Pesta Peringatan Rasul Petrus & Rasul Paulus
[by: Fr. Kyrillos JSL]
Date: 12 Juli 2013
Khotbah dari Yang Terberkati Agustinus, Yang Terberkati Augoustinos atau Yang Terberkati Austin (lahir 13 November 354 – meninggal 28 Agustus 430, pada umur 75 tahun), Uskup Hippo Regius (kini: Annaba, di Aljazair)
Hari ini, Gereja Kudus dengan saleh mengingat penderitaan Yang Kudus Mulia dan Terpuji Rasul Petrus dan Paulus.
St.Petrus, pengikut Yesus Kristus yang bersemangat, karena pengakuannya yang mendalam tentang KeilahianNya: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang Hidup," dianggap layak didengar oleh Sang Juruselamat dalam jawaban, "Terpujilah (Berbahagialah) Engkau, Simon bin Yunus... Aku berkata kepadamu, bahwa Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini [petra] Aku akan mendirikan Gereja-Ku" (Mat.16:16-18).
Pada "batu karang ini" [petra], itu adalah merujuk pada apa yang engkau katakan: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup", bahwa pada pengakuanmu ini Aku membangun GerejaKu. Oleh sebab itu "Engkau adalah Petrus", Petrus adalah dari "batu karang [petra]”, dan bukan "batu karang [petra]" itu dari Petrus”, sama seperti orang Kristen adalah dari Kristus, dan bukan Kristus dari orang Kristen. Apakah engkau ingin tahu, dari semacam "batu karang [petra]" apa Rasul Petrus dinamakan? Dengarlah kata Rasul Paulus: Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus (1Kor 10:1-4). Dari "Batu Karang" inilah Petrus diambil.
Tuhan kita Yesus Kristus, pada hari-hari terakhir kehidupan-Nya di bumi, pada hari-hari misi-Nya bagi umat manusia, memilih dari antara para murid-Nya dua belas Rasul untuk memberitakan Sabda dari Allah. Diantara mereka, Rasul Petrus karena semangatnya yang berapi-api telah dipercayakan untuk menduduki tempat pertama (Mat.10:2) dan untuk menjadi orang yang menggambarkan bagi segenap Gereja. Oleh karena itu dikatakan kepadanya, secara istimewa, setelah pengakuan itu: "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga" (Mat.16:19).
Oleh karena itu, hal ini bukan pada satu orang, melainkan pada Satu Gereja Universal, yang menerima"kunci-kunci" ini dan hak untuk “mengikat dan melepaskan". Dan bahwa hal itu sebenarnya Gereja yang telah menerima hak ini, dan bukan bersifat eksklusif pada satu orang, mari saudara perhatikan ke tempat lain dalam Kitab Suci, dimana Tuhan yang sama mengatakan kepada semua Rasul-Nya, "TerimalahRoh Kudus" dan selanjutnya setelah ini, "Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." (Yoh. 20:22-23), atau: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Mat.18: 18).
Dengan demikian, Gerejalah yang mengikat, Gerejalah yang melepas; Gereja yang dibangun di atas fondasi/dasar batu penjuru, Yesus Kristus sendiri (Ef. 2:20), sungguh-sungguh mengikat dan melepaskan. Biarkanlah keduanya baik mengikat dan melepaskan harus ditakuti: melepaskan, agar tidak berada dan jatuh di bawah hal itu lagi; mengikat, agar tidak tetap selamanya dalam kondisi ini. Oleh karena itu "kejahatan menjerat manusia, dan semua orang terikat dalam rantai-rantai dosanya sendiri," kata Sang Hikmat (Ams. 5:22); dan kecuali untuk Gereja Kudus sebagai tempat yang memungkinkan untuk menerima pelepasan.
