Yesus Kristus Juru Selamat
Manusia Yang Telah Jatuh Dalam Dosa
[by: Fr. Yohanes Bambang]
Date: 04 April 2009
A. Kejatuhan Yang Dapat Diperbaiki
Sebagaimana telah kita lihat bahwa manusia pertama itu dengan pelanggarannya terhadap perintah Allah, telah jatuh dalam dosa dan telah dihukum oleh Allah karena kemurtadannya. Allah telah mengusir dia dari Firdaus dan telah menghukum dia dengan kematian. Namun luka Adam bukanlah tidak dapat diperbaiki. Mengingat Adam tidak mengandung dan menemukan kejahatan dalam dirinya sendiri, tetapi telah dicoba oleh Iblis dan dituntun masuk kedalam dosa. Dengan demikian kejatuhannya itu, bukanlah mutlak tak dapat diperbaiki sebagaimana halnya Iblis yang telah mendorong manusia berbuat jahat, namun kejatuhan manusia ini dapat diobati dan dibenarkan. Manusia yang telah jatuh dari anugerah Allah tetap ada kesempatan untuk melakukan pertobatan.
Ia dapat bertobat dan membenarkan kejatuhannya dan diselamatkan dari luka dosanya, karena sebagaimana Js. Yohanes dari Damaskus katakan : "Ia yang berdosa karena didorong dari orang lain berkat mendapatkan kemurahan dan pengampunan yang lebih besar, daripada ia yang berdosa dari dirinya berniat untuk melakukan kejahatan dan secara sengaja masuk kedalamnya. Karena alasan inilah, mengapa Iblis itu tetap tak bertobat, sebaliknya manusia yang berdosa karena dorongan Iblis itu, ada keinginan untuk bertobat.
B. Persiapan Jalan Keselamatan Umat Manusia
Allah, sedang menyatakan kerendahan diriNya yang tak terbatas, kebajikan dan belas kasihanNya terhadap manusia yang telah jatuh. Bahkan Ia telah memberitakan sebelumnya dan telah mempersiapkan dengan ramahNya pertobatan dan keselamatan manusia. Hal itu terlihat sekali dalam kata kataNya yang ditujukan pada Iblis di Firdaus demikian : "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya, keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya" (Kej 3:15). Ini merupakan nubuatan pertama mengenai pembaharuan dan keselamatan manusia melalui benih dan keturunan perempuan yang tak lain adalah Yesus Kristus, Putra dari Sang Perawan. Dari sinilah, maka disepanjang abad Ia telah mempersiapkan dunia untuk menerima keselamatan yang akan datang. Ia telah mempersiapkan orang orang kafir, walau melalui terang samar dari kesadaran mereka. Selanjutnya Ia telah mempersiapkan mereka melalui pendapat pendapat bijak dari para filsof kuno dan melalui pengaruh kuat dari dunia Yahudi yang telah tercerai- berai di antara bangsa bangsa yang ada di dunia.
Akan tetapi, Ia tidak hanya mempersiapkan orang orang kafir, namun juga mempersiapkan orang-orang yang mengikuti Hukum Musa dan Para nabi serta seluruh Perjanjian lama, yang telah menjadi Pengajaran menuju Kristus bagi umat Israel, sebagaimana yang Js. Paulus tekankan dalam suratnya (Gal 3:24). Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada Hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka,yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak(Gal 4:4-5). Artinya, ketika tiba waktunya, ketika kedua persiapan baik bagi orang kafir dan yahudi itu telah dilengkapi, Allah telah mengutus dari Sorga AnakNya yang telah dilahirkan dari perempuan tanpa adanya campur tangan seorang lelaki dan telah mengangkat kita sebagai anak, artinya menjadikan kita anak-anak Allah (bukan dalam artian anak secara esensi, karena anak anak Allah disini, menunjuk pada kekasih kekasih Allah), dengan demikian kita dapat menikmati buah pengangkatan ini. Peristiwa yang besar dan menyelamatkan ini, merupakan bukti penebusan manusia yang telah jatuh dan penuh dosa, melalui Penjelmaan Sang Sabda. Peristiwa ditebusnya manusia oleh Allah melalui Inkarnasi dari PutraNya ini, adalah dogma yang paling dasar dan fundamental dari Iman Kristen. Karena alasan inilah, mengapa dalam artikel kedua dan ketiga dari Pengakuan Iman Nikea dikatakan :
Aku percaya ....dan pada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah, Yang diperanakan dari Sang Bapa sebelum segala zaman. Terang yang keluar dari Terang, Allah sejati yang keluar dari Allah sejati, yang diperanakan dan bukan diciptakan, satu dzat hakekat dengan Sang Bapa, yang melaluiNya segala sesuatu diciptakan. Yang untuk kita manusia, dan untuk keselamatan kita, telah turun dari sorga, dan menjelma oleh Sang Roh Kudus, dan dari Sang Perawan Maria serta menjadi manusia.
