31 Agustus
01) St. Florus & St. Laurus
By: Fr. Kyrillos Junan SL
Orang kudus Florus (Floros) dan Laurus (Lavros), dihormati sebagai martir Kristen dari abad ke-2. Para Martir Florus dan Laurus adalah bersaudara karena kelahiran tidak hanya dalam daging, tetapi dalam roh. Menurut kisah berbahasa Yunani, mereka adalah saudara kembar yang bekerja sebagai tukang pemahat batu. Mereka berasal dari Konstantinopel, Byzantium, tetapi menetap di Ulpiani, di distrik Illyricum (Provinsi Romawi; sekarang Yugoslavia), yang membentang dari sungai Drin (saatini Albania Utara) ke Istria (Kroasia) di barat dan Sungai Sava (Bosnia dan Herzegovina) di utara. Salona (dekat Split modern di Kroasia) berfungsi sebagai ibukotanya. Provinsi ini kemudian dibagi menjadi Pannoniadi utara dan di selatan Dalmatia. Mereka dididik dalam seni pahat batu oleh dua orang bernama Maximus dan Proklus, yang beragama Kristen. Mereka terkenal sebagai ahli pahat dan ukir, ahli bangunan batu, dan tokoh intelektual tingkat tinggi. Mereka hanya mau mengajar murid yang mempunyai kecerdasan tinggi pula. Kedua guru ini juga seorang pemikir agama yang amat tajam dan mendalam yang mewariskan ilmu teologi yang lebih dari cukup dan semangat keagamaan yang tinggi kepada para muridnya, seiring dengan ilmu pahat dan ilmu ukir yang diajarkan mereka.
Dari mereka juga dua bersaudara ini belajar tentang kehidupan yang berkenan kepada Allah. Ketika kedua orang kudus bersaudara ini selesai dari masa pendidikan ini, kedua kakak-beradik ini bukan hanya menjadi ahli dalam bidang bangunan gedung batu dan seni serta ilmu ukir-pahat, namun juga menjadi pengikut Yesus yang amat mendalam juga. Ketika gelombang aniaya muncul, dimana para guru mereka Maximus dan Proklus turut ditangkap dan mati dibunuh secara amat kejam sebagai martir, mereka meninggalkan Byzantium dan pergi untuk mengambil tempat tinggal merekadi kota Ulpiana di Dardania dari Illycricum.
Prefek (bupati) Illyricum, Likaion (Lykon), mempekerjakan dua bersaudara dalam pembangunan sebuah bangunan bagi Lisinius, putra dari Maharatu Elpidia, suatu bangunan yang Lisiniussendiri sebagai arsitek terkenal akan merancangnya. Mereka terkejut luar biasa ternyata bangunan yang harus mereka bangun adalah kuil pagan. Mereka ragu-ragu untuk menerima tawaran pekerjaan ini. Akhirnya dicapai persetujuan bahwa mereka hanya membangun gedungnya saja, namun tanpa penyelesaian akhirnya. Karena penyelesaian akhir ini bersangkutan dengan pemasangan dan penghiasan benda-benda berhala. Keduabersaudara ini juga meminta jumlah bayaran yang besar dibayar dimuka, dan pembayaran cicilan berikutnya yang digunakan untuk membantu orang-orang miskin, tanpa sepengetahuan Lisinius, sebab kalau tahu pasti Lisinius tak akan sepemurah hati seperti itu. Kedua bersaudara memberi gaji mereka kepada orang miskin dengan uang yang mereka dapatkan, sementara mereka tetap berpuasa ketat dan berdoa tanpa putus.
Suatu hari, putra imam pagan lokal Mamertin dengan ceroboh mendekati bangunan tersebut, sebuah serpihan batu terbang ke mata anak itu dan sangat parah melukainya. Florus dan Laurus meyakinkan ayahnya yang sedih, bahwa anaknya akan sembuh. Mereka membawa pemuda tersebut untuk sadar, bertobat dan memintanya untuk memiliki iman dalam Kristus. Akhirnya pemuda ini mengaku Yesus Kristus sebagai Allah yang benar. Florus dan Laurus menyembuhkan anak itu setelah anak itu bertobat menjadi Kristen. Florus dan Laurus berdoa untuk anak itu, membuat tanda salib atas matanya, dan ia langsung sembuh. Melihat pemandangan ajaib seperti itu, bahkan ayah dari pemuda tersebut percaya kepada Kristus dan memutuskan untuk masuk agama Kristen sebagai akibat dari pemulihan anaknya.