Setelah Kebangkitan-Nya, Tuhan mempercayakan kepada Rasul Petrus untuk menggembalakan kawanan domba rohani-Nya bukanlah karena diantara para murid hanya Petrus sendiri yang memang layak untuk menggembalakan kawanan domba Kristus, tetapi Kristus menunjukkan diriNya sendiri terutama kepada Petrus, bahwa Petrus adalah yang pertama di antara para Rasul dan dengan demikian adalah gambaran dari Gereja; selain yang ternyata dalam hal ini kepada Petrus sendiri, sebagai Rasul yang terutama, Kristus dengan ini menegaskan kesatuan Gereja. "Simon anak Yohanes" -- demikianlah kata Tuhan kepada Petrus-- "apakah engkau mengasihi Aku?" --dan Sang Rasul menjawab: "Ya, Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau", dan kedua kalinya Kristus bertanya, dan kedua kalinyapun ia menjawab demikian; ditanya untuk ketiga kalinya, Petrus melihat itu sebagai ketidakpercayaan, ia merasa sedih. Tapi bagaimana mungkin baginya untuk tidak percaya Yang Satu, yang mengetahui isi hatinya? dan karenanya kemudian Petrus menjawab: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.", dan berkatalah Yesus kepadanya" untuk ketiga kalinya "Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yoh. 21:15-17).
Selain itu, tiga kali pertanyaan yang menarik dari Sang Juruselamat kepada Petrus dan tiga kali pengakuan dari Petrus dihadapan Tuhan memiliki tujuan tertentu yang bermanfaat bagi Sang Rasul. Yaitu kepada siapa diberikan "kunci-kunci kerajaan" dan hak "untuk mengikat dan melepaskan," yang telah mengikat dirinya sendiri tiga kali oleh ketakutan dan sikap pengecut (Mat.26:69-75), dan Tuhan tiga kali telah melepaskan dia dengan himbauan-Nya dan pada gilirannya oleh pengakuan kasih yang kuat. Dan untuk menggembalakan secara harafiah kawanan domba Kristus yang sudah diterima oleh semua Rasul dan penerus mereka.
“Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan,” Rasul Paulus mendesak para presbiter gereja, “karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri” (Kis. 20:28); dan Rasul Petrus kepada para presbiter: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu."(1 Pet. 5:2-4).
Sungguh luar biasa bahwa Kristus, yang mengatakan kepada Petrus: "Gembalakanlah domba-domba-Ku," tidak mengatakan: "Gembalakanlah domba-dombamu," melainkan sebagai hamba yang baik memberi makan dombaTuhan. "Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? "(1 Kor.1:13)?. "Gembalakanlah domba-domba-Ku". Oleh karena itu "serigala yang buas, serigala-serigala yang ganas, guru-guru palsu dan seorang upahan yang bukan gembala, tidak peduli terhadap kawanan domba" (Mat.7:15; Kis.20:29; 2 Pet.2:1; Yoh.10:12), setelah menjarah sekawanan domba asing dan membuat barang jarahan seakan menjadi keuntungan khusus mereka sendiri, mereka berpikir bahwa mereka menggembalakan domba-domba mereka. Orang seperti itu bukan gembala-gembala yang baik, sebagaipara gembala dari Tuhan. "Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya" (Yoh. 10:11), yang dipercayakan kepada-Nya oleh kepala Gembala sendiri (1Pet.5:3). Dan Rasul Petrus, setia pada panggilannya, memberikan jiwanya untuk kawanan domba Kristus, setelah dimeteraikan kerasulannya dengan kematian sebagai martir, sekarang dimuliakan di seluruh dunia.
Rasul Paulus, sebelumnya dikenal sebagai Saulus, telah diubah dari serigala yang buas menjadi domba yang lemah-lembut. Sebelumnya, dia adalah musuh Gereja, kemudian menjadi seorang Rasul. Sebelumnya ia mengejar-ngejar itu, kemudian mengkhotbahkannya. Setelah menerima dari para imam besar kewenangan secara luas untuk melemparkan semua orang Kristen dalam belenggu bagi eksekusi mati, dia sudah dalam perjalanan, ia menghembuskan napas "ancaman-ancaman dan pembantaian terhadap murid-murid Tuhan" (Kis. 9:1), dia haus darah, tetapi "Dia yang berdiam di Sorga akan tertawa untuk mengolok-olok dia" (Mzm 2:4). Ketika ia, "setelah menganiaya dan kesal" sedemikian rupa terhadap "Gereja Allah" (1Kor.15:9; Kis. 8:3), sampai ia di dekat Damsyik (Damaskus), dan Tuhan dari Sorga memanggilnya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku" dan Aku di sini, dan Aku di sana, Aku di mana-mana: di sini adalah kepalaKu, di sana adalah tubuhKu. Tidak terjadi apa-apa yang mengejutkan dalam hal ini, kita sendiri adalah anggota Tubuh Kristus. "Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku, Sukar bagimu menendang ke galah rangsang (menendang duri yang menusuk)."(Kis. 9:4-5). Saulus, yang "gemetar dan takut", berseru: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Jawab Tuhan kepadanya, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu."
