Pengantar Doa Puja Yesus [by: Fr.Stefanus Boik Nino]
Date: September 1997
*Diterjemahkan dari tulisan H. R. H Princess Heana dari Romania.
Translate by: Fr.Stefanus Boik Nino
Disadur oleh: Зосимос Маруме Синар Супит
Saya dulu sering membaca doa puja Yesus di buku - buku doa dan mendengarkannya dalam Gereja, tetapi saya tertarik kepada doa ini pertama kali beberapa tahun di Romania. di sana dalam sebuah Monasteri kecil: Sambata, tersembunyi di kaki Carpathiana di tengah - tengah hutan yang lebat, bayangan Gerejanya yang putih kecil terpantul dalam kolam bukit yang sangat jernih, saya ketemu dengan seorang Rahib yang mempraktekkan "doa batin ini". di hari - hari itu di Sambata dikuasai oleh keheningan dan kedamaian yang mendalam; ini adalah tempat peristirahatan dan kekuatan. saya berdoa kepada Allah agar tetap demikian.
Saya sudah mengembara jauh sejak terakhir kali saya melihat Sambata, dan sementara itu doa puja Yesus ada di hatiku sebagai suatu karunia yang mulia. Doa ini berada dalam keadaan tidak aktif sampai beberapa tahun yang lalu, ketika saya membuka buku The Way of a Pilgrim (Doa Tak Kunjung Putus). Sejak saat itu saya ingin untuk mempraktekkannya secara terus menerus. kadang - kadang aku lalai, namun demikian doa ini telah membuka jalan yang sukar dipercaya dalam hati dan jiwaku.
Doa Puja Yesus atau doa batin, berpusat pada Nama Kudus itu sendiri. ucapan secara lengkap adalah "Tuhan Yesus Kristus Putra Allah, kasihanilah aku orang berdosa." Boleh juga diganti "kami orang berdosa", atau nama orang lain, atau boleh diperpendek, kuasanya terletak dalam nama Yesus; jadi "Yesus" saja dapat memenuhi seluruh kebutuhan dari dia yang berdoa itu.
Doa ini berasal dari Perjanjian Baru dan mempunyai penggunaan yang lama sekali. Metode tafakur berdasarkan Nama Kudus ini dianggap berasal dari Js. Simeon, yang disebut "Theolog Baru" (949 - 1022). ketika ia berumur 14 tahun, Js. Simeon mendapat pengalihatan terang sorgawi dimana dia merasa terpisahkan dari tubuhnya. ia merasa takjub dan dikuasai oleh kegembiraan besar, ia merasakan kerendahan hati yang sangat mendalam dan berseru, meminjam doa si pemungut cukai Luk 18:13, "Tuhan Yesus kasihanilah aku." lama sesudah penglihatan itu lenyap, kegembiraan besar itu kembali ke Js. Simeon, setiap kali ia mengulang doa itu; dan ia mengajar murid - muridnya berdoa seperti itu. Doa itu berkembang dalam bentuk yang lebih panjang. Tuhan Yesus Kristus Putra Allah, kasihanilah aku orang berdosa. Dalam bentuk doa ini disampaikan kepada kita dari generasi ke para awam dan rahib - rahib yang saleh ke generasi berikutnya.
Seruan Nama Kudus ini tidak khusus bagi Gereja Orthodox tapi digunakan juga oleh Katolik Roma, Anglikan, dan Protestan. walaupun dalam bentuk yang tidak mendalam. di Gunung Sinai dan Athos para rahib memperkembangkan satu sistem tafakur yang utuh dan luas dengan doa yang sederhana ini, dipraktekkan dalam keheningan yang mutlak. para rahib (Sang Cipto Hening) ini akhirnya dikenal sebagai para "Hesychasts" atau Quietists (para penghening).
Js. Gregori Palamas (1296 - 1359), Bapa Gereja Agung yang terakhir, menjadi teladan utama dari para penghening. sesudah suatu perjuangan yang panjang ia menangkan suatu tempat yang tidak dapat dibantah untuk doa puja Yesus dan para penghening di dalam Gereja. Pada abad ke 18 ketika kekaisaran menghancurkan kerahiban di Rusia, dan Turki merusak Orthodoxy di Yunani, Monasteri Neamtzu di Moldavia (Romania) menjadi salah satu pusat yang agung untuk doa puja Yesus.
