Pembaruan Batiniah Seluruh Makhluk
[by: Fr.Daniel Byantoro]
Date: 30 April 2002
Bismil Abi, wal Ibni, war Ruhul Quddus, Al-Ilahu Wahid. Amin.
Shaloom Aleikhem Be-Shem Ha-Massiakh,
Saudara-saudari yang Terkasih dalam Sang Kristus, kemarin sore kita telah merenungkan konflik puncak antara Sang Kristus dengan para petinggi agama Yahudi di kala itu. Dan dari sana kita telah melihat bagaimana Kristus telah membongkar-bangkir suasana batin lama dari manusia melalui kritik dan kecaman-Nya yang tajam atas kerohanian dan keagamaan manusia yang tidak berbuah, yang telah menyimpang dari tujuan keimanan dan kerohanian yang benar.
Yang dilanjutkan dengan fondasi rohani baru yang telah diciptakan Sang Kristus berlandaskan diatas diri-Nya sebagai Mesias, Firman, yang menjadi manusia, serta usaha menyembuhkan batin manusia serta mengkorek sisa-sisa keadaan batin yang terdalam bagi penyembuhan jiwa manusia dan batinnya itu sendiri. Malam ini adalah mengkisahkan persiapan karya Kristus bagi dunia non-Yahudi, yang menunjukkan bahwa penebusan-Nya itu bukan hanya bagi umat Yahudi saja, namun bagi segenap umat manusia melalui kedatangan orang-orang Yunani sebagai wakil dari dunia non-Yahudi (dunia bangsa-bangsa) kepada Kristus sebelum penyaliban-Nya itu.
Pada hari Selasa pagi itu Sang kristus mulai menunjukkan bahwa Karya-Nya adalah bagi segenap manusia, melalui kedatangan orang-orang Yunani, sebagai wakil dunia kafir non-Yahudi, kepada-Nya. Banyak orang yang sedang naik haji ke Yerusalem untuk merayakan Paskah itu. Dan Yesus ikut juga datang ke Perayaan di Yerusalem, dan orang-orang yang telah menyaksikan Kebangkitan Lazarus pada hari Sabtu sebelumnya juga ikut ada disitu dan banyak orang yang telah mendengar berita banyak datang menyongsong Sang Kristus (Yohanes 12:17-18). Kaum Farisipun hadir pula, dan kebencian mereka terhadap Sang Kristuspun masih tetap membara dan berkobar di dalam dada mereka. Mereka sadar usaha mereka menjebak Sang Kristus telah tidak berhasil “Maka kata orang-orang Farisi seorang kepada yang lain: "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil” (Yohanes 12:19), dan yang lebih penting dari itu, kritikan yanhg telah dilakuan Sang Kristus kepada mereka itu sekarang akhirnya tak lagi berlaku hanya bagi mereka, namun menjadi fondasi pembaharuan kemanusia dan batin manusia secara radikal, jadi bukan hanya untuk umat Yahudi saja:” lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia." Dan keasadaran mereka ini menggenapi Sabda Sang kristus bahwa “Kerajaan Allah” akan diambil dari mereka, sebagai penggarap-penggarap Kebun Anggur yang jahat yang telah kita bicarakan pada Mingu Palem Sore dua hari yang lalu, serta akan diberikan kepada “bangsa yang mengeluarkan Buah bagi Kerajaan Allah”, dan bangsa yang akan mengeluarlkan buah itu sudah mulai dilihat oleh kaum Farisi itu sedang datang berbondong-bondong mengikuti Sang Kristus:” seluruh dunia mengikuti Dia”.
Dan wakil dari seluruh dunia yang datang kepada Yesus itu adalah “beberapa orang Yunani” yang “berangkat untuk beribadah pada hari raya itu” (Yohanes 12:20). Karena pada saat itu di wilayah sekitar daerah Laut Tengah budaya Yunani-Helenisme adalah budaya yang menjadi milik bersama dari bangsa-bangsa non-Yahudi. Wakil dari bangsa-bangsa lain datang kepada para sahabat karena mereka “ingin bertemu dengan Yesus” (Yohanes 12:21), mereka tidak langsung datang kepada Yesus tetapi “Orang-orang itu pergi kepada Filipus” (Yohanes 12:21). Ini menandai bahwa bangsa-bangsa lain itu nanti akan mendengar berita Injil tentang Yesus itu melalui sarana para Rasul, baru dari rasul ini mereka mendengar dan berhadapan dengan Sang Kristus sendiri. Hal ini disimbolkan dalam Liturgi Suci Gereja Orthodox dan Ibadah-Ibadah lainnya, biasanya sebelum pembacaan dari Kitab Injil yang Empat, dimana Sabda dan Kisah tentang Kristus sendiri itu yang dikisahkan, didahului dengan bacaan yang berasal dari Surat-Surat Kiriman Rasul yang ada dalam Perjanjian Baru. Artinya kita mendengar dari Rasul dulu agar kita dapat bertemu dengan Yesus secara tepat. Disitulah pentingnya ajaran Rasuliah itu.
