Ekklesiologi: Dinamika Kepenuhan Kebenaran Gereja Mistikal Organik [by: Daniel Fs, S.Psi]
Date: 12 Desember 2012
1.1. Makna Gereja & Kesatuan Gereja
Gereja (Yunani: ἐκκλησία, ekklesia) bukan mengacu pada suatu bangunan tertentu, melainkan menurut ajaran Gereja Orthodox Timur, Gereja adalah kepenuhan Tubuh Kristus yang satu, hal ini didasari ayat Kitab Suci yang menyatakan:
Kol 3:15
15. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Sesuai dengan Kol 3:15 maka anggota-anggota Tubuh Kristus (Gereja) yang satu itu mengacu pada seluruh umat percaya. Lalu bagaimanakah dengan anggapan beberapa orang bahwa berdasarkan 1Kor 12:12-27 itu Tubuh Kristus adalah satu namun terdiri atas anggota-anggota yang banyak, dimana anggota-anggota yang banyak ini ditafsirkan sebagai denominasi-denominasi gereja? Untuk menjawab hal ini, kita harus melihat konteks 1Kor 12 secara utuh, kutipan 1Kor 12 adalah sebagai berikut:
1Kor 12:1-20
1. Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.
2. Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
3. Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
4. Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
5. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
6. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
7. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
8. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
9. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
10. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
11. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
12. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
13. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
14. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
15. Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
16. Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
17. Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
18. Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
19. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
20. Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
21. Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
22. Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
23. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
24. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
25. supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
26. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
27. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
Jika kita meneliti 1Kor 12:1-11 ini ternyata membicarakan tentang ragam karunia yang dimiliki oleh umat percaya dalam Gereja (Tubuh Kristus), dan kemudian disejajarkan dan disambung dengan 1Kor 12:12-20 yang menjelaskan bahwa umat percaya dengan ragam karunia itulah yang merupakan anggota-anggota Tubuh Kristus. Jadi jelaslah bahwa makna anggota-anggota Tubuh Kristus itu bukan mengacu pada gabungan denominasi-denominasi gereja. Hal ini dipertegas dalam 1Kor 12:27 yang telah kita kutip diatas bahwa “kamu masing-masing adalah anggotanya” (kata “masing-masing” menjelaskan bahwa ini bermakna individu per individu) bukan “denominasi-denominasi gereja adalah anggotanya”.
1.2. Sifat Gereja & Dinamika Gereja
Setelah kita mengetahui definisi Gereja secara benar, yaitu sebagai Tubuh Kristus yang satu, yang terdiri atas gabungan umat percaya dengan masing-masing karunianya sebagai anggota-anggota Tubuh Kristus, maka sekarang kita akan membahas mengenai sifat-sifat yang seharusnya dimiliki oleh Gereja tersebut.
Sifat pertama dari Gereja adalah bagaikan ibu yang kudus bagi umat percaya,
Gal 4:25-26
25. Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab—dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya.
26. Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.
Rasul Paulus mengemukakan dalam surat Gal 4:25-26 diatas mengenai alegori antara Yudaisme (Yerusalem yang sekarang) yang digambarkan sebagai Hagar, dan Gereja (Yerusalem Sorgawi) yang digambarkan adalah perempuan merdeka yang bersifat Sorgawi (kudus), yang menjadi ibu kita.
Sifat kedua dari Gereja adalah mengatasi dan tidak dibatasi oleh ruang, artinya Gereja tidak dibatasi oleh letak geografis wilayah, hal ini secara konkrit dinyatakan dengan adanya surat-surat rasuli pada beberapa wilayah Gereja dimasa lalu, misalnya surat kepada Gereja: Korintus, Efesus, Galatia, Roma, dsb.
Sifat ketiga dari Gereja adalah mengatasi dan tidak dibatasi oleh waktu, artinya Gereja tidak dibatasi oleh masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, anggota Gereja kesemua waktu tersebut membentuk suatu kesatuan Tubuh Kristus sebagaimana Kitab Suci sendiri menyatakan:
Ibr 12:22-24
22. Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
23. dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,
24. dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Pada sifat yang pertama kita sudah membahas bahwa hakekat Yerusalem Sorgawi itu adalah Gereja sebagai ibu kita, demikian juga pada Ibr 12:22-24 ini makna Yerusalem Sorgawi mengacu pada kepenuhan Gereja karena pada ayat itu dinyatakan “kamu sudah datang” (bukan “akan datang”) sehingga memiliki makna kekinian (bukan masa depan). Ibr 12:22-24 menjelaskan bahwa persekutuan didalam Gereja adalah dengan:
01. Para malaikat (ayat 22).
02. Allah (ayat 23).
03. Roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna (ayat 23).
04. Yesus (ayat 24).
Jadi berdasarkan Ibr 12:22-24 persekutuan dalam Gereja itu termasuk dengan para malaikat yang telah diciptakan sebelum bumi ada, dengan Allah dan PuteraNya yang kekal, dan juga dengan roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna (persekutuan dengan Abraham dan para nabi yang hidup ribuan tahun lalu, persekutuan dengan para rasul yang hidup pada abad pertama, persekutuan dengan para orang kudus –Janasuci, Santo/Santa– yang telah menjadi roh-roh yang sempurna, inilah suatu persekutuan dengan umat percaya disepanjang segala abad), dalam hal ini Gereja tidak hanya entitas fisikal (yang dibumi) melainkan juga tercakup dalam entitas spiritual (yang di Sorga), sebab sebagaimana Kristus yang adalah Kepala Gereja memiliki 2 kodrat (Ilahi dan Insani) maka TubuhNya (yakni Gereja) juga memiliki 2 kodrat (di Sorga dan di bumi). Sifat kedua dan ketiga Gereja ini untuk selanjutnya tercakup sebagai sifat Gereja yang katolik (bukan Katolik Roma) artinya bersifat universal/semesta tanpa ada batasan ruang dan waktu.
Sifat keempat dari Gereja adalah apostolik/rasuli, sebab hakekat kepenuhan kebenaran itu telah diberikan secara lengkap oleh Kristus kepada Gereja, sebagaimana Kitab Suci menyatakan:
Yud 1:3
TR (Textus Receptus)
3. αγαπητοι πασαν σπουδην ποιουμενος γραφειν υμιν περι της κοινης σωτηριας αναγκην εσχον γραψαι υμιν παρακαλων επαγωνιζεσθαι τη απαξ παραδοθειση τοις αγιοις πιστει
NKJV (New King James Version)
3. Beloved, while I was very diligent to write to you concerning our common salvation, I found it necessary to write to you exhorting you to contend earnestly for the faith which was once for all delivered to the saints.
LAI – TB (Terjemahan Baru)
3. Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
Pada Yud 1:3 sayang sekali terjemahan LAI-TB kurang mendekati makna aslinya, pada makna aslinya terdapat kata τη απαξ (te apax) yang artinya adalah “which was once for all” (yang untuk sekali dan selamanya), jadi menurut Kitab Suci dalam Yud 1:3 iman Kristen itu sudah diwariskan sekali dan untuk selamanya sama dalam kelengkapan dan kepenuhan kebenaran. Lalu bagaimanakah cara ajaran dan iman Kristen itu diwariskan dalam Gereja? Kitab Suci menjawab perkara itu dengan baik, demikian bunyinya:
2Tim 2:2
2. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
Jadi dalam hal ini Gereja selalu mempercayakan ajarannya kepada generasi sesudahnya (dari Rasul Paulus kepada Episkop Timotius dan kemudian dilanjutkan kepada generasi berikutnya) dengan tidak sembarangan menyerahkan warisan rasuli tersebut, melainkan diserahkan kepada orang-orang yang dapat dipercayai dan cakap mengajar.
Lalu bagaimanakah dalam perjalanan sejarah Gereja, apakah Gereja tidak pernah salah dalam mewariskan ajaran rasuli tersebut? Ternyata hal tersebut sudah teratasi sendiri oleh kodrat Gereja sendiri yang bersifat Konsiliarisme (kepenuhan kebenaran terletak pada Gereja Semesta dan dinampakkan dalam Konsili Ekumenis). Secara logika, penyimpangan terhadap ajaran rasuli akan lebih mudah terjadi ketika sistem Gereja bersifat Kurialisme (dengan satu pemimpin tertinggi yang memiliki kuasa mutlak atas seluruh Tubuh Gereja), sebab jika penyimpangan ajaran tersebut dilakukan oleh sang pemimpin tertinggi maka seluruh hierarki dibawahnyapun akan cenderung melakukan penyimpangan yang sama, Gereja Orthodox Timur selaku Gereja Kristus yang sejati tidak pernah menggunakan sistem Kurialisme dalam Tubuh Gereja, melainkan sebagaimana asalnya yang adalah Konsiliarisme itu tetap dijalankan sampai kini. Gereja Orthodox Timur menyadari bahwa setiap manusia tanpa kecuali dapat melakukan kesalahan, termasuk para Paus dan Patriarkh, dianggap tidak kebal terhadap kesalahan dan kesesatan, dengan demikian standar kebenaran dalam Gereja Orthodox Timur bukanlah terpaku pada individu-individu tertentu dalam Hierarki Gereja melainkan pada ajaran yang diturunkan dalam Gereja Semesta (secara keseluruhan) yang dinampakkan dalam Konsili Ekumenis inilah yang menjadi standar kepenuhan kebenaran, sebab Kitab Suci pun menyaksikan cara yang sama ketika para rasul hendak menampakkan standar kepenuhan kebenaran itu ternyata dilakukan melalui suatu Konsili yang pertama kali dilakukan di Yerusalem (Kis 15) dengan cara inilah deposit iman itu dapat senantiasa terjaga tanpa berubah.