Dan tiba-tiba Saulus mengalami sebuah perubahan: "Apa yang Engkau ingin aku lakukan?" --dia menangis. Dan tiba-tiba kedengaranlah olehnya suatu suara:"Bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” (Kis. 9:6). Di sini Tuhan mengirimkan Ananias: "Pergilah ke jalan" kepada seorang laki-laki, "dengan nama Saulus," dan baptislah dia, "sebab orang ini adalah bejana (alat) pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." (Kis 9:11, 15, 18). Bejana harus diisi dengan rahmat-Ku. "Ananias, menjawab: Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem: dan di sini ia beroleh wewenang dari imam-imam kepala untuk mengikat semua orang yang berseru akan NamaMu" (Kis 9:13-14). Tetapi Tuhan segera memerintahkan Ananias: "Cari dan jemputlah dia, alat ini dipilih olehKu: Bahwasanya Aku akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." (Kis. 9:11, 15-16).
Sebenarnya Tuhan memang menunjukkan kepada Rasul Paulus hal-hal apa yang harus dideritanya karena Nama-Nya. Dia memerintahkannya terus bertindak. Dia tidak dihentikan oleh rantai, belenggu, penjara dan kapal karam. Ia sendiri merasakan baginya penderitaannya, Dia sendiri membimbingnya sampai saat ini. Pada suatu hari Pesta peringatan penderitaan kedua Rasul ini dirayakan, meskipun mereka menderita di hari yang berbeda, tetapi dengan semangat dan kedekatan penderitaan mereka, mereka sesungguhnya satu. Petrus yang pertama, dan Paulus mengikuti setelahnya. Sebelumnya disebut Saulus, dan kemudian Paulus, setelah mengubah kebanggaannya menjadi kerendahan hati. Namanya itu (Paulus), yang berarti "kecil, sedikit, kurang," menunjukkan hal ini. Apa yang dimaksud dengan Rasul Paulus dibalik ini? Tanyakanlah kepadanya, dan ia sendiri memberikan jawaban ini: "Aku, adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku."(1 Kor.15:9-10).
Jadi, saudara-saudara, sekarang perayaan mengenang Rasul Kudus Petrus dan Paulus, mengenang penderitaan-penderitaan mulia mereka, kita hargai dan junjung iman yang benar dan kehidupan kudus mereka, kita junjung ketidak-bersalahan penderitaan dan pengakuan iman murni mereka. Mencintai dalam diri mereka kualitas luhur dan meneladani mereka dalam perbuatan berani oleh kesaksian agung, "di mana untuk bisa disamakan dengan mereka" (2Tes. 3:5-9), dan kita akan mencapai kebahagiaan yang abadi yang dipersiapkan untuk semua orang kudus. Jalan hidup kita sebelumnya lebih menyedihkan, sulit berduri-duri, lebih keras, tapi "kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita"(Ibr.12:1), setelah melewati semuanya itu, dibuatlah sekarang bagi kita lebih mudah, lebih ringan, dan lebih mudah dilalui. Lebih dulu melewati bersama semua itu "yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan," adalah Tuhan kita Yesus Kristus sendiri (Ibr. 12:2); diikuti para Rasul-Nya yang berani setelahNya, kemudian para martir, anak-anak, para wanita, para perawan suci dan banyak sekali saksi agung. Siapa yang bertindak di dalam mereka dan membantu mereka berada di jalan ini? Dialah yang berkata, "Tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yoh. 15: 5).
