14 November
01) St. Damianos & St. Kosmas
By: Daniel Fs, S.Psi
St. Damianos & St. Kosmas (dari Asia Kecil, bedakan dengan dua St. Kosmas & St. Damianos yang lain dari Roma dan Arabia) adalah saudara kembar yang lahir pada abad ketiga di Cilicia (sekarang wilayah Turki), memiliki ayah seorang Pagan yang wafat pada waktu mereka masih kecil, ibu mereka, St. Theodota dari Asia Kecil membesarkan mereka dalam iman dan kesalehan Kristen, melalui teladannya dan pembacaan Kitab Suci kepada mereka sehingga hidup mereka dimurnikan menurut ketetapan Allah. Tiap-tiap hari mereka semakin bertumbuh dalam kebenaran dan kebajikan. Terlatih dalam ilmu kedokteran, mereka menerima karunia penyembuhan dari Roh Kudus melalui doa-doa mereka, bukan hanya sakit jasmani saja melainkan juga penyakit rohani, bahkan kadangkala mereka juga merawat hewan-hewan.
Dengan kasih yang tulus kepada Allah dan sesama manusia mereka tidak pernah menerima bayaran bagi pelayanan mereka, mereka secara ketat menaati perintah Tuhan Yesus Kristus "... Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma" (Mat 10:8), dengan demikian mereka disebut sebagai Penyembuh Tanpa Bayaran. Karena kharitas mereka yang tinggi (melayani tanpa menarik imbalan) maka mereka menarik banyak orang kepada iman Kristen.
Suatu hari, mereka diundang untuk menyembuhkan seorang perempuan yang sakit parah dimana para dokter sudah menolak karena merasa penyakitnya sudah tidak memiliki harapan sembuh, nama perempuan itu adalah Palladia, namun melalui iman dan doa-doa mereka, Tuhan berkenan untuk menyembuhkan penyakit Palladia secara sempurna. Secara diam-diam, Palladia memberikan pemberian kepada St.Damianos berupa 3 telur seraya berkata: “Ambillah sedikit pemberian ini dalam nama Tritunggal Kudus Sang Pencipta Hidup, Sang Bapa, Sang Putera dan Sang Roh Kudus.” Mendengar nama Tritunggal Kudus inilah maka St.Damianos tidak berani menolaknya.
Ketika St.Kosmas mendapati hal yang demikian, maka ia menjadi sangat sedih, sebab dikiranya saudaranya tu telah melanggar kaul ketat mereka sehingga menjelang waktu kematian St.Kosmas ia berpesan bahwa St.Damianos tidaklah boleh dikuburkan berdampingan dengannya. Saat itu terjadilah penindasan Kristen dibawah Kaisar Roma Diocletian, mereka ditangkap dan dianiaya agar menyangkal iman Kristennya. Mereka tidak pernah mengangkal iman mereka meskipun mereka dianiaya secara hebat, antara lain: mereka dirantai dan dicampakkan ke dalam laut (yang pada akhirnya mereka diselamatkan oleh malaikat Tuhan, diangkat dari laut ke daratan), dicampakkan ke dalam api yang menyala-nyala (namun lagi malaikat Tuhan menyertainya sehingga api tidak membakarnya sama sekali), disalibkan sambil dirajam batu (namun malaikat Tuhan membuat batu-batu itu terpental sehingga malah mengenai para pelemparnya), disalibkan sambil dipanah oleh 4 ksatria kerajaan (hasil yang sama dengan rajam batu didapati, anak panah tersebut terpental kembali kepada pemanahnya sehingga melukai mereka sendiri), akhirnya mereka wafat karena dijatuhi hukum penggal bersama tiga saudara mereka yang lebih muda juga ikut dalam kemartirannya, yakni: Leontius, Anthimus, dan Eutropius. Mereka meninggal tanggal 27 September 287. Namun orang-orang kebingungan dimanakah seharusnya St.Damianos dikuburkan, tiba-tiba oleh kehendak Allah, seekor Onta yang pernah mereka sembuhkan berbicara dalam bahasa manusia, katanya: “Janganlah ragu untuk menguburkan Damianos di samping Kosmas karena Damianos tidak menerima telur-telur dari perempuan itu sebagai suatu pembayaran melainkan demi menghormati nama Allah”. Akhirnya mereka dikuburkan berdampingan pada Thereman, Mesopotamia. Mengikuti kemartirannya, St. Damianos dan St. Kosmas dianggap sebagai patron dari para tabib, dokter, dan ahli bedah. Pada abad 6, Kaisar Yustinian I, pernah terhindar dari wabah karena permintaan syafaatnya kepada mereka, oleh sebab itu akhirnya Sang Kaisar membangun suatu Gereja di Konstantinopel yang diberikan nama mereka.