Gereja yang tidak bersifat Kurialisme dan menyandang sifat Konsiliarisme membuat tiap-tiap wilayah Gereja itu sebagai pagar-pagar pembatas yang saling mengawasi satu dengan yang lainnya, dalam perjalanan sejarah berulang kali beberapa pimpinan Gereja lokal melakukan penyimpangan dalam ajaran yang rasuli namun hal itu segera dipulihkan melalui sifat Gereja yang Konsiliarisme tersebut. Berikut ini adalah beberapa penyimpangan yang pernah dilakukan dalam suatu wilayah Gereja (dan bahkan timbul kembali dalam era modern dalam kemasan yang berbeda namun isinya tetap sama):
01. Paham Sabellianisme (tahun 215 AD) muncul di Gereja Roma (Itali) oleh Presbyter Sabellius.
Paham ini mengajarkan bahwa Bapa, Putera, dan Roh Kudus merupakan modus-modus (persona) Allah saja, seperti seseorang yang menjabat sebagai Ayah, Suami, dan Direktur, namun yang sebenarnya hanya ada 1 Pribadi saja. Dengan demikian paham ini secara tidak langsung mengajarkan bahwa Bapa lah yang menebus manusia dengan cara menyamar sebagai Yesus Kristus. Pada era modern paham ini dianut dan diadopsi oleh Unitarian.
02. Paham Arianisme (tahun 250 AD s/d 336 AD) muncul di Gereja Alexandria (Mesir) oleh Arkhimandrit Arius.
Paham ini menyatakan bahwa Putera Allah bukan dari kekal ada bersama Allah Bapa, melainkan adalah makhluk ciptaan yang diciptakan untuk tujuan penciptaan dunia, dengan demikian Putera Allah ini dianggap memiliki esensi/dzat hakekat yang lebih rendah atau berbeda dari Allah Bapa. Pada era modern paham ini dianut dan diadopsi oleh Saksi Yehova.
03. Paham Ultramontanisme (tahun 255 AD) muncul di Gereja Roma (Itali) oleh Episkop Stefanus.
Paham ini menyatakan bahwa hanya Uskup Roma sajalah yang mewarisi seluruh kuasa Rasul Petrus, hal ini ditentang oleh St.Cyprianus Uskup Khartage dimana St.Cyprianus menyatakan bahwa semua Uskup memiliki derajat yang sama. Pada era modern paham ini dianut dan diadopsi oleh Katolik Roma melalui paham Kurialisme dan Infalibilitas Pausnya (secara ex-cathedra Paus Roma tidak dapat salah dalam moral dan ajaran).
04. Paham Nestorianisme (tahun 428 AD) muncul di Gereja Konstantinopel (Yunani) oleh Patriarkh Nestorius.
Paham ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus memiliki 2 kodrat yang terpisah (Ilahi dan Insani) dalam 2 pribadi yang terpisah. Karena dipandang 2 kodrat tersebut terpisah (dapat berdiri sendiri-sendiri) maka Yesus Kristus bagaikan manusia biasa yang kerasukan Roh Allah, sehingga Bunda Maria pun dipandang bukan sebagai Theotokos (Yang memberi kelahiran secara daging kepada Allah) melainkan Anthropotokos (Yang memberi kelahiran secara daging kepada manusia) atau setinggi-tingginya Kristotokos (Yang memberi kelahiran secara daging kepada Kristus). Pada era modern nampaknya paham Anthropotokos dan Kristotokos ini dianut dan diadopsi oleh beberapa aliran Protestan.
05. Paham Monofisit (tahun 448 AD) muncul di Gereja Konstantinopel (Yunani) oleh Arkhimandrit Eutyches.
Paham ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus hanya memiliki 1 kodrat saja, yaitu kodrat Ilahi, dimana kodrat Insani Yesus Kristus telah ditelah oleh kodrat IlahiNya.
06. Paham Monothelitisme (tahun 650 AD) muncul di Gereja Konstantinopel (Yunani) oleh Patriarkh Sergius I.
Paham ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus memang memiliki 2 kodrat (Ilahi dan Insani) namun hanya memiliki 1 kehendak saja. Paham Monothelitisme ini pernah dianut pula oleh Paus Roma Honorius I (625 AD s/d 638 AD) yang namanya juga telah dikutuk (anathema) dalam Konsili Ekumenis Keenam Konstantinopel III.