Doa ini diakui sangat rohani sebab berpusat pada Yesus: semua pikiran, keinginan, harapan, iman dan kasih ditumpahkan dalam bakti mendalam kepada Allah Sang Putra. Doa itu memenuhi dua perintah dasar dari Perjanjian Baru. perintah pertama: "Aku berkata kepadamu, apa saja yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, Ia akan memberikan kepadamu. sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu dalam namaKu. mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu," Yoh 16:23 - 24. yang kedua kita temukan pada perintah Js. Paulus untuk berdoa tanpa henti 1Tes 5:17. Selanjutnya ini juga mengikuti perintah Yesus tentang bagaimana harus berdoa (yang Ia berikan pada saat yang sama Ia mengajar pengikut - pengikutNya Doa Bapa kami); "ketika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalas kepadamu secara terbuka. Mat 6:6.
Dan Yesus sudah mengajarkan bahwa semua dorongan yang baik dan jahat asalnya di hati manusia. "orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. karena yang diucapkan mulutnya meluap dari hatinya." Luk 6:45.
Para Bapa suci, bahkan sebelum Js. Simeon sudah mendasarkan doa - doa mereka yang sederhana dan bersemangat atas perintah - perintah di atas maupun perintah -perintah yang lain dari Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama. mereka mengembangkan satu metode tafakur dimana doa yang tanpa henti menjadi sama alamiahnya dengan bernafas, mengikuti irama denyutan jantung.
Semua jalan menuntun kepada Allah selalu diganggu dengan jebakan - jebakan, karena si musuh (Iblis) selalu menunggu untuk menjebak kita. tentu saja ia akan menyerang kita dengan sangat kerasnya kalau kita menemukan jalan kita ke keselamatan, karena itulah apa yang ia sangat perjuangkan untuk menghalanginya. dalam doa mistika atau doa batin godaan - godaan yang kita jumpai melebihi segala yang lain dalam bahayanya; sebab pemikiran kita ada dalam tingkatan yang tinggi, sehingga daya tipuannya ada dalam ukuran yang lebih halus, seseorang pernah mengatakan bahwa "mistikisme (hal - hal batiniah) dimulai dalam kekaburan dan berakhir dalam perpecahan". ungkapan sinis ini diucapkan oleh seorang yang tidak beriman, ada kebenarannya. Mistikisme (hal - hal batiniah) bernilai rohani yang riil hanya kalau itu dipraktekkan dengan kewaspadaan yang mutlak.
Pada suatu saat, timbul suatu perselisihan mengenai para penghening tertentu yang jatuh ke dalam praktek kesalehan dan puasa yang terlalu berlebih - lebihan, karena mereka kehilangan keseimbangan yang atasnya dinilai baik oleh Gereja kita. Kita seharusnya tidak mengungkit - mengungkit praktek yang salah dari Doa Puja Yesus, kecuali harus disadari bahwa semua praktek - praktek yang berlebih - lebih adalah berbahaya dan bahwa kita harus selamanya mengendalikan diri sendiri. "Praktek Doa Puja Yesus adalah penggenapan tradisional dari perintah Rasul Paulus untuk 'selalu berdoa': ini tidak ada hubungan dengan mistikisme (ilmu klenik perdukunan) yang merupakan warisan dari ajaran kafir.