Beberapa mujizat bahkan terjadi setelah kematian mereka, suatu saat seorang yang bernama Malkhus pergi mengembara meninggalkan isterinya sendirian untuk waktu yang lama, ia meminta doa syafaat kepada kedua bersaudara kudus ini. Namun si musuh manusia itu tidak pernah tinggal diam, dipakainya wujud manusia berupa teman dari Malkhus untuk menemui isterinya dengan niat untuk membunuhnya, ketika sang isteri terancam untuk terbunuh itulah tiba-tiba dua orang yang bercahaya menampakkan diri sehingga si Iblis itu lari tunggang langgang dan jatuh ke dalam jurang. Sambil gemetar bertanyalah isteri Malkhus kepada kedua orang itu: “Penyelamatku, kepada siapakah aku harus berterima kasih, siapakah namamu?”, mereka menjawab: “Kami adalah hamba Kristus, Kosmas dan Damianos” kemudian menghilang di depan mata isteri Malkhus itu. Maka isteri Malkhus itu segera memuliakan Allah dan bersyukur atas keselamatannya, sejak saat itu St.Damianos dan St.Kosmas juga dikenal sebagai pelindung kesucian dan keharmonisan pernikahan Kristen.
Ikon para kudus ini memegang suatu sendok bagi gambaran obat, dan pegangan sendok tersebut berbentuk suatu salib yang mengindikasikan pentingnya kesembuhan rohani sebagaimana kesembuhan jasmani, dan segala kesembuhan tersebut hanyalah datang dari Allah saja.
St. Damianos & St. Kosmas (dari Asia Kecil, bedakan dengan dua St. Kosmas & St. Damianos yang lain dari Roma dan Arabia) adalah saudara kembar yang lahir pada abad ketiga di Cilicia (sekarang wilayah Turki), memiliki ayah seorang Pagan yang wafat pada waktu mereka masih kecil, ibu mereka, St. Theodota dari Asia Kecil membesarkan mereka dalam iman dan kesalehan Kristen, melalui teladannya dan pembacaan Kitab Suci kepada mereka sehingga hidup mereka dimurnikan menurut ketetapan Allah. Tiap-tiap hari mereka semakin bertumbuh dalam kebenaran dan kebajikan. Terlatih dalam ilmu kedokteran, mereka menerima karunia penyembuhan dari Roh Kudus melalui doa-doa mereka, bukan hanya sakit jasmani saja melainkan juga penyakit rohani, bahkan kadangkala mereka juga merawat hewan-hewan.
Dengan kasih yang tulus kepada Allah dan sesama manusia mereka tidak pernah menerima bayaran bagi pelayanan mereka, mereka secara ketat menaati perintah Tuhan Yesus Kristus "... Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma" (Mat 10:8), dengan demikian mereka disebut sebagai Penyembuh Tanpa Bayaran. Karena kharitas mereka yang tinggi (melayani tanpa menarik imbalan) maka mereka menarik banyak orang kepada iman Kristen.
Suatu hari, mereka diundang untuk menyembuhkan seorang perempuan yang sakit parah dimana para dokter sudah menolak karena merasa penyakitnya sudah tidak memiliki harapan sembuh, nama perempuan itu adalah Palladia, namun melalui iman dan doa-doa mereka, Tuhan berkenan untuk menyembuhkan penyakit Palladia secara sempurna. Secara diam-diam, Palladia memberikan pemberian kepada St.Damianos berupa 3 telur seraya berkata: “Ambillah sedikit pemberian ini dalam nama Tritunggal Kudus Sang Pencipta Hidup, Sang Bapa, Sang Putera dan Sang Roh Kudus.” Mendengar nama Tritunggal Kudus inilah maka St.Damianos tidak berani menolaknya.