Namun Rasulpun tidak menentukan ajarannya secara perorangan dengan pendapatnya pribadi, karena "Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas” (Yohanes 12:22), artinya dalam persekutuan dengan rasul lainnya sajalah para Rasul itu menyodorkan Kristus kepada manusia, dan menyodorkan manusia kepada Kristus. Itulah sebabnya keutuhan ajaran dalam Gereja Orthodox itu bukan merupakan ajaran perorangan namun ajaran Konsiliar (ajaran musyawarah secara bersama yang berasal dari ilham Roh Kudus berdasarkan Kitab Suci). Dan setelah itu “Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus” (Yohanes 12: 23). Dengan dipersembahkannya dan datangnya bangsa-bangsa lain non-Yahudi ini kepada Kristus, maka langsung saja Sang kristus mengatakan: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.” (Yohanes 12:23). Ini berarti penyataan Allah itu sudah mulai dinyatakan kepada bangsa-bangsa lain, Wahyu Allah, yaitu Firman Allah yang menjadi Manusia, sudah mulai terbuka dan dimuliakan untuk seluruh dunia, untuk segenap manusia, bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja. Datangnya bangsa-bangsa non-Yahudi inilah saatnya “Anak Manusia”, Mesias: Firman Allah yang Menjelma, “dimuliakan”, dibesarkan, ditinngikan, dinyatakan secara meluas ke seluruh dunia. Pada mulanya memang Ia menyatakan bahwa Ia datang hanya untuk domba-domba Israel yang hilang saja (Matius 10:5-6,15:24), karena merekalah yang menerima janji-janji tentang datangnya Mesias itu lebih dahulu. Namun karena mereka menolak, yang terbukti dari pengalaman selama Pekan Kudus yang kita ikuti ini, maka sudah saatnya Anak Manusia dimuliakan oleh bangsa-bangsa lain, dan sudah saatnya “seluruh dunia mengikuti Dia”.
Itulah sebabnya Sang Kristus selanjutnya mengatakan: ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” (Yohanes 12:24). Ia menyatakan diri-Nya sebagai “biji gandum”, untuk menunjukkan bahwa Ia adalah “benih/keturunan” yang dijanjikan Allah kepada Abraham (Galatia 3:16). Dan sifat benih adalah untuk bertumbuh menjadi pohon dan menghasilkan buah yang memiliki benih yang lain, dan berkembang menjadi gandum yang lain. Dengan demikian Kristus menyatakan diri-Nya sebagai suatu prinsip kehidupan baru yang akan menghasilkan kehidupan yaitu “benih” yang lain, yaitu manusia-manusia yang percaya kepada-Nya. Tetapi agar Kristus dapat “menghasilkan banyak buah” yaitu menjadi prinsip kehidupan baru bagi “seluruh dunia” yang “mengikuti Dia”, Ia harus “jatuh ke dalam tanah dan mati”, dengan demikian Ia menyatakan kematian-Nya itu sebagai sarana uhntuk mengeluarkan kekuatan hidup yang dapat ditularkan kepada “buah-buah” banyak lainnya yang akan muncul sebagai akibatnya.
Kemanusiaan sudah dibongkar dari “campur-baur” dan “kosong”nya kodrat batin mereka, seperti yang telah kita bahas pada hari-hari kemarin. Sekarang akan disediakan benih yang baru, biji yang yang lain. Ini disebabkan Kristus sesudah jatuh ke dalam tanah dan mati, Ia bangkit lagi, sehingga melalui Kebangkitan-Nya itu Ia telah menyatakan hidup kekal kepada manusia dan dengan demikian menjadi pokok dan sumber kekekalan bagi manusia. Namun untuk dapat menyatu kepada Kristus dan tumbuh menjadi “gandum yang baru”, manusia harus tidak “mencintai nyawanya” sebab jika demikian “ia akan kehilangan nyawanya” (Yohanes 12:25), Nyawa yang tidak boleh dicintai idisini adalah prinsip hidup yang menghidupi tubuh ini, tetapi tanpa disertai kehidupan Allah oleh Roh Kudus, karena orang-orang diluar Kristus dinyatakan sebagai “mati” yaitu ” mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.” (Efesus 2:1) dan dinyatakan sebagai hidup “tanpa Roh Kudus” yaitu hidup yang “dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus” (Yudas 1:19). Inilah “nyawa” yang menuntun kepada kematian, karena tanpa Roh Kudus berada dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa serta dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini. Inilah nyawa yang dipertahankan oleh para petinggi Agama yang kita bicarakan kemarin, dan yang telah dibongkar-bangkir oleh Sang Kristus, dan kita “mencitai nyawa” yang ini, maka kita akan “kehilangan nyawa” yang baru. Namun sebaliknya jika “tidak mencintai nyawanya di dunia ini” yaitu nyawa yang dikuasai oleh keinginan-keinginan dunia ini, atau nyawa yang berada dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa itu, maka kita “akan memeliharanya untuk hidup yang kekal” (Yohanes 12:25), yaitu nyawa baru, kehidupan baru, berdasarkan panunggalan kita dengan Kebangkitan Kristus: ”Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga” (Efesus 2:4-6).