Gereja Orthodox penuh dengan kehidupan doa batin yang mendalam selalu dijaga dan dilindungi dengan aturan - aturan tradisinya; sehingga para pelaku mistiknya (pelaku doa batin) jarang tersesat. 'Kehidupan Asketik' (mati raga) adalah suatu kehidupan dimana kebajikan - kebajikan yang telah dicapai merupakan hasil dari suatu usaha pribadi sebagai akibat pernyataan rahmat umum yang Allah anugerahkan kepada semua yang berkehendak baik. 'Kehidupan Mistika' adalah suatu kehidupan dimana karunia - karunia Roh Kudus lebih menonjol daripada usaha - usaha manusia, dan dimana kebajikan - kebajikan yang disalurkan oleh Roh Kudus lebih menonjol daripada kebajikan - kebajikan yang dicapai oleh usaha manusia; jiwa menjadi lebih pasif daripada aktif. marilah kita gunakan perbandingan yang klasik. antara kehidupan asketik dimana usaha manusia lebih menonjol, dan kehidupan mistika dimana tindakan Allah lebih menonjol, disana perbedaannya sama antara mendayung perahu dan berlayar. kemudi adalah usaha asketik, sedangkan berlayar adalah kepasifan mistika yang dibentangkan untuk menangkap angin Ilahi. Doa Puja Yesus adalah inti dari doa mistika (doa batiniah yang mendalam), dan dapat digunakan oleh siapapun, pada waktu kapanpun. tidak ada yang bersifat misterius (klenik/perdukunan) di dalamnya [janganlah kita campur aduk antara "misterius" (klenik/perdukunan) dengan "mistika"]. kita mulai dengan mengikuti perintah - perintah dan contoh - contoh yang sering diberikan oleh Tuhan kita. pertama, pergi menyingkir ke suatu tempat yang tenang: "Pergilah, pisahkanlah dirimu ke tempat yang sunyi, dan beristirahatlah sebentar" Mk 6:31 , "Belajar untuk hening" 1 Tes 4:11; kemudian berdoa sendirian di tempat tersembunyi dalam keheningan.
Anak kalimat berdoa ditempat tersembunyi, sendirian dan dalam keheningan membutuhkan penjelasan yang lebih luas. tersembunyi diartikan seperti yang digunakan di dalam kitab suci misalnya Yesus memberitahukan kita untuk berbuat kasih secara tersembunyi tidak membiarkan tangan kiri mengetahui apa yang diperbuat tangan kanan. Kita tidak harus memamerkan kesalehan kita, juga tidak menyombongkannya "sendirian" berarti memisahkan diri kita dari lingkungan kita yang dekat dan dari pengaruh - pengaruh yang mengganggu. Pada kenyataan, kita tidak pernah sendirian pada saat kita berdoa ".....melihat kita juga dikelilingi dengan begitu banyak saksi - saksi seperti awan mengelilingi..... Ibr 12:1 saksi - saksi itu adalah mereka semua yang berdoa: malaikat - malaikat, malaikat agung, orang - orang hidup dan mati. dalam doa khususnya Doa Puja Yesus, kita benar - benar menyadari menjadi anggota tubuh Kristus yang hidup. dalam "keheningan" artinya bahwa kita tidak mengucapkan doa kita dengan teriak - teriak. bahkan kita tidak renungkan kata - kata doa itu: kita gunakan kata - kata itu hanya untuk meraih apa yang melampaui kata - kata itu sampai kepada hakekatnya itu sendiri.
Dalam hidup kita yang sibuk ini tidak mudah untuk berdoa, namun dapat dilakukan oleh setiap kita beberapa menit saja digunakan untuk doa dengan sedikit kata saja, atau bahkan hanya satu kata. doa ini seharusnya diulang dengan hening, dengan tidak tergesa - gesa, dengan penuh perhatian. setiap pikiran harus dipusatkan pada Kristus, melupakan semua yang lain, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. pikiran yang berkeliaran kesana kemari, bagaimanapun baik atau salehnya, dapat menjadi halangan.
Apabila kalian memeluk seorang kekasih, engkau tidak berhenti dulu untuk merenungkan bagaimana dan mengapa, engkau hanya mencintai dengan sepenuh hati. Hal itu sama ketika secara rohaniah kita mencapai Yesus ke dalam hati kita jika kita memperhatikan/mengindahkan kedalaman dan mutu cinta kita, itu berarti bahwa kita dikuasai oleh reaksi - reaksi kita sendiri, bukannya pada memberikan diri kita tanpa syarat kepada Yesus tanpa mengharapkan balasan. Renungkan doa itu sementara menarik nafas dan mengeluarkan nafas; tenangkan baik batin maupun raga, gunakan sebagai iramanya denyut jantungmu. Jangan mencari kata - kata tapi terus mengulang doa itu, atau hanya nama Yesus sendiri, dalam cinta dan pemujaan, hanya itu saja. Aneh, karena di dalam hal kecil ini ada yang lebih dibanding semuanya.
