13 Desember
01) Rasul Andreas (Sang Protokletos)
By: Fr.Kyrillos Junan SL
Rasul yang pertama dipanggil Yesus Kristus ke dalam pelayananNya memiliki kehormatan satu tingkat lebih tinggi daripada rasul lain pengikut Yesus hanya karena alasan sederhana bahwa dialah manusia pertama yang dipanggil oleh Putera Allah sebagai rasulNya. Kehormatan yang tinggi karena pilihan pertama diberikan kepada seorang manusia yang namanya Andreas.
St. Andreas (Yunani: Ανδρέας, Andreas, "gagah, berani"), dalam tradisi Orthodox digelari Protokletos (Yunani: Πρoτoκλιτoζ ; Rusia: Первозванный), atau “Yang Pertama dipanggil” (“the First-called”), dalam bahasa Rusia dikenal sebagai Святой апостол Андрей Первозванный, adalah Rasul Kristen dan kakak dari St. Petrus. Andreas sama seperti Petrus saudaranya, adalah seorang nelayan, seorang pekerja dengan jala dan kapal. Pekerjaan yang dikenal dalam Mazmur Perjanjian Lama sebagai salah satu dari mereka ”yang terus ke laut di kapal-kapal, yang bekerja di samudra, orang-orang ini melihat karya-karya Tuhan dan keajaiban-keajaiban di kedalaman samudra”.
Cintanya akan laut berasal dari cintanya akan Pencipta yang membuat laut dan resiko-resiko dari laut yang saat telah menempa tabiatnya, dengannya ia berani menghadapi lautan. Sebagai Yahudi, Andreas tidak diberi nama Yahudi, tetapi nama Yunani. Nama Andreas berasal dari bahasa Yunani "ανδρεία", Andreia, seperti nama-nama Yunani lainnya, tampaknya pemberian nama Yunani ini adalah biasa diantara orang-orang Yahudi sejak abad 2 atau 3 sM. Bukan nama Ibrani atau Aram dicatat untuk dia. Perjanjian Baru mencatat bahwa St. Andreas adalah saudara Simon Petrus, yang karena itu diduga bahwa ia juga putera Yunus atau Yohanes (Matius 16:17, Yohanes 1:42).
Dalam tradisi Kristen, St. Andreas lahir di kota tua Bethsaida di Laut Galilea (Yoh. 1:44). Ia murid dari St. Yohanes Pembaptis (Yoh. 1:37-40) dan ia adalah murid pertama dari Yesus. Ia tinggal di Kapernaum (Mark 1:29). Di Injil ia dihubungkan pada kejadian-kejadian penting sebagai satu dari murid-murid yang melekat secara dekat dengan Yesus (Mark 13:3; Yoh. 6:8, 12:22); dalam Kisah Rasul ada satu-satunya sebutan nama yang jelas tentang dia (1:13). Ia dan saudaranya, St. Petrus adalah nelayan yang terampil, karenanya tradisi bahwa Yesus memanggil mereka untuk menjadi murid-muridnya oleh perkataan Ia akan menjadikan mereka “penjala-penjala manusia” (bahasa Yunani: αλιείς ανθρώπων, halieis anthropon) – (Mat. 4:18, 19). Pada permulaan pelayanan hidup Yesus mereka menempati rumah yang sama di Kapernaum (Mrk. 1:21-29).
Injil Yohanes mengajarkan bahwa Andreas adalah murid dari Yohanes Pembaptis, yang mana kesaksian pertama memimpin dia dan Yohanes Penginjil mengikuti Yesus (Yoh. 1:35-40). Andreas adalah yang pertama mengenali Yesus sebagai Mesias, dan dengan segera mengenalkanNya pada saudaranya (Yoh. 1:41). Sejak itu dua bersaudara menjadi murid Kristus. Kejadian berikutnya, yang terdahulu menjadi terakhir dipanggil menjadi mlakukan karya kerasulan, mereka disebut sahabat dekat, dan kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus (Luk. 5:11; Mat. 4:19-20; Mrk. 1:17-18). Di dalam Injil, Andreas ditunjuk sebagai hadir pada beberapa kejadian penting sebagai satu dari murid-murid yang melekat secara dekat pada Yesus (Mr. 13:3; Yoh. 6:8, 12:22), tetapi di Kisah Para Rasul hanya menyebut dia (1:13).
Ketika para rasul membuang undi untuk menentukan wilayah kerja bagi karya misi, Andreas ditetapkan melakukan karya kerasulan di Asia Kecil, Yunani dan daerah sepanjang pesisir Laut Hitam, termasuk pintu gerbangnya yang sekarang dikenal sebagai Konstantinopel atau Istanbul. Kemana saja Andreas pergi merasul, ia menarik orang berbondong-bondong yang haus akan pengetahuan rohani. Pewartaannya mengenai pembebasan dari dosa sungguh meyakinkan banyak orang. Ribuan orang yang tidak terhitung bertobat menjadi Kristen dalam satu hari. Sebagai seorang Rasul, sarana satu-satunya untuk pertobatan banyak orang ini ialah kuasanya berkhotbah dan cintanya kepada Yesus, serta kata-kata mulutnya yang penuh kuasa dari Allah.