Ketika kuil itu selesai dibangun, bahkan orang-orang Kristen memuji keindahan bangunan itu. Namun kuil indah itu diabaikan orang karena kaum kafir sendiri tak mempunyai ketertarikan atasnya. Sesudah kematian Sang Bupati, bangunan itu tak diperhatikan orang lagi. Karena tak ingin buah karya mereka tersia-siakan seperti itu, maka Florus dan Laurus mengajak sekelompok orang Kristen untuk membersihkan bangunan itu serta membuang keluar dan menghancurkan patung-patung berhala dewa-dewa Yunani yang ada di dalamnya dan di bagian timur kuil mereka mendirikan kayu Salib Suci, menghiasi bagian dalamnya, serta menempatkan ikon-ikon Kristen dan altar. Florus dan Laurus mengubah kuil berhala itu menjadi gedung Katedral yang indah. Kekristenan berkembang pesat sejak saat itu dan banyak petobat baru datang. Mereka menghabiskan sepanjang malam dalam doa, dan diterangi dengan cahaya Sorgawi.
Orang Kristen menyangka bahwa para penyembah berhala itu tak akan memperdulikan apa yang terjadi, dan gedung itu pasti akan tetap menjadi gedung gereja. Namun ternyata harapan orang-orang Kristen ini tak menjadi kenyataan. Karena suatu hari Lisinius mengunjungi kota itu, serta merasa terkejut melihat berubahnya kuil pagan itu menjadi gedung gereja Kristen. Dia memecat Bupati yang sedang menjabat sebagai orang yang tak becus dalam jabatannya dan memanggil pengadilan atas orang-orang Kristen yang dianggap bertanggungjawab atas hal itu, terutama Florus dan Laurus, yang tak menyembunyikan diri mengatakan bahwa mereka ikut ambil bagian dalam pengubahan gedung itu. Setelah mendengar hal ini semua, kepala distrik menghukum bakar mantan imam kafir Mamertin dan putranya dan 300 orang Kristen. Florus dan Laurus dieksekusi dengan cara yang berbeda.
Lisinius yang kejam dan penuh perhitungan itu ingin membuat contoh atas dua orang kudus bersaudara ini serta menakut-nakuti orang agar tidak meninggalkan agama pagan serta menjadi Kristen. Untuk tujuan ini dia memerintahkan agar kedua saudara ini diseret sepanjang jalan oleh dua buah kereta kuda dan kusir-kusirnya diperintahkan untuk menghukum pesakitan yang malang ini yang tidak jauh dari usaha membunuh mereka. Setelah hal itu selesai dilakukan, mereka dipamerkan di alun-alun, diejek dan diolok-olok oleh gerombolan para penyembah berhala. Setelah itu Lisinius memerintahkan agar mereka dilemparkan ke dalam sumur yang dalam, kosong dan kering agar mereka mati dengan sendirinya, serta mengubur mereka hidup-hidup didalamnya. Tak seorangpun yang berani maju serta mengajukan permohonan bagi kehidupan dua orang bersaudara yang penuh ksatria ini. Mereka meninggal dengan penderitaan luar biasa, tanpa menyangkal iman mereka kepada Kristus. Kedua bersaudara St. Florus dan St. Laurus dari Illyria dibunuh karena iman mereka di Illyria pada abad kedua.
Setelah bertahun-tahun, relikwi (sisatubuh) para martir kudus terungkap utuh dan tidak membusuk. Kuda-kuda yang tercatat minum dari tempat sumur itu sembuh dari penyakit yang mewabahinya dan relikwi mereka yang sepenuhnya utuh ditemukan. Sisa tubuh mereka kemudian dipindahkan ke Konstantinopel, disana dimakamkan dekat lantai dasar Gereja St. Filipus di Pertapaan Pantokrator (Kristus Maha Kuasa). Adanya relikwi di Konstantinopel disaksikan oleh laporan dari peziarah dari Novgorod bernama Anthonius, yang melihat relikwi-relikwi mereka pada tahun 1200, sementara Stephanus dari Novgorod melihat kepala dua martir pada tahun 1350 di BiaraPantokrator. Banyak Gereja yang diberi nama dengan menggunakan nama kedua orang kudus bersaudara ini. Iman yang sedemikian kokoh inilah yang perlu kita teladani dalam menghadapi tantangan yang diarahkan kepada iman kita. St. Florus dan St.Laurus telah dianggap pelindung kuda-kuda di Rus dan Rusia. Mereka telah ditampilkan pada ikon dengan kuda-kuda di sekitar mereka. Petani tidak membajak dengan kuda pada hari pesta perayaan mereka karena takut menyebabkan wabah melanda ternak mereka. "Pada hari ini Rusia membawa kuda-kuda mereka mengelilingi gereja dari desa mereka" (The Golden Bough). Biara Florovsky di Kiev dan banyak gereja Orthodox telah didedikasikan untuk mereka.