Inilah nyawa yang dipelihara “untuk hidup kekal” itu. Demikianlah sekarang batin manusia sudah mulai dihidupkan dalam kehidupan Kristus dan Kebangkitan-Nya. Hidup yang baru itu sekarang tidak lagi digunakan untuk melayani ego dan keinginan-keinginan duniawi sebagaimana yang dilakukan oleh para petinggi Agama Yahudi itu, namun sekarang hidup itu adalah untuk “melayani Aku” serta menjadi “pelayan-Ku” dengan tugas dan tanggung jawab “harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun akan berada” dengan dampak “Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa” (Yohanes 12:26). Jadi hidup yang baru, dengan batin yang baru itu adalah hidup dalam panunggalan dengan Kristus, serta berdasarkan pada ketaatan yang baru yaitu menghamba kepada Allah dalam ketaatan kepada Krisus, serta mengikuti ajaran dan cara hidup Kristus sendiri, dalam kerelaan untuk mati bagi keinginan-keinginan duniawi, serta standar dunia yang akan lenyap ini, dan berada dimana Kristus berada yaitu dalam realita Sorgawi. Hal itu dikatakan demikian: ”Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” (Kolose 3:1-2). Karena sekarang kita memang berada di dunia ini, namun tak berasal dari dunia, sehingga ukuran cara hidup kita jadi berbeda dari hidup yang lama, yang kita miliki sebelum nyawa kita dibangkitkan oleh Kristus.
Sebagai “benih” dan “biji gandum” yang harus mengeluarkan “banyak buah” maka Kristus harus mati dahulu dan dikubur kedalam tanah, untuk itulah Dia mulai merasakan kekuatan kematian mulai merambat dalam jiwa-Nya sebagai manusia sehingga Ia mengatakan: ”Sekarang jiwa-Ku terharu” Mendekatnya kematian membuat jiwa-Nya terharu. Namun Ia juga mengatakan: ”…… dan apakah yang akan Kukatakan?” Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.” (Yohanes 12:27). Kematian memang menakutkan, semua manusiapun kalau bisa mengharap lepas dan selamat dari kematian ini. Namun jika itu yang diminta Kristus kepada Bapa, maka Ia tidak akan jadi benih yang akan mengeluarkan banyak buah, itulah sebabnya Ia rela masuk ke dalam maut karena untuk tujuan masuk kedalam tanah agar berbuah banyak itulah tujuan kedatangan-Nya pada Hari Rabu pagi dalam Pekan Kudus itu. Dan Ia tahu, bahwa kalau Ia masuk ke dalam tanah, Ia akan muncul tumbuh lagi menghasilkan buah, artinya Ia akan bangkit lagi dari kematian. Itulah sebabnya selanjutnya Ia mengatakan: ”Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" (Yohanes 12:28). Dengan cara Bapa membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan memuliakan Dia di Sorga itulah cara Bapa memuliakan Nama-Nya, karena Nama Bapa itu telah diberikan kepada Kristus, sebagaimana dikatakan: ”nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku” (Yohanes 17:11). Maka jika Kristus dimuliakan, Nama Bapa juga dimuliakan. Dan Bapa telah memuliakan Nama-Nya karena Bapa telah memuliakan Kristus diatas gunung (Matius 17:1-2), dan Bapa akan memuliakan Nama-Nya lagi, ketika Kristus akan bangkit, naik ke Sorga, serta dimuliakan disebelah kanan Bapa.
Tentu saja misteri ini tak dapat dimengerti oleh orang yang tidak percaya, sehingga mereka mendegar suara Bapa yang dimengerti oleh orang beriman itu hanya sebagai “bunyi guntur” dan sebagai suara “seorang malaikat” saja (Yohanes 12:29). Dan Yesus mengatakan bahwa suara Allah itu adalah “bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu”. (Yohanes 12:30), yaitu untuk meneguhkan para pengikut-Nya yang percaya akan kebenaran misi dan pengutusan Kristus oleh Allah itu. Dan dengan disetujuinya permohonan Kristus itu oleh Bapa, maka “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan keluar; “ (Yohanes 12:31). Dengan Kristus disalibkan maka “berlangsung penghakiman atas dunia ini”, yang dimaksud dunia adalah “pemberontakan manusia secara kolektif” dan itulah “dosa” itu, juga terjadinya pelemparan keluar atas “penguasa dunia” yaitu Iblis. Dunia secara kolektif yang memberontak sebagai wujud dari dosa nenek-moyang itu dihakimi dengan jalan Kristus mengenakan kemanusiaan kita semua. Dan kemanusiaan itu digunakan untuk melaksanakan “ketaatan” mutlak sebagai lawan dari “pemberontakan” itu (Filipi 2:5-6), sehingga dalam daging atau tubuh Kristus yang tersalib itu maka “pemberontakan” atau “dosa” telah dihakimi (Roma 8:3).
