Sejarah Pohon Natal & Maknanya dalam Gereja Perdana
[by: Fr.Dn. Damaskinos Arya]
Date: 16 Desember 2014
Pendapat umum yang berkembang di tengah-tengah jemaat modern saat ini menyatakan bahwa Pohon Natal adalah suatu kebiasaan barat atau bahkan lebih skeptis lagi mereka mengira bahwa penggunaan Pohon Natal berasal dari kebiasaan-kebiasaan kafir di barat yang tidak ada hubungannya dengan Gereja perdana Kristus, namun sesungguhnya ini adalah suatu pendapat yang sama sekali tidak berdasar jika kita mau belajar sejarah penggunaannya dan makna Pohon Natal dalam perayaan Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus.
Dalam catatan sejarah yang terdapat pada naskah yang dimiliki oleh British Museum menginformasikan kepada kita bahwa penggunaan pohon Natal bukanlah bersumber dari Barat, tetapi justru ini berasal dari Timur yang lebih tepatnya berasal dari Syria Utara yang dimulai oleh Kaisar Anastasios di sebuah biara St. Gabriel di Tur Abdin. Paulus Silentiarius (563M) di catatannya mengenai Gereja Hagia Sophia di Konstantinopel, menjelaskan secara rinci mengenai kandil yang menerangi icon-icon dan mimbar Gereja yang Besar. Kandil-kandil yang menerangi icon ada yang berbentuk logam pohon kerucut, seperti pohon pinus atau seperti pohon cemara.
"There is also on the silver columns, above their capitals, a narrow path of access for the lamplighters, a path full of light, glittering with bright clusters; these one might compare to the mountain-reared pine tree or to the cypress of tender foliage. Pointed at the summit, they are ringed by circles that gradually widen down to the lowest curve that surrounds the base of the trunk; and upon them have grown fiery flowers. Instead of a root, bows of silver have been affixed beneath these trees of flaming vegetation. And in the center of this beauteous grove, the form of the divine cross, studded with bright nails, blazes with light for mortal eyes...
Translate:
"Ada juga di atas tiang perak, di atas pokoknya, ada tempat untuk kandil yang menyala, suatu tempat yang penuh cahaya, berkilauan dengan gugusan cahaya, mungkin sebanding dengan pohon pinus di kaki gunung atau seperti cemara. Mengerucut ke puncak, mereka dikelilingi oleh lingkaran yang secara bertahap memperluas ke kurva terendah yang mengelilingi pangkal batang, dan kepada mereka telah tumbuh bunga-bunga api. Malah dari akarnya, busur perak telah ditambahkan di bawah pohon-pohon ini menerangi pepohonan ini. Dan di tengah-tengah kebun cantik ini, ditahtakan salib suci dengan sebuah paku yang bercahaya, cahaya apinya bersinar untuk mata kita yang fana ..."
Pohon dalam teologi dan ibadah Kristen mengacu pada pohon surgawi (Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat) oleh sebab itulah mosaik pepohonan berada di basilika-basilika Kristen Perdana, bahkan Kristus sendiri dilambangkan sebagai "Pohon Kehidupan", dan bila kita lihat dalam Perjanjian Lama pepohonan dan bunga mengembang digambarkan pada seluruh dinding Bait Suci.
1 Raj 6 : 29
29. Dan pada segala dinding rumah itu berkeliling ia mengukir gambar kerub, pohon korma dan bunga mengembang, baik di ruang sebelah dalam maupun di ruang sebelah luar.
Mengenai Pohon Cemara menjadi penyemarak Bait Suci juga tercatat dalam Kitab Suci,
Yes 60:13
13. Kemuliaan Libanon, yaitu pohon sanobar, pohon berangan dan pohon cemara, akan dibawa bersama-sama kepadamu, untuk mempersemarak tempat bait kudus-Ku, sebab Aku hendak memuliakan tempat kaki-Ku berjejak.
Pemaknaan mengenai pepohonan dan simbolnya pun kita bisa dapati dari pengajaran St. Kosmas dari Yerusalem (773M) yang membahas mengenai Kitab Nabi Yesaya;
Yes 11:1
1. Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
"Christ as the blossom which rose up out of the Virgin stem from the stump of Jesse. The root is Jesse, David’s father, the rod is King David, the flower which came from the root and the rod is the Theotokos. And the fruit which came forth from the flower of the Panagia is Christ."
Translate:
"Kristus sebagai tunas yang keluar dari tangkai Sang Perawan yang berasal dari tunggul Isai. Akarnya adalah Isai, ayah dari Daud, batangnya adalah Raja Daud, bunga yang berasal dari akar dan batangnya adalah Sang Theotokos. Dan buah yang datang dari bunga yang tersuci adalah Kristus."
Kitab Suci menyajikan ini dengan sangat mengagumkan. Dengan demikian pohon Natal dapat mengingatkan kita pada pohon silsilah Kristus sebagai manusia, mengingatkan kita kepada Allah yang mengasihi manusia yang memurnikan kita secara berurutan mulai dari nenek moyang Kristus. Di bagian atas pohon silsilah itu ada bintang yang adalah Allah Manusia (Theanthropos, Ilahinass) yaitu Sang Kristus.
Dalam empat abad pertama kekristenan, Natal dirayakan pada tanggal 6 Januari bersama dengan pesta Teofani, dan di banyak bagian daratan Yunani mereka menetapkan dua pohon di tengah-tengah gereja-gereja dihiasi dengan jeruk (Kepulauan Ionian, Litochoro, dll). Dua pohon lilin perunggu masih ditempatkan di gereja-gereja kita di kedua sisi Gerbang Kudus, dan sering kali pohon-pohon lilin ini menyerupai pohon Natal.