Ada baiknya kalau ada waktu - waktu yang tetap untuk berdoa dan kalau memungkinkan pergi ke ruang yang sama, mungkin di depan ikon. Ikon itu dipenuhi dengan hadirat yang obyektif dari dia yang digambarkan, sehingga sangat membantu seruan doa kita. Para Rahib dan Rahibah Orthodox menemukan bahwa Komboskini (tasbih Orthodox) menolong untuk membuat perhatian tidak buyar. Boleh jadi engkau temukan jalan yang terbaik dengan tenang dan tutup mata - pusatkan ke dalam batin.
Doa Puja Yesus dapat digunakan untuk penyembahan dan permohonan baik sebagai syafaat, seruan, pemujaan maupun bersyukur. inilah suatu sarana dimana kita curahkan semua yang ada dalam hati kita, baik bagi Allah maupun manusia, di depan kaki Yesus. Inilah suatu sarana panunggalan dengan Allah dan dengan mereka semua yang berdoa. kenyataan bahwa kita dapat membiasakan hati kita untuk terus berdoa bahkan pada saat kita tidur, membuat kita tanpa putus berada dalam komunitas doa. Ini bukanlah pernyataan dibuat - buat; banyak sudah mengalami kenyataan yang memberikan kehidupan ini. Tentu saja kita tidak dapat mencapai doa yang terus menerus ini sekaligus, tapi itu dapat dicapai; karena semua yang berguna kita harus "....... berlomba dengan kesabaran dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita......." Ibr 12:1.
Saya memiliki satu bukti yang sangat menyolok mengenai panunggalan tanpa putus yang tidak terganggu dengan semua mereka yang berdoa. Ketika saya menjalani operasi baru - baru ini, saya terbaring lama karena dibius. 'Yesus' satu - satunya kesadaran pikiranku yang terakhir, dan kata pertama yang keluar dari mulutku ketika saya sadar. Itu luar biasa untuk dikatakan karena meskipun saya tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi dengan tubuhku saya tidak pernah kehilangan kesadaran bahwa saya sedang didoakan dan saya sendiri sedang berdoa. Sesudah pengalaman yang demikian orang tidak heran lagi bahwa ada jiwa - jiwa besar yang menyerahkan hidup mereka secara khusus untuk doa saja.
Doa selalu menjadi benar - benar penting untukku, dan kebiasaan yang dibentuk pada awal masa kanak - kanak: doa pagi dan malam tidak pernah saya tinggalkan; tapi dalam praktek Doa Puja Yesus saya adalah seorang pemula (baru mulai). Meskipun begitu saya mau membangkitkan ketertarikan akan doa ini karena biarpun saya hanya menyentuh jumbai jubah Sorgawi, saya sudah menjamahNya - dan kegembiraan yang luar biasa itu, ingin saya bagikan kepada orang lain. Itu bukan doa setiap manusia; engkau mungkin tidak menemukan didalamnya kegembiraan yang sama seperti yang saya temukan, karena caramu mungkin sedikit berbeda dari jalanku - namun sama - sama penuh rahmat.
Dalam ketakutan dan kegembiraan, dalam kesendirian dan kebersamaan doa itu selalu besertaku. tidak hanya dalam keheningan bakti harian tetapi pada segala waktu dan disegala tempat. Doa ini membuat aku tersenyum; doa ini membuat aku cantik seperti film yang sudah dicuci sehingga warnanya muncul terang dan mengkilat, seperti suasana alam pada suatu hari musim semi yang panas sesudah hujan. bahkan keputus - asaan sudah hilang dan pertobatan sudah mencapai tujuannya.
Ketika saya bangun dipagi hari, dimulai dengan penuh kegembiraan karena suatu hari baru. ketika saya bepergian melalui udara, darat, atau laut, doa ini bersenandung dalam dadaku. Ketika saya berdiri diatas panggung menghadapi para pendengarku, doa ini menambah pengobaran semangatku. Ketika saya kumpulkan anak - anakku disekeliling saya, doa ini membisikkan berkat. dan pada akhir dari satu hari yang berat ketika saya berbaring istirahat, saya berikan hatiku pada Yesus: Tuhan kedalam tanganMu aku menyerahkan rohku. Saya tidur - tapi jantungku ketika berdenyut berdoa pada Yesus.