Namun dengan mati-Nya diatas Salib itu juga Kristus telah melucuti dan mengalahkan kuasa penguasa dunia (I Yohanes 5:19, Ef.2:2) yaitu Ibilis dan maut itu karena melalui Kebangkitan-Nya, Iblis dengan Maut-Nya tak berkuasa lagi atas Kristus (Roma 6:9, Ibrani 2:14, Kolose 2:14-15), sehingga secara prinsip Iblis telah dibuang keluar dari kekuasaanNya atas manusia yang percaya. Dan “Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi” baik pada saat tergantung di Kayu Salib maupun ketika naik ke sorga dan ditinggikan oleh Allah (Filipi 2:7-11), “Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (Yohanes 12:32), karena pada saat itulah Ia sebagai “biji gandum” telah tumbuh keluar dari kematian di dalam tanah sehingga menghasilkan “banyak buah” dari semua orang yang datang kepada-Nya dalam iman itu. Demikianlah karya-Nya yang sudah dimulai penggarapan tanah batin manusia melalui pembongkar-bangkiran batin kaum Farisi, Saduki, Ahli Taurat dan Herodiani itu akhirnya menghasilkan panen bagi segenap manusia, melalui Penyaliban dan KebangkitanNya nanti. Itulah sebabnya kita sebagai bangsa-bangsa lain ikut merayakan Paskah ini, karena inilah masa panen dari “gandum yang terkubur ke tanah” dan sekarang telah menarik kita semua kepada diri-Nya itu. “Ditinggikan dari bumi”, Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati (Yohanes 12:33), berarti itu memang menunjuk kepada penyaliban, sekaligus Kebangkitan dan KenaikanNya ke sorga dan duduk-Nya disebelah kanan Bapa. Sudah sebegitu jelas Kristus menjelaskan karya-Nya, namun mata orang yang tidak percaya itu masih buta juga, mereka masih belum tahu juga bahwa Anak Manusia itu adalah Mesias, bahwa “Ia tetap hidup selama-lamanya” itu terkait dengan Ia “harus ditinggikan” (Yohanes 12:34), karena mereka memang tidak mau percaya pada “Terang” itu, sehingga “Kegelapan Menguasai Mereka” (Yohanes 12:35). Inilah wujud nyata dari penghakiman atas dunia ini. Yang percaya langsung mendapat Terang, yang tidak percaya dikuasai Kegelapan.
Yesus memerintahkan untuk percaya kepada Terang itu supaya mereka menjadi Anak-Anak Terang (Yohanes 12:36), namun sayang mata hati mereka telah terlanjur buta, hati mereka degil sehingga tak dapat menanggapi panggilan Ilahi ini, sebagaimana yang memang sudah dinubuatkan Nabi Yesaya (Yohanes 12:37-41). Namun bukan semuanya yang menolak ada juga yang mau menerima Iman kepada Kristus bahkan “banyak juga di antara pemimpin” (Yohanes 12:42), namun secara sembunyi-sembunyi, karena cinta mereka kepada Allah masih kurang kuat, sebab mereka masih membutuhkan kehormatan manusia (Yohanes 12:42-43). Dengan demikian di dalam Kristus segenap makhluk, telah mengalami pembaharuan batin, karena sekarang melalui percaya, mereka langsung dihubungkan dengan Allah, karena orang yang percaya kepada Kristus itu Dia yang mengutus Kristus yang dipercayai, sebab Kristus adalah Firman Dia yang MengustusNya sendiri (Yohanes 12:44), dengan demikian mereka melalui berma’rifat (melihat secara rohani) kepada Kristus, maka mereka berma’rifat kepada Allah sendiri (Yohanes 12:45). Dengan demikian orang yang percaya kepada Kristus sekarang tak lagi “tinggal dalam kegelapan” karena Kristus itulah Terang mereka, batin mereka telah diperbaharui oleh kebangkitan Kristus (Yohanes 12:46). Apa yang sudah dikatakan Kristus itulah sekarang menjadi kriteria penghakiman manusia yang melakukan dan percaya, dan yang menolak. Penghakiman itu tidak datang dari luar, tetapi dari dalam. Karena firman yang dikatakan Kristus itu yang akan mengiang dalam batin orang yang tidak percaya itu di akhir zaman, yang akan mengingatkan mereka akan penolakan atau penerimaan mereka (Yohanes 12:47- 48). Sehingga batin manusia sekarang menjadi sarana dimana kebenaran Allah itu diterima atau ditolak, firman Allah itu ditanamkan atau dinjak-injak.
Karena perkataan Kristus adalah berasal dari Allah sendiri “yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan” (Yohanes 12:49). Dan jika orang percaya kepada perintah Allah melalui pengajaran, pribadi, dan karya-karya Yesus Kristus ini maka ia mendapatkan hidup kekal itu karena “perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal” (Yohanes 12:50). Inilah nyawa baru yang harus dipelihara dengan jalan menyangkal nyawa lama yang telah kita bahas diatas tadi. Dan apa saja yang kita lihat, kita ma’rifati serta kita dengar dalam Kristus itulah “firman Bapa” sendiri, karena “Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku” (Yohanes 12:50), sebab Kristus adalah Firman Allah sendiri yang menjadi manusia yang menyatakan Allah secara sempurna kepada manusia. Sehingga manusia diciptakan baru oleh Firman Allah yang sama, yang tadinya digunakan Allah untuk menciptakan dunia. Manusia disembuhkan dari kebutaannya, disembuhkan dari kedegilan hatinya, disembuhkan dari kematian rohaninya, dan disembuhkan dari nyawa lamanya, agar mendapatkan nyawa baru yang dipeliharanya sampai hidup kekal. Kiranya kita mendengar suara Kristus berbicara dalam batin kita masing-masing. Amin.