Pendapat umum yang berkembang di tengah-tengah jemaat modern saat ini menyatakan bahwa Pohon Natal adalah suatu kebiasaan barat atau bahkan lebih skeptis lagi mereka mengira bahwa penggunaan Pohon Natal berasal dari kebiasaan-kebiasaan kafir di barat yang tidak ada hubungannya dengan Gereja perdana Kristus, namun sesungguhnya ini adalah suatu pendapat yang sama sekali tidak berdasar jika kita mau belajar sejarah penggunaannya dan makna Pohon Natal dalam perayaan Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus.
Dalam catatan sejarah yang terdapat pada naskah yang dimiliki oleh British Museum menginformasikan kepada kita bahwa penggunaan pohon Natal bukanlah bersumber dari Barat, tetapi justru ini berasal dari Timur yang lebih tepatnya berasal dari Syria Utara yang dimulai oleh Kaisar Anastasios di sebuah biara St. Gabriel di Tur Abdin. Paulus Silentiarius (563M) di catatannya mengenai Gereja Hagia Sophia di Konstantinopel, menjelaskan secara rinci mengenai kandil yang menerangi icon-icon dan mimbar Gereja yang Besar. Kandil-kandil yang menerangi icon ada yang berbentuk logam pohon kerucut, seperti pohon pinus atau seperti pohon cemara.
"There is also on the silver columns, above their capitals, a narrow path of access for the lamplighters, a path full of light, glittering with bright clusters; these one might compare to the mountain-reared pine tree or to the cypress of tender foliage. Pointed at the summit, they are ringed by circles that gradually widen down to the lowest curve that surrounds the base of the trunk; and upon them have grown fiery flowers. Instead of a root, bows of silver have been affixed beneath these trees of flaming vegetation. And in the center of this beauteous grove, the form of the divine cross, studded with bright nails, blazes with light for mortal eyes...
Translate:
"Ada juga di atas tiang perak, di atas pokoknya, ada tempat untuk kandil yang menyala, suatu tempat yang penuh cahaya, berkilauan dengan gugusan cahaya, mungkin sebanding dengan pohon pinus di kaki gunung atau seperti cemara. Mengerucut ke puncak, mereka dikelilingi oleh lingkaran yang secara bertahap memperluas ke kurva terendah yang mengelilingi pangkal batang, dan kepada mereka telah tumbuh bunga-bunga api. Malah dari akarnya, busur perak telah ditambahkan di bawah pohon-pohon ini menerangi pepohonan ini. Dan di tengah-tengah kebun cantik ini, ditahtakan salib suci dengan sebuah paku yang bercahaya, cahaya apinya bersinar untuk mata kita yang fana ..."
Pohon dalam teologi dan ibadah Kristen mengacu pada pohon surgawi (Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat) oleh sebab itulah mosaik pepohonan berada di basilika-basilika Kristen Perdana, bahkan Kristus sendiri dilambangkan sebagai "Pohon Kehidupan", dan bila kita lihat dalam Perjanjian Lama pepohonan dan bunga mengembang digambarkan pada seluruh dinding Bait Suci.
1 Raj 6 : 29
29. Dan pada segala dinding rumah itu berkeliling ia mengukir gambar kerub, pohon korma dan bunga mengembang, baik di ruang sebelah dalam maupun di ruang sebelah luar.
Mengenai Pohon Cemara menjadi penyemarak Bait Suci juga tercatat dalam Kitab Suci,
Yes 60:13
13. Kemuliaan Libanon, yaitu pohon sanobar, pohon berangan dan pohon cemara, akan dibawa bersama-sama kepadamu, untuk mempersemarak tempat bait kudus-Ku, sebab Aku hendak memuliakan tempat kaki-Ku berjejak.
Pemaknaan mengenai pepohonan dan simbolnya pun kita bisa dapati dari pengajaran St. Kosmas dari Yerusalem (773M) yang membahas mengenai Kitab Nabi Yesaya;
Yes 11:1
1. Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
"Christ as the blossom which rose up out of the Virgin stem from the stump of Jesse. The root is Jesse, David’s father, the rod is King David, the flower which came from the root and the rod is the Theotokos. And the fruit which came forth from the flower of the Panagia is Christ."
Translate:
"Kristus sebagai tunas yang keluar dari tangkai Sang Perawan yang berasal dari tunggul Isai. Akarnya adalah Isai, ayah dari Daud, batangnya adalah Raja Daud, bunga yang berasal dari akar dan batangnya adalah Sang Theotokos. Dan buah yang datang dari bunga yang tersuci adalah Kristus."
Kitab Suci menyajikan ini dengan sangat mengagumkan. Dengan demikian pohon Natal dapat mengingatkan kita pada pohon silsilah Kristus sebagai manusia, mengingatkan kita kepada Allah yang mengasihi manusia yang memurnikan kita secara berurutan mulai dari nenek moyang Kristus. Di bagian atas pohon silsilah itu ada bintang yang adalah Allah Manusia (Theanthropos, Ilahinass) yaitu Sang Kristus.
Dalam empat abad pertama kekristenan, Natal dirayakan pada tanggal 6 Januari bersama dengan pesta Teofani, dan di banyak bagian daratan Yunani mereka menetapkan dua pohon di tengah-tengah gereja-gereja dihiasi dengan jeruk (Kepulauan Ionian, Litochoro, dll). Dua pohon lilin perunggu masih ditempatkan di gereja-gereja kita di kedua sisi Gerbang Kudus, dan sering kali pohon-pohon lilin ini menyerupai pohon Natal.