“St. Florus dan St. Laurus, Para Martir dari Illyria doakanlah kami yang berjalan dengan iman bersamamu. Amin! “
Troparion (Irama 4)
Marilah kita memuji sebagaimana bertemu, Ya engkau kaum beriman,
Yang paling rupawan, para martir bersinar dan bijaksana secara ilahi:
Yang amat terberkati Florus dan yang dimuliakan Laurus,
Yang menyatakan kepada semuaTritunggal Kudus tak tercipta.
Yang menderita sampai menumpahkan darah,
Mereka dihiasi dengan mahkota cemerlang.
Memohon kepada Kristus Allah kita untuk menyelamatkan jiwa-jiwa kita.
Kontakion(Irama 8)
Hari ini seluruh dunia menghormati dalam kemuliaan kebijakan ilahi Florus dan Laurus,
Sebagai martir saleh yang menderita bagi Kristus.
Melalui doa-doa mereka dapatlah kita menerima kasih karunia dan kemurahan
Dan dibebaskan dari musibah dan cobaan,
Dan dari murka dan penderitaan di Hari Penghakiman.
Referensi
1. From Wikipedia, the free encyclopedia, Florus and Laurus. http://en.wikipedia.org/wiki/Florus_and_Laurus#cite_note-2.
2. Orthodox Church in America. Martyr Florus of Illyria.http://oca.org/saints/lives/2013/08/18/ 102324-martyr-florus-of-illyria.
3. Sinaksarion (Kisah Orang Kudus) Js. FlorosdanLavros. Dikumpulkanoleh Rm. Kyrillos JSL. dari bulletin Gereja Orthodox Indonesia dansumber-sumber lain. Malang. 2000.
Orang kudus Florus (Floros) dan Laurus (Lavros), dihormati sebagai martir Kristen dari abad ke-2. Para Martir Florus dan Laurus adalah bersaudara karena kelahiran tidak hanya dalam daging, tetapi dalam roh. Menurut kisah berbahasa Yunani, mereka adalah saudara kembar yang bekerja sebagai tukang pemahat batu. Mereka berasal dari Konstantinopel, Byzantium, tetapi menetap di Ulpiani, di distrik Illyricum (Provinsi Romawi; sekarang Yugoslavia), yang membentang dari sungai Drin (saatini Albania Utara) ke Istria (Kroasia) di barat dan Sungai Sava (Bosnia dan Herzegovina) di utara. Salona (dekat Split modern di Kroasia) berfungsi sebagai ibukotanya. Provinsi ini kemudian dibagi menjadi Pannoniadi utara dan di selatan Dalmatia. Mereka dididik dalam seni pahat batu oleh dua orang bernama Maximus dan Proklus, yang beragama Kristen. Mereka terkenal sebagai ahli pahat dan ukir, ahli bangunan batu, dan tokoh intelektual tingkat tinggi. Mereka hanya mau mengajar murid yang mempunyai kecerdasan tinggi pula. Kedua guru ini juga seorang pemikir agama yang amat tajam dan mendalam yang mewariskan ilmu teologi yang lebih dari cukup dan semangat keagamaan yang tinggi kepada para muridnya, seiring dengan ilmu pahat dan ilmu ukir yang diajarkan mereka.
Dari mereka juga dua bersaudara ini belajar tentang kehidupan yang berkenan kepada Allah. Ketika kedua orang kudus bersaudara ini selesai dari masa pendidikan ini, kedua kakak-beradik ini bukan hanya menjadi ahli dalam bidang bangunan gedung batu dan seni serta ilmu ukir-pahat, namun juga menjadi pengikut Yesus yang amat mendalam juga. Ketika gelombang aniaya muncul, dimana para guru mereka Maximus dan Proklus turut ditangkap dan mati dibunuh secara amat kejam sebagai martir, mereka meninggalkan Byzantium dan pergi untuk mengambil tempat tinggal merekadi kota Ulpiana di Dardania dari Illycricum.