Bismil Abi, wal Ibni, war Ruhul Quddus, Al-Ilahu Wahid. Amin.
Shaloom Aleikhem Be-Shem Ha-Massiakh,
Saudara-saudari yang Terkasih dalam Sang Kristus, kemarin sore kita telah merenungkan konflik puncak antara Sang Kristus dengan para petinggi agama Yahudi di kala itu. Dan dari sana kita telah melihat bagaimana Kristus telah membongkar-bangkir suasana batin lama dari manusia melalui kritik dan kecaman-Nya yang tajam atas kerohanian dan keagamaan manusia yang tidak berbuah, yang telah menyimpang dari tujuan keimanan dan kerohanian yang benar.
Yang dilanjutkan dengan fondasi rohani baru yang telah diciptakan Sang Kristus berlandaskan diatas diri-Nya sebagai Mesias, Firman, yang menjadi manusia, serta usaha menyembuhkan batin manusia serta mengkorek sisa-sisa keadaan batin yang terdalam bagi penyembuhan jiwa manusia dan batinnya itu sendiri. Malam ini adalah mengkisahkan persiapan karya Kristus bagi dunia non-Yahudi, yang menunjukkan bahwa penebusan-Nya itu bukan hanya bagi umat Yahudi saja, namun bagi segenap umat manusia melalui kedatangan orang-orang Yunani sebagai wakil dari dunia non-Yahudi (dunia bangsa-bangsa) kepada Kristus sebelum penyaliban-Nya itu.
Pada hari Selasa pagi itu Sang kristus mulai menunjukkan bahwa Karya-Nya adalah bagi segenap manusia, melalui kedatangan orang-orang Yunani, sebagai wakil dunia kafir non-Yahudi, kepada-Nya. Banyak orang yang sedang naik haji ke Yerusalem untuk merayakan Paskah itu. Dan Yesus ikut juga datang ke Perayaan di Yerusalem, dan orang-orang yang telah menyaksikan Kebangkitan Lazarus pada hari Sabtu sebelumnya juga ikut ada disitu dan banyak orang yang telah mendengar berita banyak datang menyongsong Sang Kristus (Yohanes 12:17-18). Kaum Farisipun hadir pula, dan kebencian mereka terhadap Sang Kristuspun masih tetap membara dan berkobar di dalam dada mereka. Mereka sadar usaha mereka menjebak Sang Kristus telah tidak berhasil “Maka kata orang-orang Farisi seorang kepada yang lain: "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil” (Yohanes 12:19), dan yang lebih penting dari itu, kritikan yanhg telah dilakuan Sang Kristus kepada mereka itu sekarang akhirnya tak lagi berlaku hanya bagi mereka, namun menjadi fondasi pembaharuan kemanusia dan batin manusia secara radikal, jadi bukan hanya untuk umat Yahudi saja:” lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia." Dan keasadaran mereka ini menggenapi Sabda Sang kristus bahwa “Kerajaan Allah” akan diambil dari mereka, sebagai penggarap-penggarap Kebun Anggur yang jahat yang telah kita bicarakan pada Mingu Palem Sore dua hari yang lalu, serta akan diberikan kepada “bangsa yang mengeluarkan Buah bagi Kerajaan Allah”, dan bangsa yang akan mengeluarlkan buah itu sudah mulai dilihat oleh kaum Farisi itu sedang datang berbondong-bondong mengikuti Sang Kristus:” seluruh dunia mengikuti Dia”.
Dan wakil dari seluruh dunia yang datang kepada Yesus itu adalah “beberapa orang Yunani” yang “berangkat untuk beribadah pada hari raya itu” (Yohanes 12:20). Karena pada saat itu di wilayah sekitar daerah Laut Tengah budaya Yunani-Helenisme adalah budaya yang menjadi milik bersama dari bangsa-bangsa non-Yahudi. Wakil dari bangsa-bangsa lain datang kepada para sahabat karena mereka “ingin bertemu dengan Yesus” (Yohanes 12:21), mereka tidak langsung datang kepada Yesus tetapi “Orang-orang itu pergi kepada Filipus” (Yohanes 12:21). Ini menandai bahwa bangsa-bangsa lain itu nanti akan mendengar berita Injil tentang Yesus itu melalui sarana para Rasul, baru dari rasul ini mereka mendengar dan berhadapan dengan Sang Kristus sendiri. Hal ini disimbolkan dalam Liturgi Suci Gereja Orthodox dan Ibadah-Ibadah lainnya, biasanya sebelum pembacaan dari Kitab Injil yang Empat, dimana Sabda dan Kisah tentang Kristus sendiri itu yang dikisahkan, didahului dengan bacaan yang berasal dari Surat-Surat Kiriman Rasul yang ada dalam Perjanjian Baru. Artinya kita mendengar dari Rasul dulu agar kita dapat bertemu dengan Yesus secara tepat. Disitulah pentingnya ajaran Rasuliah itu.