Referensi
_______________________. The Holy Glorious and All-Praised Leaders of the Apostles, Peter and Paul. http://oca.org/saints/lives/2013/06/29/101840-the-holy-glorious-and-all-praised-leaders-of-the-apostles-peter
Khotbah dari Yang Terberkati Agustinus, Yang Terberkati Augoustinos atau Yang Terberkati Austin (lahir 13 November 354 – meninggal 28 Agustus 430, pada umur 75 tahun), Uskup Hippo Regius (kini: Annaba, di Aljazair)
Hari ini, Gereja Kudus dengan saleh mengingat penderitaan Yang Kudus Mulia dan Terpuji Rasul Petrus dan Paulus.
St.Petrus, pengikut Yesus Kristus yang bersemangat, karena pengakuannya yang mendalam tentang KeilahianNya: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang Hidup," dianggap layak didengar oleh Sang Juruselamat dalam jawaban, "Terpujilah (Berbahagialah) Engkau, Simon bin Yunus... Aku berkata kepadamu, bahwa Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini [petra] Aku akan mendirikan Gereja-Ku" (Mat.16:16-18).
Pada "batu karang ini" [petra], itu adalah merujuk pada apa yang engkau katakan: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup", bahwa pada pengakuanmu ini Aku membangun GerejaKu. Oleh sebab itu "Engkau adalah Petrus", Petrus adalah dari "batu karang [petra]”, dan bukan "batu karang [petra]" itu dari Petrus”, sama seperti orang Kristen adalah dari Kristus, dan bukan Kristus dari orang Kristen. Apakah engkau ingin tahu, dari semacam "batu karang [petra]" apa Rasul Petrus dinamakan? Dengarlah kata Rasul Paulus: Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus (1Kor 10:1-4). Dari "Batu Karang" inilah Petrus diambil.
Tuhan kita Yesus Kristus, pada hari-hari terakhir kehidupan-Nya di bumi, pada hari-hari misi-Nya bagi umat manusia, memilih dari antara para murid-Nya dua belas Rasul untuk memberitakan Sabda dari Allah. Diantara mereka, Rasul Petrus karena semangatnya yang berapi-api telah dipercayakan untuk menduduki tempat pertama (Mat.10:2) dan untuk menjadi orang yang menggambarkan bagi segenap Gereja. Oleh karena itu dikatakan kepadanya, secara istimewa, setelah pengakuan itu: "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga" (Mat.16:19).
Oleh karena itu, hal ini bukan pada satu orang, melainkan pada Satu Gereja Universal, yang menerima"kunci-kunci" ini dan hak untuk “mengikat dan melepaskan". Dan bahwa hal itu sebenarnya Gereja yang telah menerima hak ini, dan bukan bersifat eksklusif pada satu orang, mari saudara perhatikan ke tempat lain dalam Kitab Suci, dimana Tuhan yang sama mengatakan kepada semua Rasul-Nya, "TerimalahRoh Kudus" dan selanjutnya setelah ini, "Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." (Yoh. 20:22-23), atau: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Mat.18: 18).
Dengan demikian, Gerejalah yang mengikat, Gerejalah yang melepas; Gereja yang dibangun di atas fondasi/dasar batu penjuru, Yesus Kristus sendiri (Ef. 2:20), sungguh-sungguh mengikat dan melepaskan. Biarkanlah keduanya baik mengikat dan melepaskan harus ditakuti: melepaskan, agar tidak berada dan jatuh di bawah hal itu lagi; mengikat, agar tidak tetap selamanya dalam kondisi ini. Oleh karena itu "kejahatan menjerat manusia, dan semua orang terikat dalam rantai-rantai dosanya sendiri," kata Sang Hikmat (Ams. 5:22); dan kecuali untuk Gereja Kudus sebagai tempat yang memungkinkan untuk menerima pelepasan.