Andreas datang ke Yerusalem untuk konsili pertama para Rasul kira-kira tahun 50 sesudah Masehi (Kis. 15). Suatu kesempatan bersejarah, pertama untuk Andreas dan rasul-rasul lain, beberapa dari mereka belum pernah bertemu dengannya. Pada saat ini ia bergembira karena bertemu dengan Rasul Agung St. Petrus, saudaranya. Sesudah Konsili, para Rasul pergi dengan kekuatan baru untuk mendirikan sistem gerejawi. Andreas sendiri diberi kepercayaan untuk mendirikan paroikia-paroikia di seluruh Asia Kecil, Pontos, Bithynia, Thrace, Makedonia, Yunani, Scythia (Rusia, dimana ia hingga saat ini tetap dianggap sebagai orang kudus pelindung Rusia), dan di Konstantinopel, ibukota Byzantium.
Mengikuti tradisi rasuliyah, ia mendirikan Takhta Suci Konstantinopel, di Byzantium pada tahun 38, mentahbiskan Stachys (38 – 54) sebagai episkop Konstantinopel. Takhta Suci ini kemudian berkembang menjadi Patriarkhat Konstantinopel, yang memiliki orang kudus pelindung St. Andreas. Andreas semakin terkenal karena khotbahnya yang memberi semangat rohani dan karena kuasa penyembuhan melalui Yesus Kristus. Akhirnya ia tiba di Achaea (Akhaya), di kota Patras, dimana ia menderita sampai mati.
Eusebius mengutip Origen mengatakan St. Andreas mengunjungi dan berkotbah di Asia Kecil dan di Scythia, sekitar Laut Hitam sejauh Volga Scythia dan koloni-koloni Yunani di sepanjang pantai Utara Laut Hitam selama abad I AD – sekitar 400 tahun sebelum berdirinya Kiev. Karena itu ia menjadi orang kudus pelindung Romania dan Rusia. Sejarah Kekristenan mula-mula di Ukraina mengisahkan bahwa Rasul St. Andreas telah berkotbah di perbatasan Selatan Ukraina, sepanjang Laut Hitam. Tradisi mengatakan bahwa St. Andreas menempuh perjalanan hingga sungai Dnieper, mencapai lokasi masa depan Kiev, di mana ia menancapkan salib pada tempat di mana Gereja St. Andreas, Kiev sekarang berdiri, dan menubuatkan berdirinya kota Kristen yang agung itu. Kelak ada bukti sejarah, bahwa episkop pertama dikirim dari Konstantinopel ke Kiev sekitar tahun 866-867 AD oleh Patriarkh Ignatius I (847 – 858, 867 – 877) atau Patriarkh Photios I Agung (858 – 867, 877 – 886). Sedang Patriarkh Photios I Agung adalah Patriarkh Konstantinopel pertama yang memulai suatu karya penyebaran Injil dalam skala yang sangat besar diantara bangsa-bangsa Slavia. Sekitar tahun 864 dia mengirim seorang Episkop ke Rusia, tetapi dasar Kekristenan yang pertama ini dilenyapkan oleh Oleg, yang berkuasa di Kiev (kota utama di Rusia pada saat itu) pada tahun 878. Dia memilih dua orang bersaudara untuk tugas ini, orang-orang Yunani dari Tesalonika, St. Kyrillos (826-869) dan St. Methodios (815-885). Sejak itu pula Kekristenan Orthodox tersebar di antara bangsa-bangsa Slavia termasuk bangsa Rusia.Maka tepatlah jika St. Andreas Sang Rssul diangkat oleh Gereja sebagai Santo Pelindung Rusia.
Teks-teks awal terdahulu, seperti “Kisah Andreas” (Acts of Andrew) yang dikenal oleh St. Gregorius dari Tours (30 November 538 – 17 November 594), menggambarkan Andreas diikat, tidak dipaku, pada salib Latin yang sejenis dimana Kristus disalibkan. Ia dikatakan menjadi martir pada umur 80 tahun, dengan disalibkan di Patras (Patrae) di Achaea, pada salib yang bentuknya dinamakan Crux Decussata (salib berbentuk X) dan secara umum dikenal sebagai “Salib St. Andreas”, sesuai dengan permintaannya sendiri, karena ia menganggap dirinya sendiri tak layak untuk disalibkan dengan jenis salib yang sama dimana Kristus disalibkan. Andreas menjalani hukuman mati disaksikan oleh Maximilla yang sudah bertobat menjadi Kristen, istri penguasa Aigeates. Selama disalibkan ia terus berkhotbah kepada khalayak di sekitarnya. Ia tidak dipakukan melainkan diikat, sehingga lebih lama menderita sebelum mati. Sesudah tiga hari menderita akibat hukum penyaliban yang keji ini, Andreas meninggal dunia.