Prefek (bupati) Illyricum, Likaion (Lykon), mempekerjakan dua bersaudara dalam pembangunan sebuah bangunan bagi Lisinius, putra dari Maharatu Elpidia, suatu bangunan yang Lisiniussendiri sebagai arsitek terkenal akan merancangnya. Mereka terkejut luar biasa ternyata bangunan yang harus mereka bangun adalah kuil pagan. Mereka ragu-ragu untuk menerima tawaran pekerjaan ini. Akhirnya dicapai persetujuan bahwa mereka hanya membangun gedungnya saja, namun tanpa penyelesaian akhirnya. Karena penyelesaian akhir ini bersangkutan dengan pemasangan dan penghiasan benda-benda berhala. Keduabersaudara ini juga meminta jumlah bayaran yang besar dibayar dimuka, dan pembayaran cicilan berikutnya yang digunakan untuk membantu orang-orang miskin, tanpa sepengetahuan Lisinius, sebab kalau tahu pasti Lisinius tak akan sepemurah hati seperti itu. Kedua bersaudara memberi gaji mereka kepada orang miskin dengan uang yang mereka dapatkan, sementara mereka tetap berpuasa ketat dan berdoa tanpa putus.
Suatu hari, putra imam pagan lokal Mamertin dengan ceroboh mendekati bangunan tersebut, sebuah serpihan batu terbang ke mata anak itu dan sangat parah melukainya. Florus dan Laurus meyakinkan ayahnya yang sedih, bahwa anaknya akan sembuh. Mereka membawa pemuda tersebut untuk sadar, bertobat dan memintanya untuk memiliki iman dalam Kristus. Akhirnya pemuda ini mengaku Yesus Kristus sebagai Allah yang benar. Florus dan Laurus menyembuhkan anak itu setelah anak itu bertobat menjadi Kristen. Florus dan Laurus berdoa untuk anak itu, membuat tanda salib atas matanya, dan ia langsung sembuh. Melihat pemandangan ajaib seperti itu, bahkan ayah dari pemuda tersebut percaya kepada Kristus dan memutuskan untuk masuk agama Kristen sebagai akibat dari pemulihan anaknya.
Ketika kuil itu selesai dibangun, bahkan orang-orang Kristen memuji keindahan bangunan itu. Namun kuil indah itu diabaikan orang karena kaum kafir sendiri tak mempunyai ketertarikan atasnya. Sesudah kematian Sang Bupati, bangunan itu tak diperhatikan orang lagi. Karena tak ingin buah karya mereka tersia-siakan seperti itu, maka Florus dan Laurus mengajak sekelompok orang Kristen untuk membersihkan bangunan itu serta membuang keluar dan menghancurkan patung-patung berhala dewa-dewa Yunani yang ada di dalamnya dan di bagian timur kuil mereka mendirikan kayu Salib Suci, menghiasi bagian dalamnya, serta menempatkan ikon-ikon Kristen dan altar. Florus dan Laurus mengubah kuil berhala itu menjadi gedung Katedral yang indah. Kekristenan berkembang pesat sejak saat itu dan banyak petobat baru datang. Mereka menghabiskan sepanjang malam dalam doa, dan diterangi dengan cahaya Sorgawi.
Orang Kristen menyangka bahwa para penyembah berhala itu tak akan memperdulikan apa yang terjadi, dan gedung itu pasti akan tetap menjadi gedung gereja. Namun ternyata harapan orang-orang Kristen ini tak menjadi kenyataan. Karena suatu hari Lisinius mengunjungi kota itu, serta merasa terkejut melihat berubahnya kuil pagan itu menjadi gedung gereja Kristen. Dia memecat Bupati yang sedang menjabat sebagai orang yang tak becus dalam jabatannya dan memanggil pengadilan atas orang-orang Kristen yang dianggap bertanggungjawab atas hal itu, terutama Florus dan Laurus, yang tak menyembunyikan diri mengatakan bahwa mereka ikut ambil bagian dalam pengubahan gedung itu. Setelah mendengar hal ini semua, kepala distrik menghukum bakar mantan imam kafir Mamertin dan putranya dan 300 orang Kristen. Florus dan Laurus dieksekusi dengan cara yang berbeda.