Oleh karena kodrat Gereja secara Konsiliarisme inilah maka Gereja juga dianggap sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, sebagaimana Kitab Suci sendiri bersaksi mengenai hal ini:
1Tim 3:15
TR (Textus Receptus)
15. εαν δε βραδυνω ινα ειδης πως δει εν οικω θεου αναστρεφεσθαι ητις εστιν εκκλησια θεου ζωντος στυλος και εδραιωμα της αληθειας
NKJV (New King James Version)
15. but if I am delayed, I write so that you may know how you ought to conduct yourself in the house of God, which is the church of the living God, the pillar and ground of the truth.
LAI – TB (Terjemahan Baru)
15. Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Terjemahan tepat untuk ayat 1Tim 3:15 kata εκκλησια (ekklesia, NKJV: church) adalah “Gereja” sebagaimana pernah kita bahas sejak semula bahwa Gereja berasal dari bahasa Yunani εκκλησια (ekklesia). Jadi Kitab Suci sendiri menyatakan bahwa Gereja itu adalah tiang penopang dan dasar kebenaran, lalu pertanyaan selanjutnya yang dimungkinkan mengenai hal ini adalah:
01. Apakah Gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran itu masih eksis (masih ada) sampai sekarang?
02. Gereja yang bagaimana yang menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran tersebut?
Jawaban untuk pertanyaan pertama bahwa apakah Gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran itu masih eksis sampai sekarang ternyata telah tersedia dalam Kitab Suci sendiri,
Mat 16:18
TR (Textus Receptus)
18. καγω δε σοι λεγω οτι συ ει πετρος και επι ταυτη τη πετρα οικοδομησω μου την εκκλησιαν και πυλαι αδου ου κατισχυσουσιν αυτης
NKJV (New King James Version)
18. "And I also say to you that you are Peter, and on this rock I will build My church, and the gates of Hades shall not prevail against it.
LAI – TB (Terjemahan Baru)
18. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kristus telah memberikan janji dan jaminan bahwa GerejaNya tidak akan lenyap ataupun dikuasai oleh alam maut, sebab Kristus sendirilah batu karang Gereja tersebut (1Kor 10:4), Kristuslah kepala GerejaNya (Tubuh Kristus, Ef 5:23) jadi sepanjang Kristus ada maka Gereja juga ada.
1Kor 10:4
4. dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Ef 5:23
TR (Textus Receptus)
23. οτι ο ανηρ εστιν κεφαλη της γυναικος ως και ο χριστος κεφαλη της εκκλησιας και αυτος εστιν σωτηρ του σωματος
NKJV (New King James Version)
23. For the husband is head of the wife, as also Christ is head of the church; and He is the Savior of the body.
LAI – TB (Terjemahan Baru)
23. karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Sedangkan jawaban untuk pertanyaan kedua mengenai Gereja yang bagaimanakah yang layak disebut sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran itu dapat kita tinjau dari 4 sifat utama Gereja yang telah kita bahas sebelumnya, yaitu:
01. Satu (tidak terbagi-bagi, satu iman dan satu ajaran, Kol 3:15).
02. Kudus (seperti ibu Sorgawi yang merdeka, Gal 4:25-26)
03. Katolik (bersifat universal/semesta, tak dibatasi oleh ruang dan waktu, Ibr 12:22-24)
04. Apostolik (memiliki mata rantai/suksesi rasuli dan kepenuhan kebenaran ajaran rasuli, bersifat Konsiliarisme, Yud 1:3 ; 2Tim 2:2 & Kis 15)
Seluruh kriteria tersebut ada didalam Gereja Orthodox Timur sejak semula didirikan oleh para rasul, hal itu tercermin pula dalam Pengakuan Iman Nikea yang menyatakan bahwa: “Aku percaya pada Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik”. Jadi berdasarkan 4 pilar sifat utama Gereja inilah maka Gereja Orthodox berdiri sebagai Gereja Mistikal Organik.
1.3. Perwujudan Kesatuan Gereja
Dalam Gereja Orthodox Timur, secara nyata kesatuan Gereja itu diwujudkan bukan persatuan dengan Paus Roma atau dengan individu-individu tertentu didalam Gereja, juga bukan kesatuan karena beberapa iman dan ajaran yang sama, melainkan kesatuan Gereja para rasul diwujudkan dalam:
01. Kesatuan iman dan ajaran secara utuh.
02. Kesatuan dalam Komuni (Ekaristi/Perjamuan Kudus).
Kitab Suci sendiri dalam Ef 4:4-6 menyatakan bahwa umat Kristen haruslah berada dalam kesatuan iman dan ajaran secara utuh,
Ef 4:4-6
4. satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
5. satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
6. satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Selanjutnya, kesatuan dalam iman dan ajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk kesatuan dalam Komuni, sebab Komuni adalah persekutuan dengan Tubuh Kristus, yaitu GerejaNya.
1Kor 10:16-17
16. Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?
17. Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
Jadi kesatuan iman dan ajaran secara utuh dalam Gereja Orthodox Timur mendorong terjadinya kesatuan dalam Komuni, dan kesatuan dalam Komuni merupakan tanda adanya kesatuan iman dan ajaran secara utuh.
