14 Juli
01) St. Cosmas & St. Damianos dari Roma
By: Frumentius Welly Mainollo
Martir kudus, pekerja ajaib, dan tabib tanpa bayaran, Cosmas dan Damianos, adalah saudara kandung yang lahir di Roma. Mereka menerima kematian syahid mereka di Roma di bawah pemerintahan Kaisar Carinus (283-284 Masehi). Mereka dibesarkan oleh orang tua mereka dalam kesalehan, dan peraturan hidup yang ketat, dan mereka diberikan karunia untuk menyembuhkan orang sakit oleh Allah. Melalui sikap hidup mereka yang baik dan ramah kepada orang-orang, ditambah pula dengan kebaikan mereka yang tanpa pilih kasih, kedua saudara itu membawa banyak orang kepada Kristus. Kedua orang kudus ini biasanya berkata kepada orang yang sakit: "Kami merawat orang sakit, bukan karena kekuatan kami, tetapi karena kuasa Kristus, Allah yang benar. Percayalah kepada-Nya dan sembuhlah!". Karena mereka menyembuhkan orang tanpa mempedulikan diri sendiri, maka kedua kudus bersaudara ini disebut sebagai "tabib tanpa bayaran".
Pelayanan aktif mereka kepada sesama dan pengaruh rohani kedua kudus ini kepada orang-orang di sekitar mereka, membuat banyak orang masuk ke dalam Gereja, sehingga menarik perhatian pemerintah Romawi. Prajurit-prajurit dikirim untuk menangkap kedua bersaudara ini. Mendengar kabar ini, orang-orang Kristen meminta St. Cosmas dan Damianos untuk menyembunyikan diri selama beberapa waktu hingga mereka dapat mengusahakan bantuan bagi kedua kudus ini. Namun, para prajurit yang tidak dapat menemukan kedua bersaudara ini kemudian menangkap orang-orang Kristen yang lain yang tinggal di tempat kudus bersaudara ini tinggal. St. Kosmas dan Damianos kemudian keluar dari persembunyian dan memberikan diri mereka ke tangan para prajurit supaya para prajurit tersebut membebaskan orang-orang Kristen yang ditahan karena menyembunyikan dua bersaudara itu.
Di Roma, kedua kudus ini ditahan di dalam penjara, da kemudian dibawa ke pengadilan. Kedua kudus ini secara terbuka bersaksi di hadapan Kaisar Roma tentang iman mereka kepada Kristus Allah yang telah datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan umat manusia dan untuk menebus dunia dari dosa, dan kedua kudus ini menolak untuk memberikan kurban kepada dewa-dewa berhala. Mereka berkata: "Kami tidak melakukan kejahatan kepada siapapun juga, kami tidak pula terlibat dengan sihir dan ilmu hitam seperti yang engkau tuduhkan kepada kami. Kami mengobati orang karena kuasa yang diberikan oleh Tuhan dan Juruselamat kami Yesus Kristus, dan kami tidak meminta upah apapun dalam membantu mereka yang sakit, karena Tuhan kami memerintahkan kepada murid-murid-Nya: 'Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma'" (Matius 10:8).
Kaisar tetap kepada tuntutannya. Lewat doa dari kedua kudus ini, dan ditopang dengan kuasa karunia, Allah secara tiba-tiba membutakan mata Kaisar Karinus agar sang kaisar pun dapat mengalami sendiri kuasa Tuhan, yang tidak mengampuni penghujatan kepada Roh Kudus. Orang-orang yang menyaksikan muzizat dalam sidang inipun berseru: "Besarlah Allah orang Kristen dan tidak ada ilah lain selain Dia!" Banyak dari orang-orang yang menjadi percaya ini kemudian meminta kepada kudus bersaudara ini untuk menyembuhkan sang Kaisar, dan sang Kaisar sendiri pun memohon kepada kudus bersaudara ini sambil berjanji bahwa ia akan bertobat kepada Allah yang sejati, yakni Kristus Sang Juruselamat. Kudus bersaudara ini pun menyembuhkan mereka. Setelah peristiwa ini, St. Cosmas dan Damianos dibebaskan dan mereka kembali melayani menyembuhkan orang-orang yang sakit.
Namun usaha pembunuhan yang gagal dilakukan lewat kebencian kaum kafir dan kesewenang-wenangan pemerintah Roma ini, akhirnya berhasil dilakukan lewat kegelapan iri hati, yang menjadi salah satu dorongan paling kuat dalam kodrat manusia yang berdosa. Seorang tabib yang lebih tua, seorang guru yang mana kedua kudus ini pernah belajar ilmu pengobatan darinya, menjadi iri hati atas ketenaran kedua kudus bersaudara ini. Dikendalikan oleh kegilaan karena kecemburuan dan nafsu ini, ia memanggil kedua kudus bersaudara yang sebelumnya menjadi murid terkasihnya ini, dan memberitahkan bahwa mereka semua harus mengumpulkan tanaman-tanaman obat bersama-sama ke pegunungan yang jauh. Ia membunuh kedua kudus bersaudara di sana dan membuang jenazah mereka ke sebuah sungai.
Maka kesyahidan pun menjadi akhir dari perjalanan kedua kudus bersaudara, St. Cosmas dan Damianos, sang penyembuh tanpa bayaran ini di dalam dunia. Mereka telah memberikan seluruh hidup mereka sebagai orang Kristen yang melayani sesama, telah lolos dari pedang dan penjara Roma, namun secara licik telah dibunuh oleh guru mereka.
Tuhan memuliakan orang-orang yang diperkenankan-Nya. Dan kini, melalui doa-doa tabib kudus tanpa bayaran St. Cosmas dan Damianos, Allah memberikan kesembuhan kepada semua orang yang dengan iman mereka memohon perantaraan kudus bersaudara ini kepada Allah.