C. Keselamatan Merupakan Aspek Kekal Pemeliharaan Allah
Aspek pemeliharaan Allah yang bersifat sementara contohnya adalah pemenuhan kebutuhan hidup manusia (udara, caha matahari, air,dan segala ciptaanNya). Sedangkan aspek pemeliharaan Allah yang bersifat kekal menyangkut kebutuhan rohani dan jiwa manusia dalam hal ini adalah keselamatan manusia yang perlu dipulihkan akibat kejatuhan manusia dari dosa. Oleh alasan inilah mengapa nilai dan harga dari pemeliharaan semacam ini tak tertandingi oleh apapun. Pemeliharaan ini dilengkapi dan diemban dalam Gereja melalui Inkarnasi Sang Putra Allah.
D. Keselamatan Sebagai Anugerah Allah & Inisiatif Aktif Allah Yang Memerlukan Respon Manusia
Karena jatuhnya manusia dari dosa bearti sudah terbentuk jurang pemisah antara manusia dengan Allah.Yang berdosa tidak muingkin menghampiri yang kudus. Siapakah yang mampu menyelamatkan dan memulihkan manusia yang jatuh dalam dosa ? Apakah malaikat ? tentu saja bukan karena mailaikat sendiri adalah ciptaan Allah. Apakah orang suci (nabi) ? tentu saja bukan karena manusia sudah jatuh dalam dosa. Apakah amal soleh manusia ? Jelas tidak mungkin, ibarat manusia itu sudah jatuh dalam lobang sumur maka harus ada seseorang yang mampu mengangkatnya. Kitab Suci menerangkan bahwa maut telah menjalar kepada semua manusia gara-gara Adam yang telah jatuh dalam dosa (Roma 5:12) dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23) dan manusia telah kehilangan kemulian Allah (Roma 3:23). Semenjak manusia pertama (Adam) Allah sudah menyatakan inisiatif keselamatan (Kej 3:15) [lihat bahasan di atas].
Hanya lewat anugerah Allah sajalah manusia bisa diselamatkan dan manusia tidak perlu membayar apapun untuk memperoleh keselamatan (Efesus 2:8-10, Roma 3:24) karena memang tak mungkin manusia menebus dirinya sendiri dan membangun untuk dirinya jembatan penghubung jurang keterpisahan antara dirinya dengan Allah. Karena cintaNya kepada manusia sebagai ciptaanNya yang termulia maka Allah mengutus Putra TunggalNya untuk melakukan karya keselamatan (Yoh 3:16).
Allah sudah berkehendak, lalu apa yang harus dilakukan manusia supaya keselamatan itu bisa sempurna diterima manusia? Manusia harus merespon dengan iman (Roma 3:28) dan mengerjakan keselamatan yaitu mengolah keselamatan dengan taat dan takut akan Allah sebagai manusia yang telah diselamatkan (Filipi 2:12-13). Sedangkan iman tanpa perbuatan adalah mati kataYakobus 2:6.
