Tangan Yang Terluka [by: Fr. Yohanes Bambang]
Date: 13 April 2010
Kematian Kristus sungguh merupakan suatu pukulan bagi para muridNya. Rasa kuatir, gundah dan takut menjadi satu berkecamuk dalam hidup para muridNya. Mereka sangat tertekan dan bercampur sedih, mereka sangat kuatir dan bercampur takut, karena segala apa yang mereka lakukan itu selalu diawasi oleh para orang Yahudi.
Namun meskipun demikian mereka masih solid dan selalu ingin berkumpul sebagaimana yang layak mereka lakukan seperti saat Yesus bersama-sama dengan mereka. Ditengah kegundah gelanaan dan ketakutannya itu, Yesus hadir ditengah-tengah mereka dan mengatakan : “ Damai sejahtera bagi kamu” (Yoh 20 : 19). Kata – kata “damai sejahtera” yang diucapkan oleh Yesus sungguh bagaikan es yang menyegarkan hati para murid, ini adalah kata-kata yang menggembirakan, ini adalah kata-kata yang menyejukkan, kata-kata penghiburan dan sekaligus sebagai pembangkit semangat bagi hidup para muridNya. Apalagi dengan mengucapkan kalimat yang demikian itu, Yesus sembari menunjukan bekas luka paku ditanganNya. Ini makin membuktikan bahwa Yesus yang mereka kenal itu benar-benar bangkit dari antara orang mati.
Bekas luka paku ditanganNya itu menunjuk pada empat hal yang penting dalam hidup para murid dan orang Kristen pada umumnya.
1. Pertama; Bekas luka paku ditanganNya itu, menunjuk pada kasih Kristus pada umatNya. Hal ini sama seperti yang diucapkan oleh Js. Paulus dalam suratnya bahwa: karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seseorang mau mati untuk orang yang benar – tetapi mungkin untuk yang baik ada orang yang berani mati. Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (1 Kor 5:6-8). Dari apa yang diungkapkan oleh Js. Paulus ini jelas, bahwa luka dan kematian Kristus itu, bukan karena kesalahanNya sendiri, namun luka dan kematian Kristus itu menunjuk pada kasihNya terhadap kita manusia. Dengan harapan bahwa semua kita dapat bertobat dan diselamatkan.
2. Kedua; Bekas Luka paku ditanganNya itu, menunjuk bahwa hidup dan kehidupan ini adalah suatu perjuangan. Dikatakan suatu perjuangan, karena dalam hidup ini tidak seorangpun yang tidak berjuang, semua orang itu berjuang, semua orang mengalami penderitaan, semua orang mengalami kesedihan. Apalagi sebagai tubuh mistika Kristus. kalau Kristus sebagai kepala itu menderita, maka dengan sendirinya tubuhNyapun juga ikut mengalami derita, karena antara kepala dan tubuh itu tidak mungkin terpisah dan terpisahkan. Dan lagi Kristus sendiri tidak pernah mengatakan bahwa kita terbebas dari penderitaan. Hal ini dipertegas dengan kata-kata Js. Agustinus yang mengatakan: “Ia tidak pernah menjanjikan pada kita terlepas -bebas dari penderitaan – AnakNya sendiri telah menderita, namun Ia telah menjanjikan pada kita kemenangan dalam penderitaan” Artinya penderitaan yang ada ini adalah merupakan jalan bagi kita untuk menuju pada kemenangan, namun dengan satu syarat terus menyatu dan mendekat pada Allah melalui pribadi PutraNya yaitu Tuhan Yesus Kristus yang telah disalib, menderita mati disalib dan dikuburkan serta bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.