*Diterjemahkan dari tulisan H. R. H Princess Heana dari Romania.
Translate by: Fr.Stefanus Boik Nino
Disadur oleh: Зосимос Маруме Синар Супит
Saya dulu sering membaca doa puja Yesus di buku - buku doa dan mendengarkannya dalam Gereja, tetapi saya tertarik kepada doa ini pertama kali beberapa tahun di Romania. di sana dalam sebuah Monasteri kecil: Sambata, tersembunyi di kaki Carpathiana di tengah - tengah hutan yang lebat, bayangan Gerejanya yang putih kecil terpantul dalam kolam bukit yang sangat jernih, saya ketemu dengan seorang Rahib yang mempraktekkan "doa batin ini". di hari - hari itu di Sambata dikuasai oleh keheningan dan kedamaian yang mendalam; ini adalah tempat peristirahatan dan kekuatan. saya berdoa kepada Allah agar tetap demikian.
Saya sudah mengembara jauh sejak terakhir kali saya melihat Sambata, dan sementara itu doa puja Yesus ada di hatiku sebagai suatu karunia yang mulia. Doa ini berada dalam keadaan tidak aktif sampai beberapa tahun yang lalu, ketika saya membuka buku The Way of a Pilgrim (Doa Tak Kunjung Putus). Sejak saat itu saya ingin untuk mempraktekkannya secara terus menerus. kadang - kadang aku lalai, namun demikian doa ini telah membuka jalan yang sukar dipercaya dalam hati dan jiwaku.
Doa Puja Yesus atau doa batin, berpusat pada Nama Kudus itu sendiri. ucapan secara lengkap adalah "Tuhan Yesus Kristus Putra Allah, kasihanilah aku orang berdosa." Boleh juga diganti "kami orang berdosa", atau nama orang lain, atau boleh diperpendek, kuasanya terletak dalam nama Yesus; jadi "Yesus" saja dapat memenuhi seluruh kebutuhan dari dia yang berdoa itu.
Doa ini berasal dari Perjanjian Baru dan mempunyai penggunaan yang lama sekali. Metode tafakur berdasarkan Nama Kudus ini dianggap berasal dari Js. Simeon, yang disebut "Theolog Baru" (949 - 1022). ketika ia berumur 14 tahun, Js. Simeon mendapat pengalihatan terang sorgawi dimana dia merasa terpisahkan dari tubuhnya. ia merasa takjub dan dikuasai oleh kegembiraan besar, ia merasakan kerendahan hati yang sangat mendalam dan berseru, meminjam doa si pemungut cukai Luk 18:13, "Tuhan Yesus kasihanilah aku." lama sesudah penglihatan itu lenyap, kegembiraan besar itu kembali ke Js. Simeon, setiap kali ia mengulang doa itu; dan ia mengajar murid - muridnya berdoa seperti itu. Doa itu berkembang dalam bentuk yang lebih panjang. Tuhan Yesus Kristus Putra Allah, kasihanilah aku orang berdosa. Dalam bentuk doa ini disampaikan kepada kita dari generasi ke para awam dan rahib - rahib yang saleh ke generasi berikutnya.
Seruan Nama Kudus ini tidak khusus bagi Gereja Orthodox tapi digunakan juga oleh Katolik Roma, Anglikan, dan Protestan. walaupun dalam bentuk yang tidak mendalam. di Gunung Sinai dan Athos para rahib memperkembangkan satu sistem tafakur yang utuh dan luas dengan doa yang sederhana ini, dipraktekkan dalam keheningan yang mutlak. para rahib (Sang Cipto Hening) ini akhirnya dikenal sebagai para "Hesychasts" atau Quietists (para penghening).
Js. Gregori Palamas (1296 - 1359), Bapa Gereja Agung yang terakhir, menjadi teladan utama dari para penghening. sesudah suatu perjuangan yang panjang ia menangkan suatu tempat yang tidak dapat dibantah untuk doa puja Yesus dan para penghening di dalam Gereja. Pada abad ke 18 ketika kekaisaran menghancurkan kerahiban di Rusia, dan Turki merusak Orthodoxy di Yunani, Monasteri Neamtzu di Moldavia (Romania) menjadi salah satu pusat yang agung untuk doa puja Yesus.