St. Andreas adalah pelindung Patras. Menurut tradisi relikuinya dipindahkan dari Patras ke Konstantinopel, dan kemudian ke Basilika St. Andreas di Patras. Legenda setempat mengatakan bahwa relikui itu dijual pada orang Roma oleh imam-imam setempat dalam pertukaran pembangunan waduk air untuk kota Roma. Kepala dari orang kudus itu, dianggap sebagai satu dari harta karun Basilika St. Petrus, yang diberikan oleh penguasa Byzantin Thomas Palaeologus (1428 sampai penaklukan Ottoman pada tahun 1460) ke Paus Pius II (Enea Silvio Piccolomini) dari Siena (19 Agustus 1458 – 15 Agustus 1464) pada tahun 1461. Dalam tahun-tahun belakangan, relikui itu disimpan di kota Vatikan, tetapi kemudian dalam sikap ekumenis dikirim kembali ke Patras oleh keputusan Paus Paulus VI (Giovanni Battista Montini) dari Concescio (Brescia) (21 Juni 1963 – 6 Agustus 1978) pada tanggal 24 September 1964. Relikui, yang terdiri dari jari kecil dan bagian dari atas tengkorak St. Andreas dan bagian-bagian kecil dari salib, kemudian disimpan di Gereja St. Andreas di Patras di kubur khusus, dan dihormati dengan pesta perayaan khusus setiap 30 November (Kalender Baru/Kalender Gregorian) oleh Gereja Orthodox Patriarkhat Konstantinopel dan Gereja Barat Roma Katolik atau 13 Desember (Kalender Lama/Kalender Yulian) oleh Gereja Orthodox Rusia, Gereja-Gereja Orthodox Slavonik lainnya, maupun Gereja-Gereja Orthodox pada umumnya. Relikui-relikui yang diakui dari St. Andreas disimpan di Basilika St. Andreas, Patras, Yunani; Kubah Sant'Andrea, Amalfi, Itali; Katedral St. Maria, Edinburgh, Skotlandia; dan Gereja St. Andreas dan St. Albertus, Warsawa, Polandia. Ada juga sejumlah kotak kecil relikui tersebar diseluruh dunia.
“ St. Andreas Sang Rasul doakanlah kami yang berjalan dengan iman bersamamu. Amin! “
REFERENSI
1. Episkop Timothy Ware (Penterjemah : Arkhimandrit Daniel Bambang PhD). Mari Mengenal Kekristenan Timur. Sejarah Gereja Orthodox. Satya Widya Graha. 2001.
2. Fr. George Poulos. Sinaksarion (Kisah Orang Kudus) St. Andreas. Alih bahasa: Rm. Stephanos Boik Nino. Dikumpulkan oleh Rm. Kyrillos dari bulletin Gereja Orthodox Indonesia dan sumber-sumber lain. Malang. 2000.
3. From Wikipedia, the free encyclopedia. Saint Andrew.
4. Rm. D. Suwadji CM. Riwayat dan Pesan Santo Santa. Penerbit “Sang Timur”, Rembang. 1997.
Rasul yang pertama dipanggil Yesus Kristus ke dalam pelayananNya memiliki kehormatan satu tingkat lebih tinggi daripada rasul lain pengikut Yesus hanya karena alasan sederhana bahwa dialah manusia pertama yang dipanggil oleh Putera Allah sebagai rasulNya. Kehormatan yang tinggi karena pilihan pertama diberikan kepada seorang manusia yang namanya Andreas.
St. Andreas (Yunani: Ανδρέας, Andreas, "gagah, berani"), dalam tradisi Orthodox digelari Protokletos (Yunani: Πρoτoκλιτoζ ; Rusia: Первозванный), atau “Yang Pertama dipanggil” (“the First-called”), dalam bahasa Rusia dikenal sebagai Святой апостол Андрей Первозванный, adalah Rasul Kristen dan kakak dari St. Petrus. Andreas sama seperti Petrus saudaranya, adalah seorang nelayan, seorang pekerja dengan jala dan kapal. Pekerjaan yang dikenal dalam Mazmur Perjanjian Lama sebagai salah satu dari mereka ”yang terus ke laut di kapal-kapal, yang bekerja di samudra, orang-orang ini melihat karya-karya Tuhan dan keajaiban-keajaiban di kedalaman samudra”.
Cintanya akan laut berasal dari cintanya akan Pencipta yang membuat laut dan resiko-resiko dari laut yang saat telah menempa tabiatnya, dengannya ia berani menghadapi lautan. Sebagai Yahudi, Andreas tidak diberi nama Yahudi, tetapi nama Yunani. Nama Andreas berasal dari bahasa Yunani "ανδρεία", Andreia, seperti nama-nama Yunani lainnya, tampaknya pemberian nama Yunani ini adalah biasa diantara orang-orang Yahudi sejak abad 2 atau 3 sM. Bukan nama Ibrani atau Aram dicatat untuk dia. Perjanjian Baru mencatat bahwa St. Andreas adalah saudara Simon Petrus, yang karena itu diduga bahwa ia juga putera Yunus atau Yohanes (Matius 16:17, Yohanes 1:42).
Dalam tradisi Kristen, St. Andreas lahir di kota tua Bethsaida di Laut Galilea (Yoh. 1:44). Ia murid dari St. Yohanes Pembaptis (Yoh. 1:37-40) dan ia adalah murid pertama dari Yesus. Ia tinggal di Kapernaum (Mark 1:29). Di Injil ia dihubungkan pada kejadian-kejadian penting sebagai satu dari murid-murid yang melekat secara dekat dengan Yesus (Mark 13:3; Yoh. 6:8, 12:22); dalam Kisah Rasul ada satu-satunya sebutan nama yang jelas tentang dia (1:13). Ia dan saudaranya, St. Petrus adalah nelayan yang terampil, karenanya tradisi bahwa Yesus memanggil mereka untuk menjadi murid-muridnya oleh perkataan Ia akan menjadikan mereka “penjala-penjala manusia” (bahasa Yunani: αλιείς ανθρώπων, halieis anthropon) – (Mat. 4:18, 19). Pada permulaan pelayanan hidup Yesus mereka menempati rumah yang sama di Kapernaum (Mrk. 1:21-29).