E. Keselamatan Sebagai Buah Karya Inkarnasi Sang Firman
Siapkah Yesus Kristus itu ? Dia adalah Sang Firman Allah. Firman merupakan sumber mutlak dari segala ciptaan (Yoh 1:1-3). Firman juga disebut Anak Tunggal Bapa (Yoh 1:14) karena FirmanNya adalah satu karena Allah adalah Esa. Disebut juga Anak Allah karena Firman itu "dikandung" bersama-sama Allah di dalam kedalaman hakekat DiriNya (Yoh 1:1) sejak semula dari yang terawal dan "diekspresikan keluar" [keluar bukan berarti keluar dari kontek ke-Allahan] tetapi mengambil makna dengan kata dilahirkan. Mengapa kata "dilahirkan" dan bukan "diciptakan" ? karena makna dilahirkan bearti yang dilahirkan identik sifatnya dengan yang melahirkan. Yesus Kristus bukan Allah Bapa karena Dia adalah Firman Allah yang berada dalam Allah, meskipun Dzat-hakekatNya identik dengan Sang Bapa itu sendiri (Yoh 10:30). sedangkan Bapa sendiri merupakan "Sumber" daripadaNya Ia keluar dan diperanakkan sebagai FirmanNYa (Yoh 13:28)
Firman Allah telah ber-inkarnasi menjadi daging (manusia) (Yoh 1:14) dengan maksudnya hal ini adalah memusnahkan maut dan kelapukan dosa. Firman Allah merupakan Pribadi yang tepat untuk melakukan misi ini. Bukan Allah Bapa atau Allah Roh Kudus yang menjelma menjadi daging seperti. Karena sudah jelas peran masin-masing Pribadi dalam Allah Yang Esa dalam keselamatan manusia ini. Ketiganya juga bukan Pribadi yang bercampur-baur, membingungkan. Sang Bapa berkehendak, Sang Putra menjadi daging dan menimbulkan keselamatan, Sang Roh Kudus diam dalam Gereja (umat Kristus yang diselamatkan) untuk menyempurnakan sakramen-sakramen yang menyucikan orang percaya serta membimbing Gereja untuk tetap berjalan dalam kebenaran.
Sebagai konskwensi dari inkarnasi Firman Allah inilah Kristus memiliki 2 kodrat : Illahi dan manusiawi. Yang tak bercampur-baur atau membingunggkan. Yang Illahi tetap Illahi yang manusiawi tetap manusiawi. Yang manusiawi dapat merasakan takut ketika mau disalib, capek, haus, lapar, sakit menderita ketika disalib, dapat mati supaya dengan kematianNya Dia bisa turun ke dalam kerajaan maut untuk merebut kunci alam maut, yang Illahi ditunjukkan dengan kebangkitannya dari kematian (mengalahkan maut dan mengambil kunci maut itu sendiri)
Maka jelaslah dengan inkarnasi Sang Firman (Yesus Kristus) dengan kematian-kebangkitan dan kenaikanNya ke sorga semakin membuktikan hanya Dialah pelepas manusia dari kuasa dosa dan pemulih manusia kepada kodrat aslinya yaitu diciptakan untuk hidup kekal bersama dengan Allah.
F. Tujuan akhir keselamatan
Dalam ajaran iman kristen orthodox tujuan akhir manusia yang telah diselamatkan adalah "menjadi sama seperti Dia" (I Yoh 3:2) dan "ikut ambil bagian dalam kodrat Illahi" (2 Petrus 3:2). Inilah yang disebut "pengilahian" atau "theosis".
Dalam "theosis" inilah manusia dikembalikan Allah kepada fitrahnya. Manusia tidak diciptakan untuk dihukum. Manusia diciptakan untuk hidup kekal dan suci bersama Allah dalam kekekalan. Maut atau kematian kekal bukan kodrat asli manusia. Menjadi "sama" seperti Dia itulah maknanya, hidup kekal dalam kesucian Allah dan tidak binasa oleh maut. Sama seperti Kristus dlam kemanusiaanNya mati tapi dalam ke-IllahianNya bangkit mengalahkan maut dan maut tidak berkuasa. Demikian juga berlaku pada orang yang bertobat dari dosa-dosanya, percaya dengan iman dan mengaku Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dan melakukan iman itu dengan hidup ber-gereja di mana di dalam gereja itulah sakramen-sakramen kudus telah disediakan Allah untuk menyempurnakan keselamatannya dan menguatkan kehidupan rohaninya selama di dunia yang masih banyak godaan iman. Sehingga dia boleh dibimbing menuju kesempurnaan "seperti" Dia yang adalah suci dan kekal. Perlu digarisbawahi bahwa dalam theosis ini manusia tidak menjadi atau menggantikan posisi Allah. Manusia tetap sebagai kapasistas ciptaan Allah.