1.1. Makna Gereja & Kesatuan Gereja
Gereja (Yunani: ἐκκλησία, ekklesia) bukan mengacu pada suatu bangunan tertentu, melainkan menurut ajaran Gereja Orthodox Timur, Gereja adalah kepenuhan Tubuh Kristus yang satu, hal ini didasari ayat Kitab Suci yang menyatakan:
Kol 3:15
15. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Sesuai dengan Kol 3:15 maka anggota-anggota Tubuh Kristus (Gereja) yang satu itu mengacu pada seluruh umat percaya. Lalu bagaimanakah dengan anggapan beberapa orang bahwa berdasarkan 1Kor 12:12-27 itu Tubuh Kristus adalah satu namun terdiri atas anggota-anggota yang banyak, dimana anggota-anggota yang banyak ini ditafsirkan sebagai denominasi-denominasi gereja? Untuk menjawab hal ini, kita harus melihat konteks 1Kor 12 secara utuh, kutipan 1Kor 12 adalah sebagai berikut:
1Kor 12:1-20
1. Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.
2. Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
3. Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
4. Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
5. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
6. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
7. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
8. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
9. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
10. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
11. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
12. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
13. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
14. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
15. Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
16. Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
17. Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
18. Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
19. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
20. Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
21. Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
22. Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
23. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
24. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
25. supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
26. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
27. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
Jika kita meneliti 1Kor 12:1-11 ini ternyata membicarakan tentang ragam karunia yang dimiliki oleh umat percaya dalam Gereja (Tubuh Kristus), dan kemudian disejajarkan dan disambung dengan 1Kor 12:12-20 yang menjelaskan bahwa umat percaya dengan ragam karunia itulah yang merupakan anggota-anggota Tubuh Kristus. Jadi jelaslah bahwa makna anggota-anggota Tubuh Kristus itu bukan mengacu pada gabungan denominasi-denominasi gereja. Hal ini dipertegas dalam 1Kor 12:27 yang telah kita kutip diatas bahwa “kamu masing-masing adalah anggotanya” (kata “masing-masing” menjelaskan bahwa ini bermakna individu per individu) bukan “denominasi-denominasi gereja adalah anggotanya”.
1.2. Sifat Gereja & Dinamika Gereja
Setelah kita mengetahui definisi Gereja secara benar, yaitu sebagai Tubuh Kristus yang satu, yang terdiri atas gabungan umat percaya dengan masing-masing karunianya sebagai anggota-anggota Tubuh Kristus, maka sekarang kita akan membahas mengenai sifat-sifat yang seharusnya dimiliki oleh Gereja tersebut.
Sifat pertama dari Gereja adalah bagaikan ibu yang kudus bagi umat percaya,
Gal 4:25-26
25. Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab—dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya.
26. Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.
Rasul Paulus mengemukakan dalam surat Gal 4:25-26 diatas mengenai alegori antara Yudaisme (Yerusalem yang sekarang) yang digambarkan sebagai Hagar, dan Gereja (Yerusalem Sorgawi) yang digambarkan adalah perempuan merdeka yang bersifat Sorgawi (kudus), yang menjadi ibu kita.
Sifat kedua dari Gereja adalah mengatasi dan tidak dibatasi oleh ruang, artinya Gereja tidak dibatasi oleh letak geografis wilayah, hal ini secara konkrit dinyatakan dengan adanya surat-surat rasuli pada beberapa wilayah Gereja dimasa lalu, misalnya surat kepada Gereja: Korintus, Efesus, Galatia, Roma, dsb.
Sifat ketiga dari Gereja adalah mengatasi dan tidak dibatasi oleh waktu, artinya Gereja tidak dibatasi oleh masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, anggota Gereja kesemua waktu tersebut membentuk suatu kesatuan Tubuh Kristus sebagaimana Kitab Suci sendiri menyatakan:
Ibr 12:22-24
22. Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
23. dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,
24. dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Pada sifat yang pertama kita sudah membahas bahwa hakekat Yerusalem Sorgawi itu adalah Gereja sebagai ibu kita, demikian juga pada Ibr 12:22-24 ini makna Yerusalem Sorgawi mengacu pada kepenuhan Gereja karena pada ayat itu dinyatakan “kamu sudah datang” (bukan “akan datang”) sehingga memiliki makna kekinian (bukan masa depan). Ibr 12:22-24 menjelaskan bahwa persekutuan didalam Gereja adalah dengan:
01. Para malaikat (ayat 22).
02. Allah (ayat 23).
03. Roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna (ayat 23).
04. Yesus (ayat 24).
Jadi berdasarkan Ibr 12:22-24 persekutuan dalam Gereja itu termasuk dengan para malaikat yang telah diciptakan sebelum bumi ada, dengan Allah dan PuteraNya yang kekal, dan juga dengan roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna (persekutuan dengan Abraham dan para nabi yang hidup ribuan tahun lalu, persekutuan dengan para rasul yang hidup pada abad pertama, persekutuan dengan para orang kudus –Janasuci, Santo/Santa– yang telah menjadi roh-roh yang sempurna, inilah suatu persekutuan dengan umat percaya disepanjang segala abad), dalam hal ini Gereja tidak hanya entitas fisikal (yang dibumi) melainkan juga tercakup dalam entitas spiritual (yang di Sorga), sebab sebagaimana Kristus yang adalah Kepala Gereja memiliki 2 kodrat (Ilahi dan Insani) maka TubuhNya (yakni Gereja) juga memiliki 2 kodrat (di Sorga dan di bumi). Sifat kedua dan ketiga Gereja ini untuk selanjutnya tercakup sebagai sifat Gereja yang katolik (bukan Katolik Roma) artinya bersifat universal/semesta tanpa ada batasan ruang dan waktu.
Sifat keempat dari Gereja adalah apostolik/rasuli, sebab hakekat kepenuhan kebenaran itu telah diberikan secara lengkap oleh Kristus kepada Gereja, sebagaimana Kitab Suci menyatakan:
Yud 1:3
TR (Textus Receptus)
3. αγαπητοι πασαν σπουδην ποιουμενος γραφειν υμιν περι της κοινης σωτηριας αναγκην εσχον γραψαι υμιν παρακαλων επαγωνιζεσθαι τη απαξ παραδοθειση τοις αγιοις πιστει
NKJV (New King James Version)
3. Beloved, while I was very diligent to write to you concerning our common salvation, I found it necessary to write to you exhorting you to contend earnestly for the faith which was once for all delivered to the saints.
LAI – TB (Terjemahan Baru)
3. Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
Pada Yud 1:3 sayang sekali terjemahan LAI-TB kurang mendekati makna aslinya, pada makna aslinya terdapat kata τη απαξ (te apax) yang artinya adalah “which was once for all” (yang untuk sekali dan selamanya), jadi menurut Kitab Suci dalam Yud 1:3 iman Kristen itu sudah diwariskan sekali dan untuk selamanya sama dalam kelengkapan dan kepenuhan kebenaran. Lalu bagaimanakah cara ajaran dan iman Kristen itu diwariskan dalam Gereja? Kitab Suci menjawab perkara itu dengan baik, demikian bunyinya:
2Tim 2:2
2. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
Jadi dalam hal ini Gereja selalu mempercayakan ajarannya kepada generasi sesudahnya (dari Rasul Paulus kepada Episkop Timotius dan kemudian dilanjutkan kepada generasi berikutnya) dengan tidak sembarangan menyerahkan warisan rasuli tersebut, melainkan diserahkan kepada orang-orang yang dapat dipercayai dan cakap mengajar.
Lalu bagaimanakah dalam perjalanan sejarah Gereja, apakah Gereja tidak pernah salah dalam mewariskan ajaran rasuli tersebut? Ternyata hal tersebut sudah teratasi sendiri oleh kodrat Gereja sendiri yang bersifat Konsiliarisme (kepenuhan kebenaran terletak pada Gereja Semesta dan dinampakkan dalam Konsili Ekumenis). Secara logika, penyimpangan terhadap ajaran rasuli akan lebih mudah terjadi ketika sistem Gereja bersifat Kurialisme (dengan satu pemimpin tertinggi yang memiliki kuasa mutlak atas seluruh Tubuh Gereja), sebab jika penyimpangan ajaran tersebut dilakukan oleh sang pemimpin tertinggi maka seluruh hierarki dibawahnyapun akan cenderung melakukan penyimpangan yang sama, Gereja Orthodox Timur selaku Gereja Kristus yang sejati tidak pernah menggunakan sistem Kurialisme dalam Tubuh Gereja, melainkan sebagaimana asalnya yang adalah Konsiliarisme itu tetap dijalankan sampai kini. Gereja Orthodox Timur menyadari bahwa setiap manusia tanpa kecuali dapat melakukan kesalahan, termasuk para Paus dan Patriarkh, dianggap tidak kebal terhadap kesalahan dan kesesatan, dengan demikian standar kebenaran dalam Gereja Orthodox Timur bukanlah terpaku pada individu-individu tertentu dalam Hierarki Gereja melainkan pada ajaran yang diturunkan dalam Gereja Semesta (secara keseluruhan) yang dinampakkan dalam Konsili Ekumenis inilah yang menjadi standar kepenuhan kebenaran, sebab Kitab Suci pun menyaksikan cara yang sama ketika para rasul hendak menampakkan standar kepenuhan kebenaran itu ternyata dilakukan melalui suatu Konsili yang pertama kali dilakukan di Yerusalem (Kis 15) dengan cara inilah deposit iman itu dapat senantiasa terjaga tanpa berubah.