Doa ini diakui sangat rohani sebab berpusat pada Yesus: semua pikiran, keinginan, harapan, iman dan kasih ditumpahkan dalam bakti mendalam kepada Allah Sang Putra. Doa itu memenuhi dua perintah dasar dari Perjanjian Baru. perintah pertama: "Aku berkata kepadamu, apa saja yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, Ia akan memberikan kepadamu. sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu dalam namaKu. mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu," Yoh 16:23 - 24. yang kedua kita temukan pada perintah Js. Paulus untuk berdoa tanpa henti 1Tes 5:17. Selanjutnya ini juga mengikuti perintah Yesus tentang bagaimana harus berdoa (yang Ia berikan pada saat yang sama Ia mengajar pengikut - pengikutNya Doa Bapa kami); "ketika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalas kepadamu secara terbuka. Mat 6:6.
Dan Yesus sudah mengajarkan bahwa semua dorongan yang baik dan jahat asalnya di hati manusia. "orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. karena yang diucapkan mulutnya meluap dari hatinya." Luk 6:45.
Para Bapa suci, bahkan sebelum Js. Simeon sudah mendasarkan doa - doa mereka yang sederhana dan bersemangat atas perintah - perintah di atas maupun perintah -perintah yang lain dari Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama. mereka mengembangkan satu metode tafakur dimana doa yang tanpa henti menjadi sama alamiahnya dengan bernafas, mengikuti irama denyutan jantung.
Semua jalan menuntun kepada Allah selalu diganggu dengan jebakan - jebakan, karena si musuh (Iblis) selalu menunggu untuk menjebak kita. tentu saja ia akan menyerang kita dengan sangat kerasnya kalau kita menemukan jalan kita ke keselamatan, karena itulah apa yang ia sangat perjuangkan untuk menghalanginya. dalam doa mistika atau doa batin godaan - godaan yang kita jumpai melebihi segala yang lain dalam bahayanya; sebab pemikiran kita ada dalam tingkatan yang tinggi, sehingga daya tipuannya ada dalam ukuran yang lebih halus, seseorang pernah mengatakan bahwa "mistikisme (hal - hal batiniah) dimulai dalam kekaburan dan berakhir dalam perpecahan". ungkapan sinis ini diucapkan oleh seorang yang tidak beriman, ada kebenarannya. Mistikisme (hal - hal batiniah) bernilai rohani yang riil hanya kalau itu dipraktekkan dengan kewaspadaan yang mutlak.
Pada suatu saat, timbul suatu perselisihan mengenai para penghening tertentu yang jatuh ke dalam praktek kesalehan dan puasa yang terlalu berlebih - lebihan, karena mereka kehilangan keseimbangan yang atasnya dinilai baik oleh Gereja kita. Kita seharusnya tidak mengungkit - mengungkit praktek yang salah dari Doa Puja Yesus, kecuali harus disadari bahwa semua praktek - praktek yang berlebih - lebih adalah berbahaya dan bahwa kita harus selamanya mengendalikan diri sendiri. "Praktek Doa Puja Yesus adalah penggenapan tradisional dari perintah Rasul Paulus untuk 'selalu berdoa': ini tidak ada hubungan dengan mistikisme (ilmu klenik perdukunan) yang merupakan warisan dari ajaran kafir.