Setelah Kebangkitan-Nya, Tuhan mempercayakan kepada Rasul Petrus untuk menggembalakan kawanan domba rohani-Nya bukanlah karena diantara para murid hanya Petrus sendiri yang memang layak untuk menggembalakan kawanan domba Kristus, tetapi Kristus menunjukkan diriNya sendiri terutama kepada Petrus, bahwa Petrus adalah yang pertama di antara para Rasul dan dengan demikian adalah gambaran dari Gereja; selain yang ternyata dalam hal ini kepada Petrus sendiri, sebagai Rasul yang terutama, Kristus dengan ini menegaskan kesatuan Gereja. "Simon anak Yohanes" -- demikianlah kata Tuhan kepada Petrus-- "apakah engkau mengasihi Aku?" --dan Sang Rasul menjawab: "Ya, Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau", dan kedua kalinya Kristus bertanya, dan kedua kalinyapun ia menjawab demikian; ditanya untuk ketiga kalinya, Petrus melihat itu sebagai ketidakpercayaan, ia merasa sedih. Tapi bagaimana mungkin baginya untuk tidak percaya Yang Satu, yang mengetahui isi hatinya? dan karenanya kemudian Petrus menjawab: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.", dan berkatalah Yesus kepadanya" untuk ketiga kalinya "Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yoh. 21:15-17).
Selain itu, tiga kali pertanyaan yang menarik dari Sang Juruselamat kepada Petrus dan tiga kali pengakuan dari Petrus dihadapan Tuhan memiliki tujuan tertentu yang bermanfaat bagi Sang Rasul. Yaitu kepada siapa diberikan "kunci-kunci kerajaan" dan hak "untuk mengikat dan melepaskan," yang telah mengikat dirinya sendiri tiga kali oleh ketakutan dan sikap pengecut (Mat.26:69-75), dan Tuhan tiga kali telah melepaskan dia dengan himbauan-Nya dan pada gilirannya oleh pengakuan kasih yang kuat. Dan untuk menggembalakan secara harafiah kawanan domba Kristus yang sudah diterima oleh semua Rasul dan penerus mereka.
“Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan,” Rasul Paulus mendesak para presbiter gereja, “karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri” (Kis. 20:28); dan Rasul Petrus kepada para presbiter: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu."(1 Pet. 5:2-4).
Sungguh luar biasa bahwa Kristus, yang mengatakan kepada Petrus: "Gembalakanlah domba-domba-Ku," tidak mengatakan: "Gembalakanlah domba-dombamu," melainkan sebagai hamba yang baik memberi makan dombaTuhan. "Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? "(1 Kor.1:13)?. "Gembalakanlah domba-domba-Ku". Oleh karena itu "serigala yang buas, serigala-serigala yang ganas, guru-guru palsu dan seorang upahan yang bukan gembala, tidak peduli terhadap kawanan domba" (Mat.7:15; Kis.20:29; 2 Pet.2:1; Yoh.10:12), setelah menjarah sekawanan domba asing dan membuat barang jarahan seakan menjadi keuntungan khusus mereka sendiri, mereka berpikir bahwa mereka menggembalakan domba-domba mereka. Orang seperti itu bukan gembala-gembala yang baik, sebagaipara gembala dari Tuhan. "Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya" (Yoh. 10:11), yang dipercayakan kepada-Nya oleh kepala Gembala sendiri (1Pet.5:3). Dan Rasul Petrus, setia pada panggilannya, memberikan jiwanya untuk kawanan domba Kristus, setelah dimeteraikan kerasulannya dengan kematian sebagai martir, sekarang dimuliakan di seluruh dunia.
Rasul Paulus, sebelumnya dikenal sebagai Saulus, telah diubah dari serigala yang buas menjadi domba yang lemah-lembut. Sebelumnya, dia adalah musuh Gereja, kemudian menjadi seorang Rasul. Sebelumnya ia mengejar-ngejar itu, kemudian mengkhotbahkannya. Setelah menerima dari para imam besar kewenangan secara luas untuk melemparkan semua orang Kristen dalam belenggu bagi eksekusi mati, dia sudah dalam perjalanan, ia menghembuskan napas "ancaman-ancaman dan pembantaian terhadap murid-murid Tuhan" (Kis. 9:1), dia haus darah, tetapi "Dia yang berdiam di Sorga akan tertawa untuk mengolok-olok dia" (Mzm 2:4). Ketika ia, "setelah menganiaya dan kesal" sedemikian rupa terhadap "Gereja Allah" (1Kor.15:9; Kis. 8:3), sampai ia di dekat Damsyik (Damaskus), dan Tuhan dari Sorga memanggilnya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku" dan Aku di sini, dan Aku di sana, Aku di mana-mana: di sini adalah kepalaKu, di sana adalah tubuhKu. Tidak terjadi apa-apa yang mengejutkan dalam hal ini, kita sendiri adalah anggota Tubuh Kristus. "Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku, Sukar bagimu menendang ke galah rangsang (menendang duri yang menusuk)."(Kis. 9:4-5). Saulus, yang "gemetar dan takut", berseru: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Jawab Tuhan kepadanya, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu."