Injil Yohanes mengajarkan bahwa Andreas adalah murid dari Yohanes Pembaptis, yang mana kesaksian pertama memimpin dia dan Yohanes Penginjil mengikuti Yesus (Yoh. 1:35-40). Andreas adalah yang pertama mengenali Yesus sebagai Mesias, dan dengan segera mengenalkanNya pada saudaranya (Yoh. 1:41). Sejak itu dua bersaudara menjadi murid Kristus. Kejadian berikutnya, yang terdahulu menjadi terakhir dipanggil menjadi mlakukan karya kerasulan, mereka disebut sahabat dekat, dan kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus (Luk. 5:11; Mat. 4:19-20; Mrk. 1:17-18). Di dalam Injil, Andreas ditunjuk sebagai hadir pada beberapa kejadian penting sebagai satu dari murid-murid yang melekat secara dekat pada Yesus (Mr. 13:3; Yoh. 6:8, 12:22), tetapi di Kisah Para Rasul hanya menyebut dia (1:13).
Ketika para rasul membuang undi untuk menentukan wilayah kerja bagi karya misi, Andreas ditetapkan melakukan karya kerasulan di Asia Kecil, Yunani dan daerah sepanjang pesisir Laut Hitam, termasuk pintu gerbangnya yang sekarang dikenal sebagai Konstantinopel atau Istanbul. Kemana saja Andreas pergi merasul, ia menarik orang berbondong-bondong yang haus akan pengetahuan rohani. Pewartaannya mengenai pembebasan dari dosa sungguh meyakinkan banyak orang. Ribuan orang yang tidak terhitung bertobat menjadi Kristen dalam satu hari. Sebagai seorang Rasul, sarana satu-satunya untuk pertobatan banyak orang ini ialah kuasanya berkhotbah dan cintanya kepada Yesus, serta kata-kata mulutnya yang penuh kuasa dari Allah.
Andreas datang ke Yerusalem untuk konsili pertama para Rasul kira-kira tahun 50 sesudah Masehi (Kis. 15). Suatu kesempatan bersejarah, pertama untuk Andreas dan rasul-rasul lain, beberapa dari mereka belum pernah bertemu dengannya. Pada saat ini ia bergembira karena bertemu dengan Rasul Agung St. Petrus, saudaranya. Sesudah Konsili, para Rasul pergi dengan kekuatan baru untuk mendirikan sistem gerejawi. Andreas sendiri diberi kepercayaan untuk mendirikan paroikia-paroikia di seluruh Asia Kecil, Pontos, Bithynia, Thrace, Makedonia, Yunani, Scythia (Rusia, dimana ia hingga saat ini tetap dianggap sebagai orang kudus pelindung Rusia), dan di Konstantinopel, ibukota Byzantium.
Mengikuti tradisi rasuliyah, ia mendirikan Takhta Suci Konstantinopel, di Byzantium pada tahun 38, mentahbiskan Stachys (38 – 54) sebagai episkop Konstantinopel. Takhta Suci ini kemudian berkembang menjadi Patriarkhat Konstantinopel, yang memiliki orang kudus pelindung St. Andreas. Andreas semakin terkenal karena khotbahnya yang memberi semangat rohani dan karena kuasa penyembuhan melalui Yesus Kristus. Akhirnya ia tiba di Achaea (Akhaya), di kota Patras, dimana ia menderita sampai mati.
Eusebius mengutip Origen mengatakan St. Andreas mengunjungi dan berkotbah di Asia Kecil dan di Scythia, sekitar Laut Hitam sejauh Volga Scythia dan koloni-koloni Yunani di sepanjang pantai Utara Laut Hitam selama abad I AD – sekitar 400 tahun sebelum berdirinya Kiev. Karena itu ia menjadi orang kudus pelindung Romania dan Rusia. Sejarah Kekristenan mula-mula di Ukraina mengisahkan bahwa Rasul St. Andreas telah berkotbah di perbatasan Selatan Ukraina, sepanjang Laut Hitam. Tradisi mengatakan bahwa St. Andreas menempuh perjalanan hingga sungai Dnieper, mencapai lokasi masa depan Kiev, di mana ia menancapkan salib pada tempat di mana Gereja St. Andreas, Kiev sekarang berdiri, dan menubuatkan berdirinya kota Kristen yang agung itu. Kelak ada bukti sejarah, bahwa episkop pertama dikirim dari Konstantinopel ke Kiev sekitar tahun 866-867 AD oleh Patriarkh Ignatius I (847 – 858, 867 – 877) atau Patriarkh Photios I Agung (858 – 867, 877 – 886). Sedang Patriarkh Photios I Agung adalah Patriarkh Konstantinopel pertama yang memulai suatu karya penyebaran Injil dalam skala yang sangat besar diantara bangsa-bangsa Slavia. Sekitar tahun 864 dia mengirim seorang Episkop ke Rusia, tetapi dasar Kekristenan yang pertama ini dilenyapkan oleh Oleg, yang berkuasa di Kiev (kota utama di Rusia pada saat itu) pada tahun 878. Dia memilih dua orang bersaudara untuk tugas ini, orang-orang Yunani dari Tesalonika, St. Kyrillos (826-869) dan St. Methodios (815-885). Sejak itu pula Kekristenan Orthodox tersebar di antara bangsa-bangsa Slavia termasuk bangsa Rusia.Maka tepatlah jika St. Andreas Sang Rssul diangkat oleh Gereja sebagai Santo Pelindung Rusia.