Gereja Orthodox penuh dengan kehidupan doa batin yang mendalam selalu dijaga dan dilindungi dengan aturan - aturan tradisinya; sehingga para pelaku mistiknya (pelaku doa batin) jarang tersesat. 'Kehidupan Asketik' (mati raga) adalah suatu kehidupan dimana kebajikan - kebajikan yang telah dicapai merupakan hasil dari suatu usaha pribadi sebagai akibat pernyataan rahmat umum yang Allah anugerahkan kepada semua yang berkehendak baik. 'Kehidupan Mistika' adalah suatu kehidupan dimana karunia - karunia Roh Kudus lebih menonjol daripada usaha - usaha manusia, dan dimana kebajikan - kebajikan yang disalurkan oleh Roh Kudus lebih menonjol daripada kebajikan - kebajikan yang dicapai oleh usaha manusia; jiwa menjadi lebih pasif daripada aktif. marilah kita gunakan perbandingan yang klasik. antara kehidupan asketik dimana usaha manusia lebih menonjol, dan kehidupan mistika dimana tindakan Allah lebih menonjol, disana perbedaannya sama antara mendayung perahu dan berlayar. kemudi adalah usaha asketik, sedangkan berlayar adalah kepasifan mistika yang dibentangkan untuk menangkap angin Ilahi. Doa Puja Yesus adalah inti dari doa mistika (doa batiniah yang mendalam), dan dapat digunakan oleh siapapun, pada waktu kapanpun. tidak ada yang bersifat misterius (klenik/perdukunan) di dalamnya [janganlah kita campur aduk antara "misterius" (klenik/perdukunan) dengan "mistika"]. kita mulai dengan mengikuti perintah - perintah dan contoh - contoh yang sering diberikan oleh Tuhan kita. pertama, pergi menyingkir ke suatu tempat yang tenang: "Pergilah, pisahkanlah dirimu ke tempat yang sunyi, dan beristirahatlah sebentar" Mk 6:31 , "Belajar untuk hening" 1 Tes 4:11; kemudian berdoa sendirian di tempat tersembunyi dalam keheningan.
Anak kalimat berdoa ditempat tersembunyi, sendirian dan dalam keheningan membutuhkan penjelasan yang lebih luas. tersembunyi diartikan seperti yang digunakan di dalam kitab suci misalnya Yesus memberitahukan kita untuk berbuat kasih secara tersembunyi tidak membiarkan tangan kiri mengetahui apa yang diperbuat tangan kanan. Kita tidak harus memamerkan kesalehan kita, juga tidak menyombongkannya "sendirian" berarti memisahkan diri kita dari lingkungan kita yang dekat dan dari pengaruh - pengaruh yang mengganggu. Pada kenyataan, kita tidak pernah sendirian pada saat kita berdoa ".....melihat kita juga dikelilingi dengan begitu banyak saksi - saksi seperti awan mengelilingi..... Ibr 12:1 saksi - saksi itu adalah mereka semua yang berdoa: malaikat - malaikat, malaikat agung, orang - orang hidup dan mati. dalam doa khususnya Doa Puja Yesus, kita benar - benar menyadari menjadi anggota tubuh Kristus yang hidup. dalam "keheningan" artinya bahwa kita tidak mengucapkan doa kita dengan teriak - teriak. bahkan kita tidak renungkan kata - kata doa itu: kita gunakan kata - kata itu hanya untuk meraih apa yang melampaui kata - kata itu sampai kepada hakekatnya itu sendiri.
Dalam hidup kita yang sibuk ini tidak mudah untuk berdoa, namun dapat dilakukan oleh setiap kita beberapa menit saja digunakan untuk doa dengan sedikit kata saja, atau bahkan hanya satu kata. doa ini seharusnya diulang dengan hening, dengan tidak tergesa - gesa, dengan penuh perhatian. setiap pikiran harus dipusatkan pada Kristus, melupakan semua yang lain, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. pikiran yang berkeliaran kesana kemari, bagaimanapun baik atau salehnya, dapat menjadi halangan.
Apabila kalian memeluk seorang kekasih, engkau tidak berhenti dulu untuk merenungkan bagaimana dan mengapa, engkau hanya mencintai dengan sepenuh hati. Hal itu sama ketika secara rohaniah kita mencapai Yesus ke dalam hati kita jika kita memperhatikan/mengindahkan kedalaman dan mutu cinta kita, itu berarti bahwa kita dikuasai oleh reaksi - reaksi kita sendiri, bukannya pada memberikan diri kita tanpa syarat kepada Yesus tanpa mengharapkan balasan. Renungkan doa itu sementara menarik nafas dan mengeluarkan nafas; tenangkan baik batin maupun raga, gunakan sebagai iramanya denyut jantungmu. Jangan mencari kata - kata tapi terus mengulang doa itu, atau hanya nama Yesus sendiri, dalam cinta dan pemujaan, hanya itu saja. Aneh, karena di dalam hal kecil ini ada yang lebih dibanding semuanya.
