 4:19); sebagai meterai tak terhapuskan akan mencap mereka yang berada dalam Kristus sedemikian rupa sehingga pada akhir zaman Ia akan memanggil mereka yang ditandai ini keluar dari tengah-tengah seluruh umat manusia, mengatakan, “Mari, hai kamu yang diberkati!” (Mat. 25:34).
Dan sekarang, saudara-saudaraku, mari kita mempertimbangkan bagaimana yang diperlukan bagi kita sekarang adalah untuk berusaha mendapatkan, memelihara dan mempertahankan berkat dari Kenaikan Tuhan ini, yang turun atas kita juga melalui Gereja Rasuliah itu. Jika kita telah menerima dan memelihara berkat itu, kita akan, pada masa adven kedatangan Yesus Kristus yang kedua, dipanggil bersama-sama dengan para Rasul dan orang-orang kudus untuk ikut serta (berpartisipasi) dalam kerajaan-Nya: “Mari, hai kamu yang diberkati!”. Tapi jika, ketika Dia akan memanggil yang diberkati Bapa-Nya, berkat ini ternyata tidak ditemukan di dalam kita, atau yang dapat ditemukan dalam kepemilikan kita hanya berkat palsu dari orang-orang yang mereka sendiri tidak mewarisi berkat Bapa Surgawi oleh kasih karunia dan dalam sakramen-sakramen, maka apa yang akan terjadi dengan kita? Ya, saya katakan, mari kita mempertimbangkan hal penting ini sebelum kesempatan diambil dan berlalu.
Hari Tuhan datang seperti pencuri di malam hari (1Tes. 5:2; Why. 3:3; 16;15). Dari hal yang tidak disangka-sangka yang sama dari kedatangan kedua Tuhan kita sendiri menarik bagi kita umat Kristen sebuah peringatan yang menyelamatkan: “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang” (Mat. 24:42). Janganlah disesatkan oleh rasa ingin tahu atau mudah percaya, dan waspadalah terhadap orang-orang yang berpura-pura tahu lebih dari Kristus telah berikan kepada mereka untuk mengetahui. Marilah kita berusaha lebih mengetahui apa kelemahan-kelemahan kita, jumlah pelanggaran-pelanggaran kita dan untuk mengupayakan membatasi kelemahan-kelemahan dan jumlah pelanggaran-pelanggaran kita dalam pertobatan. Marilah kita memperhatikan supaya jangan sampai anak-anak dunia ini dan hawa-hawa nafsu kita sendiri membuai-meninabobokan roh kita sehingga tertidur, sampai mendekat yang didambakan, namun saat yang mengerikan: “Ketika Tuhan datang” (Luk 21:34; Kis. 2:20; 2 Ptr. 3:10; 1Tim. 6:14).
Berkat Tuhan datang atas saudara bersama kasih karunia dan kasih-Nya atas manusia, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad.
Arkhimandrit Sebastian Dabovich adalah imam Orthodox kelahiran Amerika Utara yang pertama, melayani di Kanada dan Amerika Serikat. Dia adalah seorang imam Serbia terkemuka di Misi Rusia di Amerika pada tahun 1890-an dan awal 1900-an. Ia mendirikan banyak gereja dan penulis beberapa buku. Dia meninggal di Serbia pada tahun 1940, dan saat ini sedang dipertimbangkan untuk kanonisasi (glorifikasi) sebagai orang suci. Relikwinya baru-baru ini dipindahkan ke paroki asalnya di California, di mana banyak umat hadir dalam mengantisipasi kanonisasinya sebagai orang kudus yang paling baru terungkap dari Amerika Utara. Khotbah ini diambil dari "Ceramah dan Khotbah-Khotbah oleh Imam Gereja Orthodox yang Kudus", oleh Arkhimandrit Sebastian Dabovich, Cubery and Company, Publishers, San Francisco CA, 1899, halaman: 148-152.
Orthodox Canada, (Pentekosta, 2008)
Referensi
1. Orthodox Canada On the Net. A Journal of Orthodox Christianity. On the Feast of the Ascension: A Sermon by Our Righteous Father Sebastian Dabovich, San Francisco, 1899. Vol. 3 No. 2 - Pentecost 2008. © All Saints of North America Orthodox Church. Orthodox Church in America, 2008. http://www.orthodoxcanada.com/journal/2008-02-05.html
2. OrthodoxWiki.org. Sebastian Dabovich. http://orthodoxwiki.org/Sebastian_Dabovich