Teks-teks awal terdahulu, seperti “Kisah Andreas” (Acts of Andrew) yang dikenal oleh St. Gregorius dari Tours (30 November 538 – 17 November 594), menggambarkan Andreas diikat, tidak dipaku, pada salib Latin yang sejenis dimana Kristus disalibkan. Ia dikatakan menjadi martir pada umur 80 tahun, dengan disalibkan di Patras (Patrae) di Achaea, pada salib yang bentuknya dinamakan Crux Decussata (salib berbentuk X) dan secara umum dikenal sebagai “Salib St. Andreas”, sesuai dengan permintaannya sendiri, karena ia menganggap dirinya sendiri tak layak untuk disalibkan dengan jenis salib yang sama dimana Kristus disalibkan. Andreas menjalani hukuman mati disaksikan oleh Maximilla yang sudah bertobat menjadi Kristen, istri penguasa Aigeates. Selama disalibkan ia terus berkhotbah kepada khalayak di sekitarnya. Ia tidak dipakukan melainkan diikat, sehingga lebih lama menderita sebelum mati. Sesudah tiga hari menderita akibat hukum penyaliban yang keji ini, Andreas meninggal dunia.
St. Andreas adalah pelindung Patras. Menurut tradisi relikuinya dipindahkan dari Patras ke Konstantinopel, dan kemudian ke Basilika St. Andreas di Patras. Legenda setempat mengatakan bahwa relikui itu dijual pada orang Roma oleh imam-imam setempat dalam pertukaran pembangunan waduk air untuk kota Roma. Kepala dari orang kudus itu, dianggap sebagai satu dari harta karun Basilika St. Petrus, yang diberikan oleh penguasa Byzantin Thomas Palaeologus (1428 sampai penaklukan Ottoman pada tahun 1460) ke Paus Pius II (Enea Silvio Piccolomini) dari Siena (19 Agustus 1458 – 15 Agustus 1464) pada tahun 1461. Dalam tahun-tahun belakangan, relikui itu disimpan di kota Vatikan, tetapi kemudian dalam sikap ekumenis dikirim kembali ke Patras oleh keputusan Paus Paulus VI (Giovanni Battista Montini) dari Concescio (Brescia) (21 Juni 1963 – 6 Agustus 1978) pada tanggal 24 September 1964. Relikui, yang terdiri dari jari kecil dan bagian dari atas tengkorak St. Andreas dan bagian-bagian kecil dari salib, kemudian disimpan di Gereja St. Andreas di Patras di kubur khusus, dan dihormati dengan pesta perayaan khusus setiap 30 November (Kalender Baru/Kalender Gregorian) oleh Gereja Orthodox Patriarkhat Konstantinopel dan Gereja Barat Roma Katolik atau 13 Desember (Kalender Lama/Kalender Yulian) oleh Gereja Orthodox Rusia, Gereja-Gereja Orthodox Slavonik lainnya, maupun Gereja-Gereja Orthodox pada umumnya. Relikui-relikui yang diakui dari St. Andreas disimpan di Basilika St. Andreas, Patras, Yunani; Kubah Sant'Andrea, Amalfi, Itali; Katedral St. Maria, Edinburgh, Skotlandia; dan Gereja St. Andreas dan St. Albertus, Warsawa, Polandia. Ada juga sejumlah kotak kecil relikui tersebar diseluruh dunia.
“ St. Andreas Sang Rasul doakanlah kami yang berjalan dengan iman bersamamu. Amin! “
REFERENSI
1. Episkop Timothy Ware (Penterjemah : Arkhimandrit Daniel Bambang PhD). Mari Mengenal Kekristenan Timur. Sejarah Gereja Orthodox. Satya Widya Graha. 2001.
2. Fr. George Poulos. Sinaksarion (Kisah Orang Kudus) St. Andreas. Alih bahasa: Rm. Stephanos Boik Nino. Dikumpulkan oleh Rm. Kyrillos dari bulletin Gereja Orthodox Indonesia dan sumber-sumber lain. Malang. 2000.