3. Ketiga; Bekas Luka paku ditangan Yesus itu, menunjuk pada luka yang kita miliki. Bagian yang terberat dalam hidup kita sebagai orang percaya itu adalah saat yang gelap ketika kita diuji untuk percaya atau tidak padaAllah, saat penderitaan menerpa dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Karena dalam asumsi kebanyakan orang percaya, bahwa mengikut Kristus itu semua serba beres, tidak ada kesulitan, tidak ada penderitaan, semuanya serba tercukupi dan hidup enak dihadapan Allah. Namun jika kita berpandangan yang demikian, ini jelas tidaklah benar dan bukan ajaran Kristus. Karena Kristus sendiri setelah bangkit dari antara orang mati dan bertemu dengan para muridNya itu, yang Ia tunjukkan adalah bekas luka paku ditanganNya. Apa artinya itu? Artinya adalah bahwa sebagai tubuh mistika Kristus atau sebagai orang percaya itu, tidaklah mungkin lepas dari penderitaan sebagaimana halnya yang dialami oleh Sang Kepala: Yesus Kristus Tuhan.
4. Yang terakhir; Bekas luka paku ditanganNya itu, adalah diakibatkan oleh dosa kita sebagai manusia. Kalau kita disuruh memilih simbol bagi dosa yang telah kita lakukan, maka simbol dan pilihan yang terbaik bagi kita adalah paku. Artinya bahwa setiap dosa yang kita lakukan itu bagaikan paku yang diarahkan pada tubuh Kristus. Dengan demikian jika kita selalu berbuat dosa dan tidak pernah bertobat dalam hidup dan kehidupan ini, maka sama artinya kita telah memaku Yesus terus menerus. Dan perbuatan dan sikap ini sungguh perbuatan dan sikap yang menyakitkan hati Kristus.
Dengan paparan tersebut diatas ini, jelas bahwa minggu Thomas ini mengingatkan pada kita, bahwa penderitaan itu yang kita alami dalam hidup ini memang harus terjadi, namun penderitaan yang ada ini, tidaklah membawa kita pada kehancuran, namun justru akan membawa kita dalam kemenangan, dengan satu syarat bahwa saat penderitaan itu ada, kita tidak pernah terbesit akan meninggalkan Allah, namun justru dalam penderitaan itu kita makin mendekat dan meminta bimbingan padaNya melalui RohNya untuk memberi kekuatan dan mampu bersyukur dalam keadaan suka dan duka.
Kemuliaan bagi Sang Bapa, Sang Putra Dan Sang Roh Kudus Amin.
Kematian Kristus sungguh merupakan suatu pukulan bagi para muridNya. Rasa kuatir, gundah dan takut menjadi satu berkecamuk dalam hidup para muridNya. Mereka sangat tertekan dan bercampur sedih, mereka sangat kuatir dan bercampur takut, karena segala apa yang mereka lakukan itu selalu diawasi oleh para orang Yahudi.
Namun meskipun demikian mereka masih solid dan selalu ingin berkumpul sebagaimana yang layak mereka lakukan seperti saat Yesus bersama-sama dengan mereka. Ditengah kegundah gelanaan dan ketakutannya itu, Yesus hadir ditengah-tengah mereka dan mengatakan : “ Damai sejahtera bagi kamu” (Yoh 20 : 19). Kata – kata “damai sejahtera” yang diucapkan oleh Yesus sungguh bagaikan es yang menyegarkan hati para murid, ini adalah kata-kata yang menggembirakan, ini adalah kata-kata yang menyejukkan, kata-kata penghiburan dan sekaligus sebagai pembangkit semangat bagi hidup para muridNya. Apalagi dengan mengucapkan kalimat yang demikian itu, Yesus sembari menunjukan bekas luka paku ditanganNya. Ini makin membuktikan bahwa Yesus yang mereka kenal itu benar-benar bangkit dari antara orang mati.
Bekas luka paku ditanganNya itu menunjuk pada empat hal yang penting dalam hidup para murid dan orang Kristen pada umumnya.
1. Pertama; Bekas luka paku ditanganNya itu, menunjuk pada kasih Kristus pada umatNya. Hal ini sama seperti yang diucapkan oleh Js. Paulus dalam suratnya bahwa: karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seseorang mau mati untuk orang yang benar – tetapi mungkin untuk yang baik ada orang yang berani mati. Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (1 Kor 5:6-8). Dari apa yang diungkapkan oleh Js. Paulus ini jelas, bahwa luka dan kematian Kristus itu, bukan karena kesalahanNya sendiri, namun luka dan kematian Kristus itu menunjuk pada kasihNya terhadap kita manusia. Dengan harapan bahwa semua kita dapat bertobat dan diselamatkan.