REFERENSI
1. Buku Katekisasi, oleh Romo Yohanes Bambang, MTS.
A. Kejatuhan Yang Dapat Diperbaiki
Sebagaimana telah kita lihat bahwa manusia pertama itu dengan pelanggarannya terhadap perintah Allah, telah jatuh dalam dosa dan telah dihukum oleh Allah karena kemurtadannya. Allah telah mengusir dia dari Firdaus dan telah menghukum dia dengan kematian. Namun luka Adam bukanlah tidak dapat diperbaiki. Mengingat Adam tidak mengandung dan menemukan kejahatan dalam dirinya sendiri, tetapi telah dicoba oleh Iblis dan dituntun masuk kedalam dosa. Dengan demikian kejatuhannya itu, bukanlah mutlak tak dapat diperbaiki sebagaimana halnya Iblis yang telah mendorong manusia berbuat jahat, namun kejatuhan manusia ini dapat diobati dan dibenarkan. Manusia yang telah jatuh dari anugerah Allah tetap ada kesempatan untuk melakukan pertobatan.
Ia dapat bertobat dan membenarkan kejatuhannya dan diselamatkan dari luka dosanya, karena sebagaimana Js. Yohanes dari Damaskus katakan : "Ia yang berdosa karena didorong dari orang lain berkat mendapatkan kemurahan dan pengampunan yang lebih besar, daripada ia yang berdosa dari dirinya berniat untuk melakukan kejahatan dan secara sengaja masuk kedalamnya. Karena alasan inilah, mengapa Iblis itu tetap tak bertobat, sebaliknya manusia yang berdosa karena dorongan Iblis itu, ada keinginan untuk bertobat.
B. Persiapan Jalan Keselamatan Umat Manusia
Allah, sedang menyatakan kerendahan diriNya yang tak terbatas, kebajikan dan belas kasihanNya terhadap manusia yang telah jatuh. Bahkan Ia telah memberitakan sebelumnya dan telah mempersiapkan dengan ramahNya pertobatan dan keselamatan manusia. Hal itu terlihat sekali dalam kata kataNya yang ditujukan pada Iblis di Firdaus demikian : "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya, keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya" (Kej 3:15). Ini merupakan nubuatan pertama mengenai pembaharuan dan keselamatan manusia melalui benih dan keturunan perempuan yang tak lain adalah Yesus Kristus, Putra dari Sang Perawan. Dari sinilah, maka disepanjang abad Ia telah mempersiapkan dunia untuk menerima keselamatan yang akan datang. Ia telah mempersiapkan orang orang kafir, walau melalui terang samar dari kesadaran mereka. Selanjutnya Ia telah mempersiapkan mereka melalui pendapat pendapat bijak dari para filsof kuno dan melalui pengaruh kuat dari dunia Yahudi yang telah tercerai- berai di antara bangsa bangsa yang ada di dunia.
Akan tetapi, Ia tidak hanya mempersiapkan orang orang kafir, namun juga mempersiapkan orang-orang yang mengikuti Hukum Musa dan Para nabi serta seluruh Perjanjian lama, yang telah menjadi Pengajaran menuju Kristus bagi umat Israel, sebagaimana yang Js. Paulus tekankan dalam suratnya (Gal 3:24). Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada Hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka,yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak(Gal 4:4-5). Artinya, ketika tiba waktunya, ketika kedua persiapan baik bagi orang kafir dan yahudi itu telah dilengkapi, Allah telah mengutus dari Sorga AnakNya yang telah dilahirkan dari perempuan tanpa adanya campur tangan seorang lelaki dan telah mengangkat kita sebagai anak, artinya menjadikan kita anak-anak Allah (bukan dalam artian anak secara esensi, karena anak anak Allah disini, menunjuk pada kekasih kekasih Allah), dengan demikian kita dapat menikmati buah pengangkatan ini. Peristiwa yang besar dan menyelamatkan ini, merupakan bukti penebusan manusia yang telah jatuh dan penuh dosa, melalui Penjelmaan Sang Sabda. Peristiwa ditebusnya manusia oleh Allah melalui Inkarnasi dari PutraNya ini, adalah dogma yang paling dasar dan fundamental dari Iman Kristen. Karena alasan inilah, mengapa dalam artikel kedua dan ketiga dari Pengakuan Iman Nikea dikatakan :
Aku percaya ....dan pada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah, Yang diperanakan dari Sang Bapa sebelum segala zaman. Terang yang keluar dari Terang, Allah sejati yang keluar dari Allah sejati, yang diperanakan dan bukan diciptakan, satu dzat hakekat dengan Sang Bapa, yang melaluiNya segala sesuatu diciptakan. Yang untuk kita manusia, dan untuk keselamatan kita, telah turun dari sorga, dan menjelma oleh Sang Roh Kudus, dan dari Sang Perawan Maria serta menjadi manusia.