3. From Wikipedia, the free encyclopedia. Saint Andrew.
4. Rm. D. Suwadji CM. Riwayat dan Pesan Santo Santa. Penerbit “Sang Timur”, Rembang. 1997.
02) St. Frumentius Episkop Agung Abyssinia
By: Fr.Kyrillos Junan SL
Frumentius (bhs. Ge'ez : frēmnāṭōs) (meninggal sekitar tahun 383) adalah episkop (uskup) pertama Axum dan dihormati sebagai pembawa Kekristenan ke Ethiopia atau Rasul kepada bangsa Abyssinia. Ia adalah seorang Yunani Syro-Phoenician yang lahir di Tyre, Lebanon. Frumentius dan saudaranya Edesius adalah filsuf-filsuf yang hidup selama pemerintahan Kaisar Konstantinus Agung (330 AD). Mereka berdua adalah penduduk asli dari kota Tyre di Lebanon. Mereka adalah orang Kristen yang taat, saleh dan mempunyai minat besar pada ilmu filsafat.
Menurut sejarahwan abad ke-4 Rufinus, yang menyebut saudara Frumentius, Edesius sebagai pengawasnya sebagai anak-anak (kira-kira tahun 316). Untuk kemajuan mereka dibidang filsafat ini, mereka ikut serta dengan dengan guru sekaligus paman mereka, Metropius, filsuf besar pada zaman itu dalam suatu perjalanan ke India guna melihat cara hidup di negeri yang jauh dan penuh rahasia itu.
Sesudah beberapa bulan di India, dimana diantara banyak hal yag lain, mereka melihat bahwa Kekristenan sudah berakar di India sejak rasul pertama St. Thomas atau Mar Thoma Shilkha (c. 33-c. 77) membawakan karya misi di sana. Kemudian mereka berlayar pulang ke Tyre. Tetapi kapal mereka tidk pernah berlabuh di Tyre. Kapal itu dibuat tidak berdaya karena angin taufan dan ditiup ke arah yang lain dan asing yakni pantai Afrika, yang sekarang dikenal sebagai Ethiopia.
Ketika kapal mereka dihentikan pada satu dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Merah, orang-orang di sekitar membantai kapten dan seluruh awak kapal, termasuk Metropius dengan pengecualian dua orang laki-laki muda, yang diambil sebagai budak untuk Raja Axum. Kedua laki-laki muda itu segera menghasilkan keuntungan bagi raja, yang mengangkat mereka dalam posisi orang kepercayaan, dan secara singkat sebelum kematian sang raja, memberi mereka kebebasan dengan syarat mereka tinggal di Ethiopia untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dan keahlian-keahlian mereka itu kepada rakyat Ethiopia.
Akhirnya Frumentius diangkat menjadi Bendahara Kerajaan dan Edesius dijadikan Perwira Pelaksana. Keduanya mengatur negeri itu untuk membawa kemakmuran bagi kerajaan itu, termasuk perdagangan dengan pedagang-pedagang Kristen dari negeri lain. Sepeninggal raja, sang janda ratu, juga membujuk mereka untuk tinggal di istana dan membantunya dalam pendidikan ahli waris muda, Ezana, dan dalam administrasi kerajaan selama masa kecil pangeran muda Ezana sampai ia mampu untuk memerintah sendiri. Karenanya untuk beberapa tahun Frumentius memerintah sebagai penguasa bayangan dibalik Kerajaan itu. Mereka tinggal dan (khususnya Frumentius) menggunakan pengaruh mereka untuk menyebarkan Kekristenan. Pertama mereka menganjurkan pedagang-pedagang Kristen hadir di negeri ini untuk mempraktekkan iman mereka secara terbuka; kemudian mereka juga mempertobatkan beberapa penduduk asli.
Ketika Ezana menjadi dewasa dan menjadi raja penuh, Frumentius meminta izin untuk kembali ke tanah airnya dan berangkat bersama saudaranya pulang ke Tyre. Dalam perjalanan tangan Allah memimpin Frumentius ke Alexandria, karena dengan tiba-tiba ia memutuskan untuk mengunjungi Patriarkh di sana, yang pada masa itu adalah Patriarkh St. Athanasius I Agung (328-339). Di sana Frumentius berpisah dengan saudaranya. Edesius kembali ke Tyre, dimana ia tinggal dan ditahbiskan sebagai imam. Frumentius, di sisi lain, mempunyai kerinduan mendalam untuk mempertobatkan bangsa Ethiopia, menemani Edesius sampai ke Alexandria, dimana ia meminta St. Athanasius, Patriarkh Alexandria, untuk mengirim episkop dan beberapa imam ke Ethiopia. Dari catatan Athanasius sendiri (Athanasius, Epistola ad Constantinum), ia percaya Frumentius adalah orang yang sangat tepat untuk karya misi ini dan ditahbiskan olehnya sebagai Episkop Agung Axum, secara tradisi dalam tahun 328, atau menurut sumber lain, antara tahun 340 – 346. Frumentius kembali ke Ethiopia, mendirikan takhta keuskupannya di axum, membaptis Raja Ezana dan ibunya, yang sementara menduduki takhta, membangun banyak gereja-gereja, dan menyebarkan Kekristenan ke seluruh Ethiopia. Rakyat menggelari Frumentius sebagai Kesate Birhan (”Orang yang mengungkap Cahaya”) dan Abba Salama (”Bapa Perdamaian”), dan ia menjadi Abuna pertama – sebuah gelar yang diberikan untuk kepala Gereja Orthodox Tewahedo Ethiopia Ethiopia, yaitu Abuna Salama I Kesatay Birhan (St. Frumentios), (c. 305-mid 300s) dan sebagai Patriarkh I/ Episkop Agung I Ethiopia dan Episkop Agung Axum dan Echegue Takhta Suci St. Teklehaimanot, Gereja Tewahedo Orthodox Ethiopia.