Lisinius yang kejam dan penuh perhitungan itu ingin membuat contoh atas dua orang kudus bersaudara ini serta menakut-nakuti orang agar tidak meninggalkan agama pagan serta menjadi Kristen. Untuk tujuan ini dia memerintahkan agar kedua saudara ini diseret sepanjang jalan oleh dua buah kereta kuda dan kusir-kusirnya diperintahkan untuk menghukum pesakitan yang malang ini yang tidak jauh dari usaha membunuh mereka. Setelah hal itu selesai dilakukan, mereka dipamerkan di alun-alun, diejek dan diolok-olok oleh gerombolan para penyembah berhala. Setelah itu Lisinius memerintahkan agar mereka dilemparkan ke dalam sumur yang dalam, kosong dan kering agar mereka mati dengan sendirinya, serta mengubur mereka hidup-hidup didalamnya. Tak seorangpun yang berani maju serta mengajukan permohonan bagi kehidupan dua orang bersaudara yang penuh ksatria ini. Mereka meninggal dengan penderitaan luar biasa, tanpa menyangkal iman mereka kepada Kristus. Kedua bersaudara St. Florus dan St. Laurus dari Illyria dibunuh karena iman mereka di Illyria pada abad kedua.
Setelah bertahun-tahun, relikwi (sisatubuh) para martir kudus terungkap utuh dan tidak membusuk. Kuda-kuda yang tercatat minum dari tempat sumur itu sembuh dari penyakit yang mewabahinya dan relikwi mereka yang sepenuhnya utuh ditemukan. Sisa tubuh mereka kemudian dipindahkan ke Konstantinopel, disana dimakamkan dekat lantai dasar Gereja St. Filipus di Pertapaan Pantokrator (Kristus Maha Kuasa). Adanya relikwi di Konstantinopel disaksikan oleh laporan dari peziarah dari Novgorod bernama Anthonius, yang melihat relikwi-relikwi mereka pada tahun 1200, sementara Stephanus dari Novgorod melihat kepala dua martir pada tahun 1350 di BiaraPantokrator. Banyak Gereja yang diberi nama dengan menggunakan nama kedua orang kudus bersaudara ini. Iman yang sedemikian kokoh inilah yang perlu kita teladani dalam menghadapi tantangan yang diarahkan kepada iman kita. St. Florus dan St.Laurus telah dianggap pelindung kuda-kuda di Rus dan Rusia. Mereka telah ditampilkan pada ikon dengan kuda-kuda di sekitar mereka. Petani tidak membajak dengan kuda pada hari pesta perayaan mereka karena takut menyebabkan wabah melanda ternak mereka. "Pada hari ini Rusia membawa kuda-kuda mereka mengelilingi gereja dari desa mereka" (The Golden Bough). Biara Florovsky di Kiev dan banyak gereja Orthodox telah didedikasikan untuk mereka.
“St. Florus dan St. Laurus, Para Martir dari Illyria doakanlah kami yang berjalan dengan iman bersamamu. Amin! “
Troparion (Irama 4)
Marilah kita memuji sebagaimana bertemu, Ya engkau kaum beriman,
Yang paling rupawan, para martir bersinar dan bijaksana secara ilahi:
Yang amat terberkati Florus dan yang dimuliakan Laurus,
Yang menyatakan kepada semuaTritunggal Kudus tak tercipta.
Yang menderita sampai menumpahkan darah,
Mereka dihiasi dengan mahkota cemerlang.
Memohon kepada Kristus Allah kita untuk menyelamatkan jiwa-jiwa kita.
Kontakion(Irama 8)
Hari ini seluruh dunia menghormati dalam kemuliaan kebijakan ilahi Florus dan Laurus,
Sebagai martir saleh yang menderita bagi Kristus.
Melalui doa-doa mereka dapatlah kita menerima kasih karunia dan kemurahan
Dan dibebaskan dari musibah dan cobaan,
Dan dari murka dan penderitaan di Hari Penghakiman.
Referensi
1. From Wikipedia, the free encyclopedia, Florus and Laurus. http://en.wikipedia.org/wiki/Florus_and_Laurus#cite_note-2.
2. Orthodox Church in America. Martyr Florus of Illyria.http://oca.org/saints/lives/2013/08/18/ 102324-martyr-florus-of-illyria.
3. Sinaksarion (Kisah Orang Kudus) Js. FlorosdanLavros. Dikumpulkanoleh Rm. Kyrillos JSL. dari bulletin Gereja Orthodox Indonesia dansumber-sumber lain. Malang. 2000.