Namun Rasulpun tidak menentukan ajarannya secara perorangan dengan pendapatnya pribadi, karena "Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas” (Yohanes 12:22), artinya dalam persekutuan dengan rasul lainnya sajalah para Rasul itu menyodorkan Kristus kepada manusia, dan menyodorkan manusia kepada Kristus. Itulah sebabnya keutuhan ajaran dalam Gereja Orthodox itu bukan merupakan ajaran perorangan namun ajaran Konsiliar (ajaran musyawarah secara bersama yang berasal dari ilham Roh Kudus berdasarkan Kitab Suci). Dan setelah itu “Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus” (Yohanes 12: 23). Dengan dipersembahkannya dan datangnya bangsa-bangsa lain non-Yahudi ini kepada Kristus, maka langsung saja Sang kristus mengatakan: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.” (Yohanes 12:23). Ini berarti penyataan Allah itu sudah mulai dinyatakan kepada bangsa-bangsa lain, Wahyu Allah, yaitu Firman Allah yang menjadi Manusia, sudah mulai terbuka dan dimuliakan untuk seluruh dunia, untuk segenap manusia, bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja. Datangnya bangsa-bangsa non-Yahudi inilah saatnya “Anak Manusia”, Mesias: Firman Allah yang Menjelma, “dimuliakan”, dibesarkan, ditinngikan, dinyatakan secara meluas ke seluruh dunia. Pada mulanya memang Ia menyatakan bahwa Ia datang hanya untuk domba-domba Israel yang hilang saja (Matius 10:5-6,15:24), karena merekalah yang menerima janji-janji tentang datangnya Mesias itu lebih dahulu. Namun karena mereka menolak, yang terbukti dari pengalaman selama Pekan Kudus yang kita ikuti ini, maka sudah saatnya Anak Manusia dimuliakan oleh bangsa-bangsa lain, dan sudah saatnya “seluruh dunia mengikuti Dia”.
Itulah sebabnya Sang Kristus selanjutnya mengatakan: ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” (Yohanes 12:24). Ia menyatakan diri-Nya sebagai “biji gandum”, untuk menunjukkan bahwa Ia adalah “benih/keturunan” yang dijanjikan Allah kepada Abraham (Galatia 3:16). Dan sifat benih adalah untuk bertumbuh menjadi pohon dan menghasilkan buah yang memiliki benih yang lain, dan berkembang menjadi gandum yang lain. Dengan demikian Kristus menyatakan diri-Nya sebagai suatu prinsip kehidupan baru yang akan menghasilkan kehidupan yaitu “benih” yang lain, yaitu manusia-manusia yang percaya kepada-Nya. Tetapi agar Kristus dapat “menghasilkan banyak buah” yaitu menjadi prinsip kehidupan baru bagi “seluruh dunia” yang “mengikuti Dia”, Ia harus “jatuh ke dalam tanah dan mati”, dengan demikian Ia menyatakan kematian-Nya itu sebagai sarana uhntuk mengeluarkan kekuatan hidup yang dapat ditularkan kepada “buah-buah” banyak lainnya yang akan muncul sebagai akibatnya.
Kemanusiaan sudah dibongkar dari “campur-baur” dan “kosong”nya kodrat batin mereka, seperti yang telah kita bahas pada hari-hari kemarin. Sekarang akan disediakan benih yang baru, biji yang yang lain. Ini disebabkan Kristus sesudah jatuh ke dalam tanah dan mati, Ia bangkit lagi, sehingga melalui Kebangkitan-Nya itu Ia telah menyatakan hidup kekal kepada manusia dan dengan demikian menjadi pokok dan sumber kekekalan bagi manusia. Namun untuk dapat menyatu kepada Kristus dan tumbuh menjadi “gandum yang baru”, manusia harus tidak “mencintai nyawanya” sebab jika demikian “ia akan kehilangan nyawanya” (Yohanes 12:25), Nyawa yang tidak boleh dicintai idisini adalah prinsip hidup yang menghidupi tubuh ini, tetapi tanpa disertai kehidupan Allah oleh Roh Kudus, karena orang-orang diluar Kristus dinyatakan sebagai “mati” yaitu ” mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.” (Efesus 2:1) dan dinyatakan sebagai hidup “tanpa Roh Kudus” yaitu hidup yang “dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus” (Yudas 1:19). Inilah “nyawa” yang menuntun kepada kematian, karena tanpa Roh Kudus berada dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa serta dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini. Inilah nyawa yang dipertahankan oleh para petinggi Agama yang kita bicarakan kemarin, dan yang telah dibongkar-bangkir oleh Sang Kristus, dan kita “mencitai nyawa” yang ini, maka kita akan “kehilangan nyawa” yang baru. Namun sebaliknya jika “tidak mencintai nyawanya di dunia ini” yaitu nyawa yang dikuasai oleh keinginan-keinginan dunia ini, atau nyawa yang berada dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa itu, maka kita “akan memeliharanya untuk hidup yang kekal” (Yohanes 12:25), yaitu nyawa baru, kehidupan baru, berdasarkan panunggalan kita dengan Kebangkitan Kristus: ”Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga” (Efesus 2:4-6).