Gereja yang tidak bersifat Kurialisme dan menyandang sifat Konsiliarisme membuat tiap-tiap wilayah Gereja itu sebagai pagar-pagar pembatas yang saling mengawasi satu dengan yang lainnya, dalam perjalanan sejarah berulang kali beberapa pimpinan Gereja lokal melakukan penyimpangan dalam ajaran yang rasuli namun hal itu segera dipulihkan melalui sifat Gereja yang Konsiliarisme tersebut. Berikut ini adalah beberapa penyimpangan yang pernah dilakukan dalam suatu wilayah Gereja (dan bahkan timbul kembali dalam era modern dalam kemasan yang berbeda namun isinya tetap sama):
01. Paham Sabellianisme (tahun 215 AD) muncul di Gereja Roma (Itali) oleh Presbyter Sabellius.
Paham ini mengajarkan bahwa Bapa, Putera, dan Roh Kudus merupakan modus-modus (persona) Allah saja, seperti seseorang yang menjabat sebagai Ayah, Suami, dan Direktur, namun yang sebenarnya hanya ada 1 Pribadi saja. Dengan demikian paham ini secara tidak langsung mengajarkan bahwa Bapa lah yang menebus manusia dengan cara menyamar sebagai Yesus Kristus. Pada era modern paham ini dianut dan diadopsi oleh Unitarian.
02. Paham Arianisme (tahun 250 AD s/d 336 AD) muncul di Gereja Alexandria (Mesir) oleh Arkhimandrit Arius.
Paham ini menyatakan bahwa Putera Allah bukan dari kekal ada bersama Allah Bapa, melainkan adalah makhluk ciptaan yang diciptakan untuk tujuan penciptaan dunia, dengan demikian Putera Allah ini dianggap memiliki esensi/dzat hakekat yang lebih rendah atau berbeda dari Allah Bapa. Pada era modern paham ini dianut dan diadopsi oleh Saksi Yehova.
03. Paham Ultramontanisme (tahun 255 AD) muncul di Gereja Roma (Itali) oleh Episkop Stefanus.
Paham ini menyatakan bahwa hanya Uskup Roma sajalah yang mewarisi seluruh kuasa Rasul Petrus, hal ini ditentang oleh St.Cyprianus Uskup Khartage dimana St.Cyprianus menyatakan bahwa semua Uskup memiliki derajat yang sama. Pada era modern paham ini dianut dan diadopsi oleh Katolik Roma melalui paham Kurialisme dan Infalibilitas Pausnya (secara ex-cathedra Paus Roma tidak dapat salah dalam moral dan ajaran).
04. Paham Nestorianisme (tahun 428 AD) muncul di Gereja Konstantinopel (Yunani) oleh Patriarkh Nestorius.
Paham ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus memiliki 2 kodrat yang terpisah (Ilahi dan Insani) dalam 2 pribadi yang terpisah. Karena dipandang 2 kodrat tersebut terpisah (dapat berdiri sendiri-sendiri) maka Yesus Kristus bagaikan manusia biasa yang kerasukan Roh Allah, sehingga Bunda Maria pun dipandang bukan sebagai Theotokos (Yang memberi kelahiran secara daging kepada Allah) melainkan Anthropotokos (Yang memberi kelahiran secara daging kepada manusia) atau setinggi-tingginya Kristotokos (Yang memberi kelahiran secara daging kepada Kristus). Pada era modern nampaknya paham Anthropotokos dan Kristotokos ini dianut dan diadopsi oleh beberapa aliran Protestan.
05. Paham Monofisit (tahun 448 AD) muncul di Gereja Konstantinopel (Yunani) oleh Arkhimandrit Eutyches.
Paham ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus hanya memiliki 1 kodrat saja, yaitu kodrat Ilahi, dimana kodrat Insani Yesus Kristus telah ditelah oleh kodrat IlahiNya.
06. Paham Monothelitisme (tahun 650 AD) muncul di Gereja Konstantinopel (Yunani) oleh Patriarkh Sergius I.
Paham ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus memang memiliki 2 kodrat (Ilahi dan Insani) namun hanya memiliki 1 kehendak saja. Paham Monothelitisme ini pernah dianut pula oleh Paus Roma Honorius I (625 AD s/d 638 AD) yang namanya juga telah dikutuk (anathema) dalam Konsili Ekumenis Keenam Konstantinopel III.
Oleh karena kodrat Gereja secara Konsiliarisme inilah maka Gereja juga dianggap sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, sebagaimana Kitab Suci sendiri bersaksi mengenai hal ini:
1Tim 3:15
TR (Textus Receptus)
15. εαν δε βραδυνω ινα ειδης πως δει εν οικω θεου αναστρεφεσθαι ητις εστιν εκκλησια θεου ζωντος στυλος και εδραιωμα της αληθειας
NKJV (New King James Version)
15. but if I am delayed, I write so that you may know how you ought to conduct yourself in the house of God, which is the church of the living God, the pillar and ground of the truth.