C. Keselamatan Merupakan Aspek Kekal Pemeliharaan Allah
Aspek pemeliharaan Allah yang bersifat sementara contohnya adalah pemenuhan kebutuhan hidup manusia (udara, caha matahari, air,dan segala ciptaanNya). Sedangkan aspek pemeliharaan Allah yang bersifat kekal menyangkut kebutuhan rohani dan jiwa manusia dalam hal ini adalah keselamatan manusia yang perlu dipulihkan akibat kejatuhan manusia dari dosa. Oleh alasan inilah mengapa nilai dan harga dari pemeliharaan semacam ini tak tertandingi oleh apapun. Pemeliharaan ini dilengkapi dan diemban dalam Gereja melalui Inkarnasi Sang Putra Allah.
D. Keselamatan Sebagai Anugerah Allah & Inisiatif Aktif Allah Yang Memerlukan Respon Manusia
Karena jatuhnya manusia dari dosa bearti sudah terbentuk jurang pemisah antara manusia dengan Allah.Yang berdosa tidak muingkin menghampiri yang kudus. Siapakah yang mampu menyelamatkan dan memulihkan manusia yang jatuh dalam dosa ? Apakah malaikat ? tentu saja bukan karena mailaikat sendiri adalah ciptaan Allah. Apakah orang suci (nabi) ? tentu saja bukan karena manusia sudah jatuh dalam dosa. Apakah amal soleh manusia ? Jelas tidak mungkin, ibarat manusia itu sudah jatuh dalam lobang sumur maka harus ada seseorang yang mampu mengangkatnya. Kitab Suci menerangkan bahwa maut telah menjalar kepada semua manusia gara-gara Adam yang telah jatuh dalam dosa (Roma 5:12) dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23) dan manusia telah kehilangan kemulian Allah (Roma 3:23). Semenjak manusia pertama (Adam) Allah sudah menyatakan inisiatif keselamatan (Kej 3:15) [lihat bahasan di atas].
Hanya lewat anugerah Allah sajalah manusia bisa diselamatkan dan manusia tidak perlu membayar apapun untuk memperoleh keselamatan (Efesus 2:8-10, Roma 3:24) karena memang tak mungkin manusia menebus dirinya sendiri dan membangun untuk dirinya jembatan penghubung jurang keterpisahan antara dirinya dengan Allah. Karena cintaNya kepada manusia sebagai ciptaanNya yang termulia maka Allah mengutus Putra TunggalNya untuk melakukan karya keselamatan (Yoh 3:16).
Allah sudah berkehendak, lalu apa yang harus dilakukan manusia supaya keselamatan itu bisa sempurna diterima manusia? Manusia harus merespon dengan iman (Roma 3:28) dan mengerjakan keselamatan yaitu mengolah keselamatan dengan taat dan takut akan Allah sebagai manusia yang telah diselamatkan (Filipi 2:12-13). Sedangkan iman tanpa perbuatan adalah mati kataYakobus 2:6.