Pada saat ini Kaisar dari Kekaisaran Byzantium adalah Konstantius II, putera dari Konstantinus Agung dan salah satu pengikut bidat Arianisme yang sudah memecat Patriarkh-Patriarkh lain dalam usaha untuk membersihkan kekaisaran dari wakil-wakil Gereja yang melawan pandangan-pandangan bidatnya. Ada surat dari Kaisar Konstantius II untuk Raja Ezana dan saudara laki-lakinya Saizanas, yang mana ia dengan sia-sia meminta mereka untuk menggantikan Episkop Agung Frumentius dengan Episkop Arian Theopilus. St. Frumentius meninggal pada tanggal 30 November 378/383. Tempat penguburannya menjadi tempat ziarah suci nasional.
Dalam edisi baru (2004) Roman Martyrology menetapkan, , "In Aethiopia, sancti Frumentii, episcopi, qui, primum ibi captivus, deinde, episcopus a sancto Athanasio ordinatus, Evangelium in ea regione propagavit [Di Ethiopia, (pesta) dari St. Frumentius, uskup, yang pertama ditawan di sana, dan kemudian, sebagai uskup ditahbiskan oleh St. Athanasius, ia menyebarkan Injil di wilayah itu].”
Gereja Orthodox Koptik merayakan pesta St. Frumentius pada 18 Desember, Gereja Orthodox Timur pada 30 November/13 Desember, dan Gereja Roma Katolik pada 27 Oktober. St. Frumentius, dihormati pada 1 Agustus di dalam Gereja Tewahedo Orthodox Ethiopia. Tradisi Ethiopia juga memberikan penghargaan padanya dengan terjemahan Ge’ez pertama dari Perjanjian Baru.
“St. Frumentius doakanlah kami yang berjalan dengan iman bersamamu. Amin!“
REFERENSI
1. Fr. George Poulos. Sinaksarion (Kisah Orang Kudus) St. Frumentios dari Ethiopia. Alih bahasa: Rm. Stephanos Boik Nino. Dikumpulkan oleh Rm. Kyrillos dari bulletin Gereja Orthodox Indonesia dan sumber-sumber lain. Malang. 2000.
2. Website Wikipedia , the free encyclopedia : "http://en.wikipedia.org/wiki/Frumentius"; “http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Abunas_of_Ethiopia”,
3. Dan lain-lain.
Frumentius (bhs. Ge'ez : frēmnāṭōs) (meninggal sekitar tahun 383) adalah episkop (uskup) pertama Axum dan dihormati sebagai pembawa Kekristenan ke Ethiopia atau Rasul kepada bangsa Abyssinia. Ia adalah seorang Yunani Syro-Phoenician yang lahir di Tyre, Lebanon. Frumentius dan saudaranya Edesius adalah filsuf-filsuf yang hidup selama pemerintahan Kaisar Konstantinus Agung (330 AD). Mereka berdua adalah penduduk asli dari kota Tyre di Lebanon. Mereka adalah orang Kristen yang taat, saleh dan mempunyai minat besar pada ilmu filsafat.
Menurut sejarahwan abad ke-4 Rufinus, yang menyebut saudara Frumentius, Edesius sebagai pengawasnya sebagai anak-anak (kira-kira tahun 316). Untuk kemajuan mereka dibidang filsafat ini, mereka ikut serta dengan dengan guru sekaligus paman mereka, Metropius, filsuf besar pada zaman itu dalam suatu perjalanan ke India guna melihat cara hidup di negeri yang jauh dan penuh rahasia itu.
Sesudah beberapa bulan di India, dimana diantara banyak hal yag lain, mereka melihat bahwa Kekristenan sudah berakar di India sejak rasul pertama St. Thomas atau Mar Thoma Shilkha (c. 33-c. 77) membawakan karya misi di sana. Kemudian mereka berlayar pulang ke Tyre. Tetapi kapal mereka tidk pernah berlabuh di Tyre. Kapal itu dibuat tidak berdaya karena angin taufan dan ditiup ke arah yang lain dan asing yakni pantai Afrika, yang sekarang dikenal sebagai Ethiopia.
Ketika kapal mereka dihentikan pada satu dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Merah, orang-orang di sekitar membantai kapten dan seluruh awak kapal, termasuk Metropius dengan pengecualian dua orang laki-laki muda, yang diambil sebagai budak untuk Raja Axum. Kedua laki-laki muda itu segera menghasilkan keuntungan bagi raja, yang mengangkat mereka dalam posisi orang kepercayaan, dan secara singkat sebelum kematian sang raja, memberi mereka kebebasan dengan syarat mereka tinggal di Ethiopia untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dan keahlian-keahlian mereka itu kepada rakyat Ethiopia.