Inilah nyawa yang dipelihara “untuk hidup kekal” itu. Demikianlah sekarang batin manusia sudah mulai dihidupkan dalam kehidupan Kristus dan Kebangkitan-Nya. Hidup yang baru itu sekarang tidak lagi digunakan untuk melayani ego dan keinginan-keinginan duniawi sebagaimana yang dilakukan oleh para petinggi Agama Yahudi itu, namun sekarang hidup itu adalah untuk “melayani Aku” serta menjadi “pelayan-Ku” dengan tugas dan tanggung jawab “harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun akan berada” dengan dampak “Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa” (Yohanes 12:26). Jadi hidup yang baru, dengan batin yang baru itu adalah hidup dalam panunggalan dengan Kristus, serta berdasarkan pada ketaatan yang baru yaitu menghamba kepada Allah dalam ketaatan kepada Krisus, serta mengikuti ajaran dan cara hidup Kristus sendiri, dalam kerelaan untuk mati bagi keinginan-keinginan duniawi, serta standar dunia yang akan lenyap ini, dan berada dimana Kristus berada yaitu dalam realita Sorgawi. Hal itu dikatakan demikian: ”Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” (Kolose 3:1-2). Karena sekarang kita memang berada di dunia ini, namun tak berasal dari dunia, sehingga ukuran cara hidup kita jadi berbeda dari hidup yang lama, yang kita miliki sebelum nyawa kita dibangkitkan oleh Kristus.
Sebagai “benih” dan “biji gandum” yang harus mengeluarkan “banyak buah” maka Kristus harus mati dahulu dan dikubur kedalam tanah, untuk itulah Dia mulai merasakan kekuatan kematian mulai merambat dalam jiwa-Nya sebagai manusia sehingga Ia mengatakan: ”Sekarang jiwa-Ku terharu” Mendekatnya kematian membuat jiwa-Nya terharu. Namun Ia juga mengatakan: ”…… dan apakah yang akan Kukatakan?” Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.” (Yohanes 12:27). Kematian memang menakutkan, semua manusiapun kalau bisa mengharap lepas dan selamat dari kematian ini. Namun jika itu yang diminta Kristus kepada Bapa, maka Ia tidak akan jadi benih yang akan mengeluarkan banyak buah, itulah sebabnya Ia rela masuk ke dalam maut karena untuk tujuan masuk kedalam tanah agar berbuah banyak itulah tujuan kedatangan-Nya pada Hari Rabu pagi dalam Pekan Kudus itu. Dan Ia tahu, bahwa kalau Ia masuk ke dalam tanah, Ia akan muncul tumbuh lagi menghasilkan buah, artinya Ia akan bangkit lagi dari kematian. Itulah sebabnya selanjutnya Ia mengatakan: ”Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" (Yohanes 12:28). Dengan cara Bapa membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan memuliakan Dia di Sorga itulah cara Bapa memuliakan Nama-Nya, karena Nama Bapa itu telah diberikan kepada Kristus, sebagaimana dikatakan: ”nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku” (Yohanes 17:11). Maka jika Kristus dimuliakan, Nama Bapa juga dimuliakan. Dan Bapa telah memuliakan Nama-Nya karena Bapa telah memuliakan Kristus diatas gunung (Matius 17:1-2), dan Bapa akan memuliakan Nama-Nya lagi, ketika Kristus akan bangkit, naik ke Sorga, serta dimuliakan disebelah kanan Bapa.
Tentu saja misteri ini tak dapat dimengerti oleh orang yang tidak percaya, sehingga mereka mendegar suara Bapa yang dimengerti oleh orang beriman itu hanya sebagai “bunyi guntur” dan sebagai suara “seorang malaikat” saja (Yohanes 12:29). Dan Yesus mengatakan bahwa suara Allah itu adalah “bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu”. (Yohanes 12:30), yaitu untuk meneguhkan para pengikut-Nya yang percaya akan kebenaran misi dan pengutusan Kristus oleh Allah itu. Dan dengan disetujuinya permohonan Kristus itu oleh Bapa, maka “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan keluar; “ (Yohanes 12:31). Dengan Kristus disalibkan maka “berlangsung penghakiman atas dunia ini”, yang dimaksud dunia adalah “pemberontakan manusia secara kolektif” dan itulah “dosa” itu, juga terjadinya pelemparan keluar atas “penguasa dunia” yaitu Iblis. Dunia secara kolektif yang memberontak sebagai wujud dari dosa nenek-moyang itu dihakimi dengan jalan Kristus mengenakan kemanusiaan kita semua. Dan kemanusiaan itu digunakan untuk melaksanakan “ketaatan” mutlak sebagai lawan dari “pemberontakan” itu (Filipi 2:5-6), sehingga dalam daging atau tubuh Kristus yang tersalib itu maka “pemberontakan” atau “dosa” telah dihakimi (Roma 8:3).