E. Keselamatan Sebagai Buah Karya Inkarnasi Sang Firman
Siapkah Yesus Kristus itu ? Dia adalah Sang Firman Allah. Firman merupakan sumber mutlak dari segala ciptaan (Yoh 1:1-3). Firman juga disebut Anak Tunggal Bapa (Yoh 1:14) karena FirmanNya adalah satu karena Allah adalah Esa. Disebut juga Anak Allah karena Firman itu "dikandung" bersama-sama Allah di dalam kedalaman hakekat DiriNya (Yoh 1:1) sejak semula dari yang terawal dan "diekspresikan keluar" [keluar bukan berarti keluar dari kontek ke-Allahan] tetapi mengambil makna dengan kata dilahirkan. Mengapa kata "dilahirkan" dan bukan "diciptakan" ? karena makna dilahirkan bearti yang dilahirkan identik sifatnya dengan yang melahirkan. Yesus Kristus bukan Allah Bapa karena Dia adalah Firman Allah yang berada dalam Allah, meskipun Dzat-hakekatNya identik dengan Sang Bapa itu sendiri (Yoh 10:30). sedangkan Bapa sendiri merupakan "Sumber" daripadaNya Ia keluar dan diperanakkan sebagai FirmanNYa (Yoh 13:28)
Firman Allah telah ber-inkarnasi menjadi daging (manusia) (Yoh 1:14) dengan maksudnya hal ini adalah memusnahkan maut dan kelapukan dosa. Firman Allah merupakan Pribadi yang tepat untuk melakukan misi ini. Bukan Allah Bapa atau Allah Roh Kudus yang menjelma menjadi daging seperti. Karena sudah jelas peran masin-masing Pribadi dalam Allah Yang Esa dalam keselamatan manusia ini. Ketiganya juga bukan Pribadi yang bercampur-baur, membingungkan. Sang Bapa berkehendak, Sang Putra menjadi daging dan menimbulkan keselamatan, Sang Roh Kudus diam dalam Gereja (umat Kristus yang diselamatkan) untuk menyempurnakan sakramen-sakramen yang menyucikan orang percaya serta membimbing Gereja untuk tetap berjalan dalam kebenaran.
Sebagai konskwensi dari inkarnasi Firman Allah inilah Kristus memiliki 2 kodrat : Illahi dan manusiawi. Yang tak bercampur-baur atau membingunggkan. Yang Illahi tetap Illahi yang manusiawi tetap manusiawi. Yang manusiawi dapat merasakan takut ketika mau disalib, capek, haus, lapar, sakit menderita ketika disalib, dapat mati supaya dengan kematianNya Dia bisa turun ke dalam kerajaan maut untuk merebut kunci alam maut, yang Illahi ditunjukkan dengan kebangkitannya dari kematian (mengalahkan maut dan mengambil kunci maut itu sendiri)
Maka jelaslah dengan inkarnasi Sang Firman (Yesus Kristus) dengan kematian-kebangkitan dan kenaikanNya ke sorga semakin membuktikan hanya Dialah pelepas manusia dari kuasa dosa dan pemulih manusia kepada kodrat aslinya yaitu diciptakan untuk hidup kekal bersama dengan Allah.
F. Tujuan akhir keselamatan
Dalam ajaran iman kristen orthodox tujuan akhir manusia yang telah diselamatkan adalah "menjadi sama seperti Dia" (I Yoh 3:2) dan "ikut ambil bagian dalam kodrat Illahi" (2 Petrus 3:2). Inilah yang disebut "pengilahian" atau "theosis".
Dalam "theosis" inilah manusia dikembalikan Allah kepada fitrahnya. Manusia tidak diciptakan untuk dihukum. Manusia diciptakan untuk hidup kekal dan suci bersama Allah dalam kekekalan. Maut atau kematian kekal bukan kodrat asli manusia. Menjadi "sama" seperti Dia itulah maknanya, hidup kekal dalam kesucian Allah dan tidak binasa oleh maut. Sama seperti Kristus dlam kemanusiaanNya mati tapi dalam ke-IllahianNya bangkit mengalahkan maut dan maut tidak berkuasa. Demikian juga berlaku pada orang yang bertobat dari dosa-dosanya, percaya dengan iman dan mengaku Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dan melakukan iman itu dengan hidup ber-gereja di mana di dalam gereja itulah sakramen-sakramen kudus telah disediakan Allah untuk menyempurnakan keselamatannya dan menguatkan kehidupan rohaninya selama di dunia yang masih banyak godaan iman. Sehingga dia boleh dibimbing menuju kesempurnaan "seperti" Dia yang adalah suci dan kekal. Perlu digarisbawahi bahwa dalam theosis ini manusia tidak menjadi atau menggantikan posisi Allah. Manusia tetap sebagai kapasistas ciptaan Allah.
REFERENSI
1. Buku Katekisasi, oleh Romo Yohanes Bambang, MTS.