Martir kudus, pekerja ajaib, dan tabib tanpa bayaran, Cosmas dan Damianos, adalah saudara kandung yang lahir di Roma. Mereka menerima kematian syahid mereka di Roma di bawah pemerintahan Kaisar Carinus (283-284 Masehi). Mereka dibesarkan oleh orang tua mereka dalam kesalehan, dan peraturan hidup yang ketat, dan mereka diberikan karunia untuk menyembuhkan orang sakit oleh Allah. Melalui sikap hidup mereka yang baik dan ramah kepada orang-orang, ditambah pula dengan kebaikan mereka yang tanpa pilih kasih, kedua saudara itu membawa banyak orang kepada Kristus. Kedua orang kudus ini biasanya berkata kepada orang yang sakit: "Kami merawat orang sakit, bukan karena kekuatan kami, tetapi karena kuasa Kristus, Allah yang benar. Percayalah kepada-Nya dan sembuhlah!". Karena mereka menyembuhkan orang tanpa mempedulikan diri sendiri, maka kedua kudus bersaudara ini disebut sebagai "tabib tanpa bayaran".
Pelayanan aktif mereka kepada sesama dan pengaruh rohani kedua kudus ini kepada orang-orang di sekitar mereka, membuat banyak orang masuk ke dalam Gereja, sehingga menarik perhatian pemerintah Romawi. Prajurit-prajurit dikirim untuk menangkap kedua bersaudara ini. Mendengar kabar ini, orang-orang Kristen meminta St. Cosmas dan Damianos untuk menyembunyikan diri selama beberapa waktu hingga mereka dapat mengusahakan bantuan bagi kedua kudus ini. Namun, para prajurit yang tidak dapat menemukan kedua bersaudara ini kemudian menangkap orang-orang Kristen yang lain yang tinggal di tempat kudus bersaudara ini tinggal. St. Kosmas dan Damianos kemudian keluar dari persembunyian dan memberikan diri mereka ke tangan para prajurit supaya para prajurit tersebut membebaskan orang-orang Kristen yang ditahan karena menyembunyikan dua bersaudara itu.
Di Roma, kedua kudus ini ditahan di dalam penjara, da kemudian dibawa ke pengadilan. Kedua kudus ini secara terbuka bersaksi di hadapan Kaisar Roma tentang iman mereka kepada Kristus Allah yang telah datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan umat manusia dan untuk menebus dunia dari dosa, dan kedua kudus ini menolak untuk memberikan kurban kepada dewa-dewa berhala. Mereka berkata: "Kami tidak melakukan kejahatan kepada siapapun juga, kami tidak pula terlibat dengan sihir dan ilmu hitam seperti yang engkau tuduhkan kepada kami. Kami mengobati orang karena kuasa yang diberikan oleh Tuhan dan Juruselamat kami Yesus Kristus, dan kami tidak meminta upah apapun dalam membantu mereka yang sakit, karena Tuhan kami memerintahkan kepada murid-murid-Nya: 'Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma'" (Matius 10:8).
Kaisar tetap kepada tuntutannya. Lewat doa dari kedua kudus ini, dan ditopang dengan kuasa karunia, Allah secara tiba-tiba membutakan mata Kaisar Karinus agar sang kaisar pun dapat mengalami sendiri kuasa Tuhan, yang tidak mengampuni penghujatan kepada Roh Kudus. Orang-orang yang menyaksikan muzizat dalam sidang inipun berseru: "Besarlah Allah orang Kristen dan tidak ada ilah lain selain Dia!" Banyak dari orang-orang yang menjadi percaya ini kemudian meminta kepada kudus bersaudara ini untuk menyembuhkan sang Kaisar, dan sang Kaisar sendiri pun memohon kepada kudus bersaudara ini sambil berjanji bahwa ia akan bertobat kepada Allah yang sejati, yakni Kristus Sang Juruselamat. Kudus bersaudara ini pun menyembuhkan mereka. Setelah peristiwa ini, St. Cosmas dan Damianos dibebaskan dan mereka kembali melayani menyembuhkan orang-orang yang sakit.
Namun usaha pembunuhan yang gagal dilakukan lewat kebencian kaum kafir dan kesewenang-wenangan pemerintah Roma ini, akhirnya berhasil dilakukan lewat kegelapan iri hati, yang menjadi salah satu dorongan paling kuat dalam kodrat manusia yang berdosa. Seorang tabib yang lebih tua, seorang guru yang mana kedua kudus ini pernah belajar ilmu pengobatan darinya, menjadi iri hati atas ketenaran kedua kudus bersaudara ini. Dikendalikan oleh kegilaan karena kecemburuan dan nafsu ini, ia memanggil kedua kudus bersaudara yang sebelumnya menjadi murid terkasihnya ini, dan memberitahkan bahwa mereka semua harus mengumpulkan tanaman-tanaman obat bersama-sama ke pegunungan yang jauh. Ia membunuh kedua kudus bersaudara di sana dan membuang jenazah mereka ke sebuah sungai.
Maka kesyahidan pun menjadi akhir dari perjalanan kedua kudus bersaudara, St. Cosmas dan Damianos, sang penyembuh tanpa bayaran ini di dalam dunia. Mereka telah memberikan seluruh hidup mereka sebagai orang Kristen yang melayani sesama, telah lolos dari pedang dan penjara Roma, namun secara licik telah dibunuh oleh guru mereka.
Tuhan memuliakan orang-orang yang diperkenankan-Nya. Dan kini, melalui doa-doa tabib kudus tanpa bayaran St. Cosmas dan Damianos, Allah memberikan kesembuhan kepada semua orang yang dengan iman mereka memohon perantaraan kudus bersaudara ini kepada Allah.