Namun dengan mati-Nya diatas Salib itu juga Kristus telah melucuti dan mengalahkan kuasa penguasa dunia (I Yohanes 5:19, Ef.2:2) yaitu Ibilis dan maut itu karena melalui Kebangkitan-Nya, Iblis dengan Maut-Nya tak berkuasa lagi atas Kristus (Roma 6:9, Ibrani 2:14, Kolose 2:14-15), sehingga secara prinsip Iblis telah dibuang keluar dari kekuasaanNya atas manusia yang percaya. Dan “Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi” baik pada saat tergantung di Kayu Salib maupun ketika naik ke sorga dan ditinggikan oleh Allah (Filipi 2:7-11), “Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (Yohanes 12:32), karena pada saat itulah Ia sebagai “biji gandum” telah tumbuh keluar dari kematian di dalam tanah sehingga menghasilkan “banyak buah” dari semua orang yang datang kepada-Nya dalam iman itu. Demikianlah karya-Nya yang sudah dimulai penggarapan tanah batin manusia melalui pembongkar-bangkiran batin kaum Farisi, Saduki, Ahli Taurat dan Herodiani itu akhirnya menghasilkan panen bagi segenap manusia, melalui Penyaliban dan KebangkitanNya nanti. Itulah sebabnya kita sebagai bangsa-bangsa lain ikut merayakan Paskah ini, karena inilah masa panen dari “gandum yang terkubur ke tanah” dan sekarang telah menarik kita semua kepada diri-Nya itu. “Ditinggikan dari bumi”, Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati (Yohanes 12:33), berarti itu memang menunjuk kepada penyaliban, sekaligus Kebangkitan dan KenaikanNya ke sorga dan duduk-Nya disebelah kanan Bapa. Sudah sebegitu jelas Kristus menjelaskan karya-Nya, namun mata orang yang tidak percaya itu masih buta juga, mereka masih belum tahu juga bahwa Anak Manusia itu adalah Mesias, bahwa “Ia tetap hidup selama-lamanya” itu terkait dengan Ia “harus ditinggikan” (Yohanes 12:34), karena mereka memang tidak mau percaya pada “Terang” itu, sehingga “Kegelapan Menguasai Mereka” (Yohanes 12:35). Inilah wujud nyata dari penghakiman atas dunia ini. Yang percaya langsung mendapat Terang, yang tidak percaya dikuasai Kegelapan.
Yesus memerintahkan untuk percaya kepada Terang itu supaya mereka menjadi Anak-Anak Terang (Yohanes 12:36), namun sayang mata hati mereka telah terlanjur buta, hati mereka degil sehingga tak dapat menanggapi panggilan Ilahi ini, sebagaimana yang memang sudah dinubuatkan Nabi Yesaya (Yohanes 12:37-41). Namun bukan semuanya yang menolak ada juga yang mau menerima Iman kepada Kristus bahkan “banyak juga di antara pemimpin” (Yohanes 12:42), namun secara sembunyi-sembunyi, karena cinta mereka kepada Allah masih kurang kuat, sebab mereka masih membutuhkan kehormatan manusia (Yohanes 12:42-43). Dengan demikian di dalam Kristus segenap makhluk, telah mengalami pembaharuan batin, karena sekarang melalui percaya, mereka langsung dihubungkan dengan Allah, karena orang yang percaya kepada Kristus itu Dia yang mengutus Kristus yang dipercayai, sebab Kristus adalah Firman Dia yang MengustusNya sendiri (Yohanes 12:44), dengan demikian mereka melalui berma’rifat (melihat secara rohani) kepada Kristus, maka mereka berma’rifat kepada Allah sendiri (Yohanes 12:45). Dengan demikian orang yang percaya kepada Kristus sekarang tak lagi “tinggal dalam kegelapan” karena Kristus itulah Terang mereka, batin mereka telah diperbaharui oleh kebangkitan Kristus (Yohanes 12:46). Apa yang sudah dikatakan Kristus itulah sekarang menjadi kriteria penghakiman manusia yang melakukan dan percaya, dan yang menolak. Penghakiman itu tidak datang dari luar, tetapi dari dalam. Karena firman yang dikatakan Kristus itu yang akan mengiang dalam batin orang yang tidak percaya itu di akhir zaman, yang akan mengingatkan mereka akan penolakan atau penerimaan mereka (Yohanes 12:47- 48). Sehingga batin manusia sekarang menjadi sarana dimana kebenaran Allah itu diterima atau ditolak, firman Allah itu ditanamkan atau dinjak-injak.
Karena perkataan Kristus adalah berasal dari Allah sendiri “yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan” (Yohanes 12:49). Dan jika orang percaya kepada perintah Allah melalui pengajaran, pribadi, dan karya-karya Yesus Kristus ini maka ia mendapatkan hidup kekal itu karena “perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal” (Yohanes 12:50). Inilah nyawa baru yang harus dipelihara dengan jalan menyangkal nyawa lama yang telah kita bahas diatas tadi. Dan apa saja yang kita lihat, kita ma’rifati serta kita dengar dalam Kristus itulah “firman Bapa” sendiri, karena “Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku” (Yohanes 12:50), sebab Kristus adalah Firman Allah sendiri yang menjadi manusia yang menyatakan Allah secara sempurna kepada manusia. Sehingga manusia diciptakan baru oleh Firman Allah yang sama, yang tadinya digunakan Allah untuk menciptakan dunia. Manusia disembuhkan dari kebutaannya, disembuhkan dari kedegilan hatinya, disembuhkan dari kematian rohaninya, dan disembuhkan dari nyawa lamanya, agar mendapatkan nyawa baru yang dipeliharanya sampai hidup kekal. Kiranya kita mendengar suara Kristus berbicara dalam batin kita masing-masing. Amin.