LAI – TB (Terjemahan Baru)
15. Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Terjemahan tepat untuk ayat 1Tim 3:15 kata εκκλησια (ekklesia, NKJV: church) adalah “Gereja” sebagaimana pernah kita bahas sejak semula bahwa Gereja berasal dari bahasa Yunani εκκλησια (ekklesia). Jadi Kitab Suci sendiri menyatakan bahwa Gereja itu adalah tiang penopang dan dasar kebenaran, lalu pertanyaan selanjutnya yang dimungkinkan mengenai hal ini adalah:
01. Apakah Gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran itu masih eksis (masih ada) sampai sekarang?
02. Gereja yang bagaimana yang menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran tersebut?
Jawaban untuk pertanyaan pertama bahwa apakah Gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran itu masih eksis sampai sekarang ternyata telah tersedia dalam Kitab Suci sendiri,
Mat 16:18
TR (Textus Receptus)
18. καγω δε σοι λεγω οτι συ ει πετρος και επι ταυτη τη πετρα οικοδομησω μου την εκκλησιαν και πυλαι αδου ου κατισχυσουσιν αυτης
NKJV (New King James Version)
18. "And I also say to you that you are Peter, and on this rock I will build My church, and the gates of Hades shall not prevail against it.
LAI – TB (Terjemahan Baru)
18. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kristus telah memberikan janji dan jaminan bahwa GerejaNya tidak akan lenyap ataupun dikuasai oleh alam maut, sebab Kristus sendirilah batu karang Gereja tersebut (1Kor 10:4), Kristuslah kepala GerejaNya (Tubuh Kristus, Ef 5:23) jadi sepanjang Kristus ada maka Gereja juga ada.
1Kor 10:4
4. dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Ef 5:23
TR (Textus Receptus)
23. οτι ο ανηρ εστιν κεφαλη της γυναικος ως και ο χριστος κεφαλη της εκκλησιας και αυτος εστιν σωτηρ του σωματος
NKJV (New King James Version)
23. For the husband is head of the wife, as also Christ is head of the church; and He is the Savior of the body.
LAI – TB (Terjemahan Baru)
23. karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Sedangkan jawaban untuk pertanyaan kedua mengenai Gereja yang bagaimanakah yang layak disebut sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran itu dapat kita tinjau dari 4 sifat utama Gereja yang telah kita bahas sebelumnya, yaitu:
01. Satu (tidak terbagi-bagi, satu iman dan satu ajaran, Kol 3:15).
02. Kudus (seperti ibu Sorgawi yang merdeka, Gal 4:25-26)
03. Katolik (bersifat universal/semesta, tak dibatasi oleh ruang dan waktu, Ibr 12:22-24)
04. Apostolik (memiliki mata rantai/suksesi rasuli dan kepenuhan kebenaran ajaran rasuli, bersifat Konsiliarisme, Yud 1:3 ; 2Tim 2:2 & Kis 15)
Seluruh kriteria tersebut ada didalam Gereja Orthodox Timur sejak semula didirikan oleh para rasul, hal itu tercermin pula dalam Pengakuan Iman Nikea yang menyatakan bahwa: “Aku percaya pada Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik”. Jadi berdasarkan 4 pilar sifat utama Gereja inilah maka Gereja Orthodox berdiri sebagai Gereja Mistikal Organik.
1.3. Perwujudan Kesatuan Gereja
Dalam Gereja Orthodox Timur, secara nyata kesatuan Gereja itu diwujudkan bukan persatuan dengan Paus Roma atau dengan individu-individu tertentu didalam Gereja, juga bukan kesatuan karena beberapa iman dan ajaran yang sama, melainkan kesatuan Gereja para rasul diwujudkan dalam:
01. Kesatuan iman dan ajaran secara utuh.
02. Kesatuan dalam Komuni (Ekaristi/Perjamuan Kudus).
Kitab Suci sendiri dalam Ef 4:4-6 menyatakan bahwa umat Kristen haruslah berada dalam kesatuan iman dan ajaran secara utuh,
Ef 4:4-6
4. satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
5. satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
6. satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Selanjutnya, kesatuan dalam iman dan ajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk kesatuan dalam Komuni, sebab Komuni adalah persekutuan dengan Tubuh Kristus, yaitu GerejaNya.
1Kor 10:16-17
16. Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?
17. Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
Jadi kesatuan iman dan ajaran secara utuh dalam Gereja Orthodox Timur mendorong terjadinya kesatuan dalam Komuni, dan kesatuan dalam Komuni merupakan tanda adanya kesatuan iman dan ajaran secara utuh.