Ketika St.Kosmas mendapati hal yang demikian, maka ia menjadi sangat sedih, sebab dikiranya saudaranya tu telah melanggar kaul ketat mereka sehingga menjelang waktu kematian St.Kosmas ia berpesan bahwa St.Damianos tidaklah boleh dikuburkan berdampingan dengannya. Saat itu terjadilah penindasan Kristen dibawah Kaisar Roma Diocletian, mereka ditangkap dan dianiaya agar menyangkal iman Kristennya. Mereka tidak pernah mengangkal iman mereka meskipun mereka dianiaya secara hebat, antara lain: mereka dirantai dan dicampakkan ke dalam laut (yang pada akhirnya mereka diselamatkan oleh malaikat Tuhan, diangkat dari laut ke daratan), dicampakkan ke dalam api yang menyala-nyala (namun lagi malaikat Tuhan menyertainya sehingga api tidak membakarnya sama sekali), disalibkan sambil dirajam batu (namun malaikat Tuhan membuat batu-batu itu terpental sehingga malah mengenai para pelemparnya), disalibkan sambil dipanah oleh 4 ksatria kerajaan (hasil yang sama dengan rajam batu didapati, anak panah tersebut terpental kembali kepada pemanahnya sehingga melukai mereka sendiri), akhirnya mereka wafat karena dijatuhi hukum penggal bersama tiga saudara mereka yang lebih muda juga ikut dalam kemartirannya, yakni: Leontius, Anthimus, dan Eutropius. Mereka meninggal tanggal 27 September 287. Namun orang-orang kebingungan dimanakah seharusnya St.Damianos dikuburkan, tiba-tiba oleh kehendak Allah, seekor Onta yang pernah mereka sembuhkan berbicara dalam bahasa manusia, katanya: “Janganlah ragu untuk menguburkan Damianos di samping Kosmas karena Damianos tidak menerima telur-telur dari perempuan itu sebagai suatu pembayaran melainkan demi menghormati nama Allah”. Akhirnya mereka dikuburkan berdampingan pada Thereman, Mesopotamia. Mengikuti kemartirannya, St. Damianos dan St. Kosmas dianggap sebagai patron dari para tabib, dokter, dan ahli bedah. Pada abad 6, Kaisar Yustinian I, pernah terhindar dari wabah karena permintaan syafaatnya kepada mereka, oleh sebab itu akhirnya Sang Kaisar membangun suatu Gereja di Konstantinopel yang diberikan nama mereka.
Beberapa mujizat bahkan terjadi setelah kematian mereka, suatu saat seorang yang bernama Malkhus pergi mengembara meninggalkan isterinya sendirian untuk waktu yang lama, ia meminta doa syafaat kepada kedua bersaudara kudus ini. Namun si musuh manusia itu tidak pernah tinggal diam, dipakainya wujud manusia berupa teman dari Malkhus untuk menemui isterinya dengan niat untuk membunuhnya, ketika sang isteri terancam untuk terbunuh itulah tiba-tiba dua orang yang bercahaya menampakkan diri sehingga si Iblis itu lari tunggang langgang dan jatuh ke dalam jurang. Sambil gemetar bertanyalah isteri Malkhus kepada kedua orang itu: “Penyelamatku, kepada siapakah aku harus berterima kasih, siapakah namamu?”, mereka menjawab: “Kami adalah hamba Kristus, Kosmas dan Damianos” kemudian menghilang di depan mata isteri Malkhus itu. Maka isteri Malkhus itu segera memuliakan Allah dan bersyukur atas keselamatannya, sejak saat itu St.Damianos dan St.Kosmas juga dikenal sebagai pelindung kesucian dan keharmonisan pernikahan Kristen.
Ikon para kudus ini memegang suatu sendok bagi gambaran obat, dan pegangan sendok tersebut berbentuk suatu salib yang mengindikasikan pentingnya kesembuhan rohani sebagaimana kesembuhan jasmani, dan segala kesembuhan tersebut hanyalah datang dari Allah saja.