Dan tiba-tiba Saulus mengalami sebuah perubahan: "Apa yang Engkau ingin aku lakukan?" --dia menangis. Dan tiba-tiba kedengaranlah olehnya suatu suara:"Bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” (Kis. 9:6). Di sini Tuhan mengirimkan Ananias: "Pergilah ke jalan" kepada seorang laki-laki, "dengan nama Saulus," dan baptislah dia, "sebab orang ini adalah bejana (alat) pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." (Kis 9:11, 15, 18). Bejana harus diisi dengan rahmat-Ku. "Ananias, menjawab: Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem: dan di sini ia beroleh wewenang dari imam-imam kepala untuk mengikat semua orang yang berseru akan NamaMu" (Kis 9:13-14). Tetapi Tuhan segera memerintahkan Ananias: "Cari dan jemputlah dia, alat ini dipilih olehKu: Bahwasanya Aku akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." (Kis. 9:11, 15-16).
Sebenarnya Tuhan memang menunjukkan kepada Rasul Paulus hal-hal apa yang harus dideritanya karena Nama-Nya. Dia memerintahkannya terus bertindak. Dia tidak dihentikan oleh rantai, belenggu, penjara dan kapal karam. Ia sendiri merasakan baginya penderitaannya, Dia sendiri membimbingnya sampai saat ini. Pada suatu hari Pesta peringatan penderitaan kedua Rasul ini dirayakan, meskipun mereka menderita di hari yang berbeda, tetapi dengan semangat dan kedekatan penderitaan mereka, mereka sesungguhnya satu. Petrus yang pertama, dan Paulus mengikuti setelahnya. Sebelumnya disebut Saulus, dan kemudian Paulus, setelah mengubah kebanggaannya menjadi kerendahan hati. Namanya itu (Paulus), yang berarti "kecil, sedikit, kurang," menunjukkan hal ini. Apa yang dimaksud dengan Rasul Paulus dibalik ini? Tanyakanlah kepadanya, dan ia sendiri memberikan jawaban ini: "Aku, adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku."(1 Kor.15:9-10).
Jadi, saudara-saudara, sekarang perayaan mengenang Rasul Kudus Petrus dan Paulus, mengenang penderitaan-penderitaan mulia mereka, kita hargai dan junjung iman yang benar dan kehidupan kudus mereka, kita junjung ketidak-bersalahan penderitaan dan pengakuan iman murni mereka. Mencintai dalam diri mereka kualitas luhur dan meneladani mereka dalam perbuatan berani oleh kesaksian agung, "di mana untuk bisa disamakan dengan mereka" (2Tes. 3:5-9), dan kita akan mencapai kebahagiaan yang abadi yang dipersiapkan untuk semua orang kudus. Jalan hidup kita sebelumnya lebih menyedihkan, sulit berduri-duri, lebih keras, tapi "kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita"(Ibr.12:1), setelah melewati semuanya itu, dibuatlah sekarang bagi kita lebih mudah, lebih ringan, dan lebih mudah dilalui. Lebih dulu melewati bersama semua itu "yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan," adalah Tuhan kita Yesus Kristus sendiri (Ibr. 12:2); diikuti para Rasul-Nya yang berani setelahNya, kemudian para martir, anak-anak, para wanita, para perawan suci dan banyak sekali saksi agung. Siapa yang bertindak di dalam mereka dan membantu mereka berada di jalan ini? Dialah yang berkata, "Tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yoh. 15: 5).
Referensi
_______________________. The Holy Glorious and All-Praised Leaders of the Apostles, Peter and Paul. http://oca.org/saints/lives/2013/06/29/101840-the-holy-glorious-and-all-praised-leaders-of-the-apostles-peter