Akhirnya Frumentius diangkat menjadi Bendahara Kerajaan dan Edesius dijadikan Perwira Pelaksana. Keduanya mengatur negeri itu untuk membawa kemakmuran bagi kerajaan itu, termasuk perdagangan dengan pedagang-pedagang Kristen dari negeri lain. Sepeninggal raja, sang janda ratu, juga membujuk mereka untuk tinggal di istana dan membantunya dalam pendidikan ahli waris muda, Ezana, dan dalam administrasi kerajaan selama masa kecil pangeran muda Ezana sampai ia mampu untuk memerintah sendiri. Karenanya untuk beberapa tahun Frumentius memerintah sebagai penguasa bayangan dibalik Kerajaan itu. Mereka tinggal dan (khususnya Frumentius) menggunakan pengaruh mereka untuk menyebarkan Kekristenan. Pertama mereka menganjurkan pedagang-pedagang Kristen hadir di negeri ini untuk mempraktekkan iman mereka secara terbuka; kemudian mereka juga mempertobatkan beberapa penduduk asli.
Ketika Ezana menjadi dewasa dan menjadi raja penuh, Frumentius meminta izin untuk kembali ke tanah airnya dan berangkat bersama saudaranya pulang ke Tyre. Dalam perjalanan tangan Allah memimpin Frumentius ke Alexandria, karena dengan tiba-tiba ia memutuskan untuk mengunjungi Patriarkh di sana, yang pada masa itu adalah Patriarkh St. Athanasius I Agung (328-339). Di sana Frumentius berpisah dengan saudaranya. Edesius kembali ke Tyre, dimana ia tinggal dan ditahbiskan sebagai imam. Frumentius, di sisi lain, mempunyai kerinduan mendalam untuk mempertobatkan bangsa Ethiopia, menemani Edesius sampai ke Alexandria, dimana ia meminta St. Athanasius, Patriarkh Alexandria, untuk mengirim episkop dan beberapa imam ke Ethiopia. Dari catatan Athanasius sendiri (Athanasius, Epistola ad Constantinum), ia percaya Frumentius adalah orang yang sangat tepat untuk karya misi ini dan ditahbiskan olehnya sebagai Episkop Agung Axum, secara tradisi dalam tahun 328, atau menurut sumber lain, antara tahun 340 – 346. Frumentius kembali ke Ethiopia, mendirikan takhta keuskupannya di axum, membaptis Raja Ezana dan ibunya, yang sementara menduduki takhta, membangun banyak gereja-gereja, dan menyebarkan Kekristenan ke seluruh Ethiopia. Rakyat menggelari Frumentius sebagai Kesate Birhan (”Orang yang mengungkap Cahaya”) dan Abba Salama (”Bapa Perdamaian”), dan ia menjadi Abuna pertama – sebuah gelar yang diberikan untuk kepala Gereja Orthodox Tewahedo Ethiopia Ethiopia, yaitu Abuna Salama I Kesatay Birhan (St. Frumentios), (c. 305-mid 300s) dan sebagai Patriarkh I/ Episkop Agung I Ethiopia dan Episkop Agung Axum dan Echegue Takhta Suci St. Teklehaimanot, Gereja Tewahedo Orthodox Ethiopia.
Pada saat ini Kaisar dari Kekaisaran Byzantium adalah Konstantius II, putera dari Konstantinus Agung dan salah satu pengikut bidat Arianisme yang sudah memecat Patriarkh-Patriarkh lain dalam usaha untuk membersihkan kekaisaran dari wakil-wakil Gereja yang melawan pandangan-pandangan bidatnya. Ada surat dari Kaisar Konstantius II untuk Raja Ezana dan saudara laki-lakinya Saizanas, yang mana ia dengan sia-sia meminta mereka untuk menggantikan Episkop Agung Frumentius dengan Episkop Arian Theopilus. St. Frumentius meninggal pada tanggal 30 November 378/383. Tempat penguburannya menjadi tempat ziarah suci nasional.
Dalam edisi baru (2004) Roman Martyrology menetapkan, , "In Aethiopia, sancti Frumentii, episcopi, qui, primum ibi captivus, deinde, episcopus a sancto Athanasio ordinatus, Evangelium in ea regione propagavit [Di Ethiopia, (pesta) dari St. Frumentius, uskup, yang pertama ditawan di sana, dan kemudian, sebagai uskup ditahbiskan oleh St. Athanasius, ia menyebarkan Injil di wilayah itu].”
Gereja Orthodox Koptik merayakan pesta St. Frumentius pada 18 Desember, Gereja Orthodox Timur pada 30 November/13 Desember, dan Gereja Roma Katolik pada 27 Oktober. St. Frumentius, dihormati pada 1 Agustus di dalam Gereja Tewahedo Orthodox Ethiopia. Tradisi Ethiopia juga memberikan penghargaan padanya dengan terjemahan Ge’ez pertama dari Perjanjian Baru.
“St. Frumentius doakanlah kami yang berjalan dengan iman bersamamu. Amin!“
REFERENSI
1. Fr. George Poulos. Sinaksarion (Kisah Orang Kudus) St. Frumentios dari Ethiopia. Alih bahasa: Rm. Stephanos Boik Nino. Dikumpulkan oleh Rm. Kyrillos dari bulletin Gereja Orthodox Indonesia dan sumber-sumber lain. Malang. 2000.
2. Website Wikipedia , the free encyclopedia : "http://en.wikipedia.org/wiki/Frumentius"; “http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Abunas_of_Ethiopia”,
3. Dan lain-lain.