2. Kedua; Bekas Luka paku ditanganNya itu, menunjuk bahwa hidup dan kehidupan ini adalah suatu perjuangan. Dikatakan suatu perjuangan, karena dalam hidup ini tidak seorangpun yang tidak berjuang, semua orang itu berjuang, semua orang mengalami penderitaan, semua orang mengalami kesedihan. Apalagi sebagai tubuh mistika Kristus. kalau Kristus sebagai kepala itu menderita, maka dengan sendirinya tubuhNyapun juga ikut mengalami derita, karena antara kepala dan tubuh itu tidak mungkin terpisah dan terpisahkan. Dan lagi Kristus sendiri tidak pernah mengatakan bahwa kita terbebas dari penderitaan. Hal ini dipertegas dengan kata-kata Js. Agustinus yang mengatakan: “Ia tidak pernah menjanjikan pada kita terlepas -bebas dari penderitaan – AnakNya sendiri telah menderita, namun Ia telah menjanjikan pada kita kemenangan dalam penderitaan” Artinya penderitaan yang ada ini adalah merupakan jalan bagi kita untuk menuju pada kemenangan, namun dengan satu syarat terus menyatu dan mendekat pada Allah melalui pribadi PutraNya yaitu Tuhan Yesus Kristus yang telah disalib, menderita mati disalib dan dikuburkan serta bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.
3. Ketiga; Bekas Luka paku ditangan Yesus itu, menunjuk pada luka yang kita miliki. Bagian yang terberat dalam hidup kita sebagai orang percaya itu adalah saat yang gelap ketika kita diuji untuk percaya atau tidak padaAllah, saat penderitaan menerpa dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Karena dalam asumsi kebanyakan orang percaya, bahwa mengikut Kristus itu semua serba beres, tidak ada kesulitan, tidak ada penderitaan, semuanya serba tercukupi dan hidup enak dihadapan Allah. Namun jika kita berpandangan yang demikian, ini jelas tidaklah benar dan bukan ajaran Kristus. Karena Kristus sendiri setelah bangkit dari antara orang mati dan bertemu dengan para muridNya itu, yang Ia tunjukkan adalah bekas luka paku ditanganNya. Apa artinya itu? Artinya adalah bahwa sebagai tubuh mistika Kristus atau sebagai orang percaya itu, tidaklah mungkin lepas dari penderitaan sebagaimana halnya yang dialami oleh Sang Kepala: Yesus Kristus Tuhan.
4. Yang terakhir; Bekas luka paku ditanganNya itu, adalah diakibatkan oleh dosa kita sebagai manusia. Kalau kita disuruh memilih simbol bagi dosa yang telah kita lakukan, maka simbol dan pilihan yang terbaik bagi kita adalah paku. Artinya bahwa setiap dosa yang kita lakukan itu bagaikan paku yang diarahkan pada tubuh Kristus. Dengan demikian jika kita selalu berbuat dosa dan tidak pernah bertobat dalam hidup dan kehidupan ini, maka sama artinya kita telah memaku Yesus terus menerus. Dan perbuatan dan sikap ini sungguh perbuatan dan sikap yang menyakitkan hati Kristus.
Dengan paparan tersebut diatas ini, jelas bahwa minggu Thomas ini mengingatkan pada kita, bahwa penderitaan itu yang kita alami dalam hidup ini memang harus terjadi, namun penderitaan yang ada ini, tidaklah membawa kita pada kehancuran, namun justru akan membawa kita dalam kemenangan, dengan satu syarat bahwa saat penderitaan itu ada, kita tidak pernah terbesit akan meninggalkan Allah, namun justru dalam penderitaan itu kita makin mendekat dan meminta bimbingan padaNya melalui RohNya untuk memberi kekuatan dan mampu bersyukur dalam keadaan suka dan duka.
Kemuliaan bagi Sang Bapa, Sang Putra Dan Sang Roh Kudus Amin.