Ada baiknya kalau ada waktu - waktu yang tetap untuk berdoa dan kalau memungkinkan pergi ke ruang yang sama, mungkin di depan ikon. Ikon itu dipenuhi dengan hadirat yang obyektif dari dia yang digambarkan, sehingga sangat membantu seruan doa kita. Para Rahib dan Rahibah Orthodox menemukan bahwa Komboskini (tasbih Orthodox) menolong untuk membuat perhatian tidak buyar. Boleh jadi engkau temukan jalan yang terbaik dengan tenang dan tutup mata - pusatkan ke dalam batin.
Doa Puja Yesus dapat digunakan untuk penyembahan dan permohonan baik sebagai syafaat, seruan, pemujaan maupun bersyukur. inilah suatu sarana dimana kita curahkan semua yang ada dalam hati kita, baik bagi Allah maupun manusia, di depan kaki Yesus. Inilah suatu sarana panunggalan dengan Allah dan dengan mereka semua yang berdoa. kenyataan bahwa kita dapat membiasakan hati kita untuk terus berdoa bahkan pada saat kita tidur, membuat kita tanpa putus berada dalam komunitas doa. Ini bukanlah pernyataan dibuat - buat; banyak sudah mengalami kenyataan yang memberikan kehidupan ini. Tentu saja kita tidak dapat mencapai doa yang terus menerus ini sekaligus, tapi itu dapat dicapai; karena semua yang berguna kita harus "....... berlomba dengan kesabaran dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita......." Ibr 12:1.
Saya memiliki satu bukti yang sangat menyolok mengenai panunggalan tanpa putus yang tidak terganggu dengan semua mereka yang berdoa. Ketika saya menjalani operasi baru - baru ini, saya terbaring lama karena dibius. 'Yesus' satu - satunya kesadaran pikiranku yang terakhir, dan kata pertama yang keluar dari mulutku ketika saya sadar. Itu luar biasa untuk dikatakan karena meskipun saya tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi dengan tubuhku saya tidak pernah kehilangan kesadaran bahwa saya sedang didoakan dan saya sendiri sedang berdoa. Sesudah pengalaman yang demikian orang tidak heran lagi bahwa ada jiwa - jiwa besar yang menyerahkan hidup mereka secara khusus untuk doa saja.
Doa selalu menjadi benar - benar penting untukku, dan kebiasaan yang dibentuk pada awal masa kanak - kanak: doa pagi dan malam tidak pernah saya tinggalkan; tapi dalam praktek Doa Puja Yesus saya adalah seorang pemula (baru mulai). Meskipun begitu saya mau membangkitkan ketertarikan akan doa ini karena biarpun saya hanya menyentuh jumbai jubah Sorgawi, saya sudah menjamahNya - dan kegembiraan yang luar biasa itu, ingin saya bagikan kepada orang lain. Itu bukan doa setiap manusia; engkau mungkin tidak menemukan didalamnya kegembiraan yang sama seperti yang saya temukan, karena caramu mungkin sedikit berbeda dari jalanku - namun sama - sama penuh rahmat.
Dalam ketakutan dan kegembiraan, dalam kesendirian dan kebersamaan doa itu selalu besertaku. tidak hanya dalam keheningan bakti harian tetapi pada segala waktu dan disegala tempat. Doa ini membuat aku tersenyum; doa ini membuat aku cantik seperti film yang sudah dicuci sehingga warnanya muncul terang dan mengkilat, seperti suasana alam pada suatu hari musim semi yang panas sesudah hujan. bahkan keputus - asaan sudah hilang dan pertobatan sudah mencapai tujuannya.
Ketika saya bangun dipagi hari, dimulai dengan penuh kegembiraan karena suatu hari baru. ketika saya bepergian melalui udara, darat, atau laut, doa ini bersenandung dalam dadaku. Ketika saya berdiri diatas panggung menghadapi para pendengarku, doa ini menambah pengobaran semangatku. Ketika saya kumpulkan anak - anakku disekeliling saya, doa ini membisikkan berkat. dan pada akhir dari satu hari yang berat ketika saya berbaring istirahat, saya berikan hatiku pada Yesus: Tuhan kedalam tanganMu aku menyerahkan rohku. Saya tidur - tapi jantungku ketika berdenyut berdoa pada Yesus.